Diangkat dari tulisan
Wattpad-yang kemudian dijadikan novel oleh Asri Aci, MeloDylan tampil serupa
film romansa putih abu-abu kebanyakan, mengetengahkan romansa (sok) dewasa-yang
menurut remaja kebanyakan adalah sebuah romansa kompleks. Dalam MeloDylan, bukan
cinta segitiga-yang ditawarkan, melainkan kisah cinta segiempat.
Melody (Aisyah Aqilah)
seorang anak baru, menyulut kehebohan seisi sekolah pasca sebuah kabar
menyatakan bahwa ia diantar pulang oleh Dylan (Devano Danendra), si cowok
populer sekaligus idola para wanita. Sayang, si pria hanya mencintai Bella (Zoe
Abbas Jackson) teman masa kecilnya yang sakit-sakitan. Di sisi lain, Bella
sudah lama memendam perasaan terhadap Fathur (Angga Yunanda), si cowok
berkacamata yang rupanya mencintai Melody.
Selanjutnya, MeloDylan
bergerak pada sebuah perjuangan karakternya menghadapi cinta bertepuk sebelah
tangan. Romansanya tampil episodik, di mana naskah garapan Endik Koeswoyo (Me
& You vs The World, Erau Kota Raja) bak kepingan halaman novel, mempersentasikan
semuanya tanpa memilah sisi subtansial, alhasil terjadilah perpindahan adegan
kasar nan tak beraturan.
MeloDylan juga
mengetengahkan soal “move on”. Mulai dari Melody yang dikhianati sang pacar,
pula Dylan yang merasa cintanya tak berbalas. Naskahnya lalai menjabarkan
sebuah proses, mengingat move on sendiri membutuhkan proses. Alhasil kala Dylan
mengaku mencintai Melody di depan Bella menimbulkan sebuah pertanyaan terkait
alasan mengapa ia mencintai Melody begitu cepat di tengah cintanya terhadap Bella
yang sudah tertanam hebat? Apakah ada kriteria-yang membuatnya mendadak luluh?
Saya tak menemukan alasan yang pasti selain mereka masing-masing memiliki wajah
cantik dan rupawan.
Aisyah Aqilah tampil
dengan meminjam gaya Shandy Aulia di Eifell...I’m in Love, di mana sang aktris
mulus memamerkan gaya manja nan keras kepala. Sebuah prestasi lebih yang urung
saya temukan di diri sang lawan main, Devano Danendra-yang tampil kaku, bingung
kala dituntut memerankan pria cuek idola remaja. Romansa keduanya pun tampil
hambar, nihil sebuah chemistry menawan akibat kurangnya sebuah ikatan.
Setidaknya, saya lebih
suka menyaksikan romantika Anna (Yasmin Napper) dan little prince-nya, Angga
(Indra Jegel)-yang meski tampil lebay, tapi sukses menghibur perasaan. Pun,
demikian dengan sentuhan komedinya yang tampil mengungguli aspek romansa. Di
mana nama seperti Erick Estrada (memerankan karakter Mukidi untuk kedua kali)
bersama Arief Didu tampil mengocok perut berkat lawakan garing-yang tampil
disengaja oleh Fajar Nugros (Yowis Ben, Yowis Ben 2).
Menuju konklusi, MeloDylan
bergerak menambahkan konflik-yang tampil disepelekan kalau bukan karena sebatas
memantik. Ya, kala sentuhan komedi ditiadakan, Fajar seolah kebingungan
membungkus pengadeganan. Apa susahnya bagi Dylan untuk berpamitan kepada
Melody? Keputusan sepele ini tak memiliki urgensi lebih selain menambahkan
bobot tak perlu. Hingga kala MeloDylan ditutup lewat tindakan dewasa, saya sama
sekali tak merasakan adanya sebuah sense of urgency lebih selain kenyataan
filmnya gagal menyajikan romantika memikat berkat ketiadaan waktu lebih para
protagonisnya.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar