Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

KESEMPATAN KEDUDA (2018)

Mungkin banyak yang memandang sebelah mata Kesempatan Keduda, pasca gimmick "duda" yang Raffi Ahmad gunakan di acara stasiun televisi demi menaikkan karyanya, pun melihat ia berperan sebagai pemain utama di bawah bendera RA Pictures miliknya, semuanya semakin berlipat ganda. Saya pun awalnya demikian, itu terjadi kala saya tak melihat nama sutradara yang duduk menukangi film ini. Ialah Awi Suryadi (Badoet, Danur Universe) yang turut serta menulis naskahnya bernama Khalid Kashogi (Badoet, Reuni Z) yang memiliki beberapa karya yang cukup baik. Pasca menengok keseluruhan filmnya, Kesempatan Keduda bukanlah film yang masuk jajaran produksi RA Pictures kebanyakan, meski penuh dengan setumpuk kekurangan, di sana ada sedikit sensitivitas pesan pula hiburan.
 
 
Abi (Raffi Ahmad) dan Ken (Zizan Razak) adalah dua sahabat yang dipertemukan kembali di sebuah pengadilan. Keduanya sama-sama tengah menjalani proses perceraian. Meskipun di rundung rasa sedih, status duda memberikan kesempatan kedua bagi mereka untuk memulai kembali kehidupan yang tanpa kekangan. Abi memutuskan untuk membuka cafe dan merintis usahanya, sedangkan Ken berusaha menekuni kembali dunia keartisan. Namun, menapaki kembali kehidupan tak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Bisnis cafe Abi sepi, sedangkan tawaran iklan tak kunjung hadir, kecuali sebuah iklan obat pencahar yang di tolak mentah-mentah oleh Ken.
 
 
Suatu hari, Syafa (Cut Meyriska) puteri seorang produser ternama (Diky Chandra) datang bersama sang sahabat, Dianti (Marsha Aruan) sang penggemar drama Korea. Keduanya tengah di rundung masalah, dari sinilah muncul niatan licik Ken guna menyelesaikan masalahnya dengan Abi.
 
 
Niatan licik Ken yang gagal memantik simpati (cenderung merugikan pula menjengkelkan) yang akan memantik konflik baru bersama Abi. Ken yang tak menjelaskan akal bulusnya kepada Abi membuat filmnya justru makin tersungkur. Bukan karena sebuah kesalahan yang fatal, melainkan ketiadaan tujuan yang jelas selain akhirnya kepincut kepada Syafa. Hal itu hanya di sampaikan menjelang akhir yang mana sebuah bentuk malas dari tuturan naskah yang kurang tergali lebih dalam lagi.
 
 
Sementara itu, Abi diam-diam mendekati Dianti. Keduanya sama-sama menaruh rasa yang berkat kepiawaian Marsha Aruan romantika mereka berjalan cukup menggemaskan. Abi yang di mainkan oleh Raffi Ahmad gagal memberikan sebuah sensibilitas terhadap karakter Abi yang mencoba membenahi hidup, merekatkan kembali kepingan-kepingan kebahagiaan bersama sang puteri tercinta (Aqilla Herby). Andai saja semua itu tak terganggu oleh sentuhan buddy comedy yang menghalangi pencapaian sebuah eksekusi.
 
 
Ya, ketimbang menjelaskan pula membenahi masalah masing-masing, Kesempatan Keduda gemar membuang waktu menghasilkan sebuah buddy comedy yang suka sekali membuat senyum merekah. Meski di satu waktu, komedinya kadang tepat sasaran. Ketiadaan plot yang mengisi penceritaan di tengah pemandangan indah yang di tangkap menciptakan kelemahan tersendiri. Apalagi, kehadiran Bastian Steel sebagai mantan Syafa yang menyebalkan membuat mood makin suram.
 
 
Untungnya, konklusinya tampil cukup mengesankan kala Awi menunjukkan kepekaannya dalam membuat sebuah reka ulang drama Korea bertajuk Oh My Venus (2015). Momen itu berjalan manis karena Awi tak berusaha keras menjadikannya tampil romantis dengan menyuntikkan unsur humor pula dialog sederhana. Andai saja Kesempatan Keduda memilih konsisten bertahan di unsur kekeluargaan pula drama seputar memperbaiki kehidupan semuanya akan berjalan seperti semestinya ketimbang harus membuang waktu memasukkan unsur buddy comedy yang tak berarti.
 
 
SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar