Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

KOKI-KOKI CILIK 2 (2019)

Sejenak, Koki-Koki Cilik 2 adalah bagai usaha pemanfaatan kesuksesan film pertamanya yang berhasil mengumpulkan pundi-pundi finansial yang terbilang lumayan-hinga rumah produksi MNC Pictures pun sanggup memberikan lampu hijau atas sekuelnya-yang kini dipindahkan ke tangan Viva Westi (Rayya, Cahaya di Atas Cahaya, Jendral Soedirman, Toko Barang Mantan) pasca terlepas dari Ifa Isfansyah-yang menghadirkan tawa pula kelezatan masakan di film pertama.
 
 
Mengambil selang dua tahun pasca kejadian di film pertama, Bima (Farras Fatik), Melly (Alifa Lubis), Alva (Ali Fikry), Kevin (Marcello Mahesa), Niki (Clarice Cutie) dan Key (Romaria Simbolon) berniat untuk bereuni dan mengunjungi Cooking Camp. Kedatangan mereka lantas menimbulkan sebuah kejutan kala lahan Cooking Camp kini sudah tak terawat lagi, pun demikian dengan Chef Grant (Ringgo Agus Rahman) yang tak sudah bersemangat lagi dan memilih menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan.
 
 
Penyebabnya adalah komentar bernada miring yang dilakukan Evan (Christian Sugiono), mantan chef sekaligus pemilik restoran ternama-yang lebih dikenal masyarakat dan membuat mereka enggan untuk mendaftarkan sang anak untuk berkompetisi. Tentu, Bima dkk. tak tinggal diam, mereka bersatu untuk mengembalikan Cooking Camp yang memilik tempat istimewa di hati mereka.
 
 
Naskah garapan Vera Varidia (Surat Cinta Untuk Kartini, Me Vs Mami, Koki-Koki Cilik) memang tak menampilkan ragam masak-memasak layaknya film pertama yang sanggup menggugah selera, kehadirannya sedikit tersampingkan dan memilih fokus utama berada pada lajur drama. Hingga kedatangan Adit (M. Ahdiyat) yang datang bersama sang tante, Adel (Kimberly Ryder) yang semula untuk mendaftar-menyulut sebuah ide usaha food truck lewat sandwich-nya yang memanjakan lidah dan mengubah perspektif Bima dkk. yang semula menganggap Adit arogan dan sombong.
 
 
Memang, sangat disayangkan kala kita mengenal dan berjuang bersama Bima di film pertama-kehadirannya kali ini tak lantas dijadikan sebagai fokus utama. Naskahnya mayoritas menyoroti Adit yang memiliki talenta luar biasa dalam memasak, namun tak demikian dengan hidupnya yang penuh dengan problema. Adit adalah korban perundungan pula sosok yang kurang kasih sayang, terlebih dari sang ayah yang kerap memandang kemampuannya sebelah mata dan tak seberapa.
 
 
Dari sini, Koki-Koki Cilik 2 mengambil sebuah jalan baru berupa memberikan kebahagiaan ditengah unsur utama berupa memasak yang masih dipertahankan. Dramanya sendiri berjalan rapi, terlebih kala penonton diajak menyelami kehidupan Adit-yang tak mungkin jika tak tersentuh dengan kisahnya-yang kemudian berujung memberikan sebuah simpati kepadanya. Meski berbeda jalur, Koki-Koki Cilik 2 masih sebuah tontonan yang mampu menyalurkan rasa.
 
 
Terdapat sebuah titik balik bagi karakter Adit-yang juga dapat dipetik pelajarannya, kala Adit tak terima masakannya dikritik sang pembeli. Adit yang marah besar ditenangkan oleh Adel lewat sebuah kata sederhana-namun memilik makna yang besar. Kalimat "Adit anak baik" begitu menggetarkan hati, terlebih ketika aura keibuan seorang Kimberly tercurah di dalamnya.
 
 
Tanpa mengeliminasi unsur bersenang-senang, Viva Westi menyuntikan beberapa elemen komedi yang mampu menghadirkan gelak tawa berlebih. Itu sejatinya hadir lewat dialog yang dihantarkan secara natural oleh para pelakon cilik yang seperti kita lihat di trailer-nya senyum simpul setidaknya di dapat. Kredit lebih patut diberikan kepada Alifa Lubis yang memerankan seorang anak (sok) dewasa lewat ucapan dan tindakannya.
 
 
Memasuki third-act, Koki-Koki Cilik 2 menampilkan dua kejutan. Kejutan pertama sangat mudah di prediksi, sementara kejutan kedua-meski tampil mengejutkan, bermasalah dalam penuturannya. Apakah ini mengurangi sebuah kenikmatan? Jawabannya Tidak. Biarpun bermasalah, Koki-Koki Cilik 2 tak lantas sampai kehilangan arah-yang mana penerapannya bisa diterima mengingat ini adalah sajian ringan yang ditujukan untuk para penonton anak-yang berpotensi membuat mereka terpuaskan pasca menontonnya.
 
 
Pun, untuk penonton dewasa, terlebih orang tua, Koki-Koki Cilik 2 memberikan sebuah pesan penting mengenai pesan anti-bullying-yang meski pesannya berjalan di permukaan-dapat dengan mudah di simpulkan. Terlebih, tindak perundungan selain menimbulkan luka, berpotensi menghadirkan sebuah dendan ketika dewasa-yang sebagaimana film ini tunjukan kebenarannya.
 
 
Keberhasilan lain dari Koki-Koki Cilik 2 adalah eksekusi yang tak lantas mendramatisasi. Viva Westi menganggap penontonnya sudah pintar, hingga kala ia menghadirkan sebuah pelukan hangat ataupun sebuah pembicaraan kejujuran, dampaknya begitu besar. Tak ketinggalan turut diterapkan "ritual transfer energi" yang memberikan sebuah kebahagiaan tersendiri di tengah sebuah kepedulian untuk berbagi. Keseluruhan Koki-Koki Cilik 2 mengamini anggapan tersebut.
 
 
SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar