Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW : THE JUNGLE (2013)


Mengangkat sebuah formula "found footage" memang sangat menarik untuk dikulik, ya, lewat penggunaan kamera found footage, seolah-olah kita tak menyaksikan sebuah film, melainkan sebuah rekaman dalam bentuk video yang terlihat real, memang banyak sekali film hollywood yang menggunakan formula "found footage" yang sukses di box office maupun pasaran, sebut saja franchise Paranormal Activity dan film Chronichle. The Jungle, film asal negeri opera house, Australia, mencoba peruntungannya dengan menggunakan formula yang sama, dengan harapan mengekor kesuksesan film sebelumnya.

Larry Black (Rupert Reid) seorang yang bekerja di bidang dokumenter, tengah melakukan konservasi terhadap keberadaan macan tutul di sebuah hutan di daerah Jawa Barat, Indonesia. Ia dibantu oleh Ben, saudaranya dan dua orang warga Indonesia, Budi (Agoes Widjaya Soedjarwo) dan Adi (Igusti Budianthika) sebagai penunjuk jalan. Niat melakukan konservasi, sekelompok orang ini malah terjerumus ke dalam sebuah jurang yang membahayakan nyawa mereka.

Hal yang menarik dari The Jungle tentunya lokasi shootingnya yang full di hutan Indonesia, tepatnya di hutan daerah Jawa Barat. Suatu kehormatan tersendiri bagi saya untuk menyaksikan hutan Indonesia lewat sebuah film yang di garap oleh sineas asing. Ya, Andrew Traucki selaku penulis dan sutradara yang pernah menyutradarai film The Reef (2010) dan Black Water (2008) berhasil menampilkan sebuah view yang keren, dengan mengangkat kultur budaya Indonesia, seperti memasukan dukun, kepercayaan masyarakat tentang tahayul, serta kehidupan masyarakat, dan yang paling berkesan adalah Traucki menyentil para pemburu liar dan ilegal lewat film ini. Untuk para pemburu liar dan ilegal di nusantara malu dong sama orang asing....

The Jungle, YES di View, namun NO di penggarapan dan script. Traucki rupanya masih kekeh memakai ciri khasnya seperti di film sebelumnya, lama membangun sebuah konflik. Ya, memang Traucki rupanya berlarut-larut dalam imajinasinya untuk menciptakan sebuah film yang berkualitas namun hasilnya memprihatinkan.Ya memang kesalahan fatal yang dilakukan Traucki ini memang menghambat jalan film ini dan juga animo penonton. Penonton dibuat kesal oleh Traucki untuk "menunggu moment yang ditunggu" datang, dan Traucki juga sulit menampilkan sebuah koneksi agar penonton dapat terikat oleh empati dan emosi karakter. Sekali lagi, Traucki kurang menggali karakter yang sebenarnya berpotensi untuk menampilkan sebuah estimasi sekaligus mengaduk emosi penonton, dan akhirnya menimbulkan empati.

Memang sulit untuk mengekor Paranormal Activity yang menggunakan formula sama. The Jungle masih jauh di ujung pena dengan penggarapan yang asal-asalan dan kekurangan sana-sini yang dihasilkan lewat imajinasi Traucki yang terlalu tinggi sehingga sulit untuk bangun yang mengakibatkan film ini bak mimpi buruk.

Memasukan sebuah "dedemit" asal Indonesia seharusnya menjadi sebuah tonggak yang mudah bagi Traucki, ya gampang saja untuk membuat sebuah film horor, tak perlu mengekor apa yang digunakan film yang sukses, cukup menggunakan formula klasik, dengan teknik jump scare yang menakutkan serta sound klasik yang membuat bulu kuduk berdiri, namun kesalahan besar telah dilakukan Traucki lewat mimpi nya yang ketinggian dan ujungnya harus dibangunkan.

Overall, The Jungle, sebuah film horor yang menggunakan formula found footage dengan memasukan kultur dan budaya Nusantara, yang digarap sedemikian memprihatinkan oleh Andrew Traucki.



SCORE : 2/5

Posting Komentar

0 Komentar