Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - AMERICAN MURDER: THE FAMILY NEXT DOOR (2020)

 

Merupakan dokumenter dari kasus pembunuhan keluarga Watts yang dilakukan sang suami sekaligus ayah bernama Chris Watts. American Murder: The Family Next Door sebelumnya telah disetujui pihak keluarga korban dalam pemanfaatan arsip video yang kebanyakan diambil dari timeline facebook milik Shanann Watts selaku korban pembunuhan keluarga (familicides) yang dilakukan secara bersamaan dengan terbunuhnya kedua (ketiga, jika menghitung sang jabang bayi yang dikandung Shanann) buah hatinya, Bella Watts dan sang adik, Celestie Watts. 


Semuanya berawal dari laporan yang diajukan Nickole Atkinson, sahabat sekaligus kolega Shanann yang memanggil pihak kepolisian untuk menyelidiki kediaman Shanann yang sulit dihubungi karena ia berjanji akan mengantarnya untuk melakukan cek kandungan. Benar saja, Shannan menghilang dan rumahnya terkunci rapat dari dalam. Keputusan untuk menghubungi Chris pun kerap mengalihkannya pada sebuah alasan mengulur waktu perjalanan.


Sadar bahwa kisah tragis ini sejatinya sudah banyak terekspos dan bahkan sempat menghebohkan publik (dan sosial media), sutradara Jenny Popplewell dalam debut film panjang dokumenternya tak banyak menutupi keabsahan kisah aslinya lewat sebuat wawancara orang terkait sebagaimana umumnya film dokumenter disajikan, bermodal segala unggahan sosial media pula video CCTV pihak berwenang bahkan cuplikan berita televisi-sejatinya sudah membentuk sebagai sebuah narasi yang siap untuk ditindaklanjuti.


Dalam pemaparannya, introduksi dilakukan dengan menampilkan sebuah potret kebersamaan keluarga yang terekam kamera dan diunggah di sosial media, mudah meyakini bahwa keluarga Watts merupakan definisi dai American's idyllic family. Footage tersebut mengingatkan sebuah peristiwa yang tak terduga sebelum melangkah pada proses struktur pembunuhan berencana seorang pria yang kontras dengan sebuah dualisme berlawanan.


Dari sana pula kita dipersilahkan untuk merangkai petunjuk menghilangnya Shanann bersama dua puterinya selepas tanggal 13 Agustus setelah kepulangannya bersama Nickole Atinkson pada dini hari dalam perjalanan road trip business. Saat investigasi berlangsung, kedatangan Chris menguarkan sebuah kecurigaan yang bahkan dirasakan oleh putra Nickole, pasalnya Chris tak pernah bersikap gugup dan aneh sebagaimana biasanya, perilaku playing victim ini menggambarkan permulaan petunjuk dari sebuah alibi.


Puncaknya adalah tatkala Chris dipanggil oleh kepolisian guna dimintai keterangan. Beragam pertanyaan dilontarkan dalam tes poligraf, salah satunya adalah "Kenapa Chris tak menangisi kehilangan sang anak pula istri?" padahal secara tegas menyatakan bahwa ia menyayangi keluarganya. Dalih menyikapi situasi layaknya pria senantiasa bersikap dewasa digunakan, yang malah memperlambat keadaan dan berujung tak lolos dalam tes poligraf.


Akhirnya kebenaran diketahui. Namun, terbukanya sebuah kebenaran malah menimbulkan beragam kecaman. Ini hadir dari beberapa pihak yang membela Chris dan percaya terhadap alibi yang menyatakan bahwa Chris membunuh Shanann setelah ia memergokinya tengah mencekik kedua putrinya. Perihal situasi ini, Popplewell kurang memanfaatkan kedalaman yang membuat komentar bernada troll ini sebatas melengkapi alih-alih menjadi substansi. Setidaknya, pernyataan Frank Rzucek, ayah Shanonn, membuat ancaman tersebut mati kutu setelah menyatakan bahwa mereka terlalu mencampuri urusan keluarganya dan lupa akan kehidupan aslinya yang mestinya lebih dipentingkan. Dengarlah dan camkan ini wahai netizen julid!.


American Muder: The Family Next Door kemudian melangkah pada ranah pengadilan, di mana penghakiman atas perbuatan Chris ditumpahkan. Ditampilkan lewat sebuah rekaman langsung dalam ruangan, kita melihat korban lain dalam wujud keluarga yang ditinggalkan. Semakin mengharukan tatkala masing-masing anggota yang bersangkutan menyampaikan pidatonya yang salah satunya mempertanyakan beragam alasan mengapa ia begitu tega membunuh keluarganya. Beragam kutukan dan sumpah serapah dari pihak keluarga pun dilontarkan sembari menenangkan pikiran dan perasaan yang tak terbantahkan.


Memasuki penghujung durasi, Chris kemudian dijatuhkan hukuman seumur hidup oleh pihak berwenang karena perbuatannya melanggar sembilan pasal, yang artinya lebih dari sekedar perbuatan pembunuhan yang direncanakan. Sangat disayangkan, keterangan perihal penjatuhan hukuman ini tak begitu lengkap dijelaskan, akan lebih menarik apabila penonton mengetahui hasil autopsi pihak medis-yang mana akan lebih tebal dalam mengutuk dan membenci sosok pria yang tak punya hati dan nurani ini. Mungkin, ini dijauhi demi menghindari sebuah kesedihan dalam bentuk privasi, yang mana tampil keliru, pasalnya bukankah mengeksploitasi hal ini sudah melanggar dan mendobrak batas privasi?


Narasi seolah tersendat tatkala memasuki konklusi yang bisa tampil padat jika menambah kuota durasi dari total keseluruhan 83 menit, termasuk menjelaskan perselingkuhan Chris Watts dengan sang koleganya, Nichol Kessinger, yang tak terlalu disoroti. Ditutup oleh sebuah monolog yang menyatakan bahwa situasi serupa kerap terulang kembali di Amerika, di mana setiap pasangan atau mantan dibunuh secara terstrukur oleh seseorang bernama pria. Apakah sebutan iblis saja cukup guna menilai tindakan tersebut? Tidak. Mereka bukan iblis, melainkan RAJA IBLIS.


SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar