Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BHOOMI (2017)


Belum genap setahun pasca rilisnya Maatr dan Mom yang mengusung tema serupa. Bhoomi selaku debut come back dari Sanjay Dutt yang disutradarai oleh Omung Kumar (Sarbjit) masih memegang pakem yang sama seperti Maatr dan Mom yakni menempatkan sebuah relasi antara orang tua dan anak beserta permasalahan yang bahkan serupa. Bhoomi sebuah bukti nyata bahwa sebuah materi usang sekitar ayah-anak dan isu terkait balas dendam dapat tampil begitu fresh tanpa terkesan overly dramatic (penyakit utama di karya Omung Kumar terdahulu, Sarbjit).

Arun (Sanjay Dutt) seorang pembuat dan pemilik toko sepatu tengah bahagia tatkala ia akan mengadakan sebuah acara pernikahan sang putri semata wayang, Bhoomi (Aditi Rao Hyadari) dengan Neeraj (Sidhant Gupta). Sehari sebelum acara pernikahan Bhoomi bertemu dengan Vishal (Puru Chibber) seorang laki-laki setempat yang jatuh cinta kepada Bhoomi, tentu Bhoomi pun menolak kemudian menamparnya. Tak terima dengan perlakuan Bhoomi, Vishal kemudian menculik Bhoomi atas saran Dhauli (Sharad Kelkar) dan memperkosanya secara bergantian. Hidup Arun serta Bhoomi hancur seketika, satu-satunya untuk menebus semua yang telah terjadi yakni dengan melakukan sebuah aksi balas dendam.

Sama seperti di Sarbjit, Omung Kumar membuka guliran opening sequence-nya dengan sebuah konflik utama yang kemudian ia membelokkan kamera menuju alur flashback. Bhoomi kemudian mengajak penonton untuk mengamati keseharian antar ayah-anak, mulai dari membuat sepatu, menyisir rambut serta mewarnai jenggot dan itu semua tampil renyah disini, dimana chemistry antar ayah-anak ini begitu dekat. Turut juga difasilitasi oleh performa dari Sanjay Dutt sebagai seorang ayah yang bijaksana, serta kebolehan Aditi Rao Hyadari yang mampu menyuntikkan emosi secara all out tanpa terkesan over. "Bhoomi" seperti yang telah saya singgung tadi ia menggunakan sebuah premis yang sudah sering jamak dipakai, menempatkan sebuah relasi ayah-anak serta isu terait balas dendam. Memang premis ini bisa saja tampil monoton dan menjemukkan. tapi berkat kinerja Omung Kumar yang seolah belajar dari kesalahan terdahulunya di Sarbjit, jauh dari kesan overly dramatic dan menampilkan sebuah aksi badass dari Sanjay Dutt dan turut juga Aditi Rao Hyadari. Pergolakan emosi pun digunakan sebagai jualan utama film ini, tentunya dengan sebuah kesan meonton yang nyaman untuk diikuti.

Harus saya akui guliran action sequence di film ini tampil berani sehingga tak salah jika beberapa adegan mungkin terkena kejamnya gunting sensor, adegan balas dendam mulai dari dipermalukkan dengan tata rias make up perempuan kemudian diarak di daerah Arga, ditusuk secara perlahan hingga digusur ke rel kereta api hingga kemudian ditabrakan adalah sebuah adegan yang berani, hingga third act yang menampilkan aksi perlawanan Arun serta Bhoomi melawan Dhauli pun tampil begitu menyakitkan. tubuh tertusuk besi hingga parade darah pun tampil dilayar dan itu juga tak lepas dari bidikan kamera dari Artur Zurawski yang turut bekerja mengambil gambar tampil mewah dan memukau seperti dapat kamu lihat di ending utama film ini yang melibatkan aksi mendorong musuh dengan selendang warna-warni sebagai pemikat mata.

Musik gubahan Sachin-Jigar pun turut menemani guliran adegan sedari awal dibuka dengan lagu bertajuk "Will You Marry Me?" kemudian lagu yang mendayu-dayu serta romantis "Lag Ja Gale" dari Rahat Fateh Ali Khan. "Kho-Diya" sebagai lagu yang penuh emosi hingga "Trippy Trippy" yang menampilkan Sunny Leone di items songs. Bukannya tanpa kekurangan, Bhoomi sedari awal tampil predictable, alhasil twist selaku daya kejut pun tak begitu mengejutkan, serta beberapa kekurangan yang urung digali lebih dalam seperti kasus di sebuah pengadilan misalnya, hingga sindiran untuk pihak kepolisian yang sering lalai dalam menjalankan tugas dan lebih memilih menonton pertandingan M.S. Dhoni pun kurang mengena, serta kebodohan terkait kenapa aksi balas dendam Arun tal begitu terendus oleh pihak kepolisian pun tampil ambigu. Untungnya saya dapat maafkan kesalahan itu semua, toh "Bhoomi" tampil begitu konsisten sedari awal meski beberapa premis urung untuk dieksplorasi lebih dalam hingga menampilan performa yang kuat dari para cast dan suntikkan emosi yang menawan. Setidaknya, "Bhoomi" adalah sebuah premis sampah yang dapat di daur ulang sehingga menjadi tontonan yang mengasyikkan.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar