Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW : PALASIK (2015)



Palasik atau pelesit merupakan cerita hantu asal Minangkabau. Palasik adalah sebuah ilmu hitam agar panjang umur, mendapatkan kekayaan dan jabatan. Hantu palasik berupa kepala yang melayang, makanan palasik sendiri adalah janin bayi dalam kandungan. Ilmu palasik juga merupakan ilmu turun menurun.

Mengangkat sebuah sebuah urban legend dari sebuah daerah menjadi daya tarik tersendiri untuk sebuah film, pastinya yang diharapkan penonton akan sebuah urban legend adalah sebuah sajian yang menarik untuk disaksikan juga keinginan tahuan penonton terhadap
sebuah film urban legend pasti akan menaruh ekspetasi yang tinggi, namun apakah film palasik akan sesuai dengan keinginan penonton?

Mengangkat urban legend yang beredar dimasyarakat tentang palasik pastinya sudah menjadi formula untuk sebuah film, dan tugas sang sutradara adalah untuk menggambarkan secara gamblang apa formula film ini sebenarnya, dan tentunya menambahkan cerita yang menarik untuk disimak dan menambahkan unsur-unsur penting yang berkaitan dengan palasik. Tapi sepertinya yang dilakukan sang sutradara, Dedy Mercy sepertinya salah arah dan tak memanfaatkan formula film ini, sang sutradara seolah-olah hanya meraba-raba dalam menggarap, padahal jika sang sutradara memanfaatkan formula film ini, film ini akan terasa keren.

Kesalahan-kesalahan juga tak luput dilakukan sang sutradara, misalnya menambahkan unsur comedy yang garing lewat peran hansip yang dimainkan Daus Separo, yang justru membuat film ini semakin buruk, sehingga akhirnya berdampak pada ending film ini yang dipaksakan. Juga sejumlah pemain sepertinya kurang menghayati perannya, sebut saja Joe Richard sebagai suami Siti Badriah sangat over acting, juga Siti Badriah menurut saya lumayanlah aura ibu hamil yang dimainkannya terasa, meskipun terkesan over acting dalam beberapa scene, Yati Surachman sebagai hantu palasik menurut saya yang keren, aura misteriusnya dapet, lalu ada Afiyah Shahab sebagai seorang anak yang nantinya jadi Ratu Palasik terkesan masih datar, tapi menjelang ending perannya mulai terasa hidup.
Film dibuka dengan seorang ibu yang melahirkan lalu dikejar kerumunan masyarakat, karna dianggap memiliki ilmu palasik, masyarakat hendak membunuh anak yang baru saja dilahirkannya karna kelak akan menjadi ratu palasik. Namun, anak tersebut di bawa lari oleh sang dukun beranak, Mak Item (Yati Surachman), sang ibu lalu dibakar, dan sang dukun beranak akan membalaskan dendamnya lewat perantara sang anak.

8 tahun kemudian, Eva (Afiyah Shahab) yang tak lain adalah anak yang dititipkan mak item, kepada keluarga Effendi (Siti Badriah, 703 Richard) karena sang istri belum mempunyai anak. Sang istri akhirnya mengandung, ia kesulitan mencari pembantu, karena sang pembantu yang bekerja dirumahnya tidak kuat bekerja disana. Akhirnya Mak Item bekerja disana sebagai pembantu. Teror pun dimulai, hantu palasik mulai mencari mangsa para ibu hamil, lalu apakah ibu Effendi akan menjadi korban?

Script film ini begitu lemah, predictable. Banyaknya pemain yang menghiasi layar sebagai korban palasik justru membuat film ini terkesan biasa dan sudah menjadi ciri khas film horor. Hantu film ini lumayanlah, ya meskipun efek nya masih standard, tapi cukup lah karena kini film indonesia khususnya horor, telah sedikit demi sedikit melepas image sexy para pemain.

SCORE : 1/5

Posting Komentar

0 Komentar