Umumnya, komedi garapan Anees Bazmee (Welcome, Welcome Back, Mubarakan) sebatas mengandalkan keabsurd-an dan kekonyolan para tokohnya yang kemudian dilipatgandakan. Pagalpanti yang dalam bahasa Indonesia berarti kegilaan adalah formula serupa kesukaan Bazmee dengan segala ciri khas utamanya, memantapkan filmnya masuk predikat just an another Bazmee's comedy-yang tak jauh beda dengan karya sang sutradara sebelumnya.
Tiga sahabat dekat: Raj Kishore (John Abraham), Junky (Arshad Warshi) dan Chandu (Pulkit Samrat) selalu diikuti nasib buruk yang gemar menimpanya. Ketiganya membuka sebuah usaha kembang api-yang tak sampai berjalan satu hari hancur dilahap api. Demi mencari jalan keluar pula melanjutkan bisnisnya kembali, upaya penipuan pun dilakukan. Target utamanya adalah Sanjana (Ileana D'Cruz), kekasih Raj yang mereka peras kekayaannya guna membuka bisnis pengiriman paket barang berharga.
Paket pertama yakni berupa mobil sport yang dipesan oleh seorang milyuner, Raja Sahab (Saurab Shukla) dan keponakannya, WiFi Bhai (Anil Kapoor) sebagai hadiah ulang tahun putri semata wayangnya, Jhanvi (Kriti Kharbanda). Akibat keteledoran pula nasib buruk yang sering mengikuti, mobil mewah dan mahal itu pun hancur ketika diturunkan. Kemarahan Raja dan WiFi membuat ketiganya terjebak dalam situasi pelik. Raja menjadikan ketiganya sebagai kelinci percobaan orang yang hendak mencelakainya, tindakan itu disetujui kala seorang peramal mengungkap nasib buruk Raj Kishore.
Hukuman Raja Sahab-membawa ketiganya menghadapi bahaya maut (makanan berisi racun, mobil yang siap meledak) yang dijadikan materi komedi utama filmnya. Saya memang tak bisa mengukur tingkat tawa seseorang-karena pada dasarnya komedi bersifat relatif. Namun, apa yang ditampilkan Pagalpanti urung mengusik saraf tawa untuk sekedar tersenyum setelahnya. Singkatnya, komedi yang dihasilkan gagal mencapai sasaran.
Lawakannya amat usang, Anees Bazme yang turut menulis naskahnya bersama Rajiv Kaul dan Praful Parekh menitikberatkan komedinya pada sebuah situasi sarat kekacauan-di mana kekonyolan kerap dimunculkan. Semakin menjemukan kala pengulangan kerap dilakukan. Mudah menebak komedi (tak lucu) miliknya bermuara. Ini tak menjadi persoalan-melainkan pengadeganan canggung kerap melekat pekat bersamanya.
Jangan harapkan pengisahan solid-karena Pagalpanti adalah murni sebuah komedi dengan tujuan memberikan sebuah hiburan. Tujuan utamanya tak terselesaikan secara sempurna kala Pagalpanti terlampau percaya diri menjadikan guyon miliknya selucu yang diharapkan. Sayang, ekspetasi sering enggan berjalan beriringan dengan realita-yang kemudian membawa filmnya pada sebuah ketidakjelasan.
Pagalpanti sejatinya seperti kumpulan sketsa yang dirajut paksa guna membentuk sebuah cerita. Pengisahan terkait eksistensi Tulli (Zakir Hussain) dan Bulli (Ashok Samarath) yang merupakan rival abadi Raja-WiFi selalu mengusik ketenangan dan menebar ancaman. Pengenalan karakternya dibuka secara paksa-yang untungnya dapat diterima kala Bazmee menempatkan keduanya pada sebuah adegan yang melibatkan "lem instan" yang menjadi komedi terbaik (jika tak ingin disebut satu-satunya) yang efektif menyulut tawa meski kehadirannya telat tampil membara.
Tak ingin menjadikan filmnya hampa, Bazmee kemudian menampilkan sebuah sindiran atau kritisi terhadap salah satu buron kriminal kelas kakap India yang terkenal-lewat karakter Niraj Modi (dimainkan oleh Inaamulhaq, karakternya merupakan plesetan nama Nirav Modi), sementara Urvashi Rautela sebagai Kavya, kembali memerankan karakter serupa yang dimainkannya di Great Grand Masti (2016) selain sebagai perwakilan korban penipuan.
Konklusi yang seharusnya menjadi puncak kegilaan filmnya terusik oleh rentetan pesan patriorisme (jika enggan disebut aksi ceramah) paksa yang nihil sebuah koherensi. Jika ini dijadikan sebuah twist utama, filmnya gagal memenuhi standar pembangunan kala sama sekali tak ditemukan sebuah penanaman sebelumnya. Pagalpanti memang berarti gila, namun tak seharusnya kegilaan (dan kengawuran) diterapkan oleh para pembuatnya.
SCORE : 1.5/5
0 Komentar