Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

MISSING (2018)

Kunci utama dalam sebuah film thriller yang di dalamnya menggiring penonton masuk serta ke dalam cerita guna memunculkan sebuah twist adalah tetap jaga rapat-rapat kejutan tersebut, cukup dengan beberapa benih petunjuk yang jangan diungkap sejak awal. Kasus yang menimpa Missing adalah demikian, penonton sudah di beri celah mengenai twist akhir yang sudah di ungkap sejak awal. Tidak berakibat fatal memang, melainkan menurunkan sebuah tensi kala konklusi ditunjukkan yang mana mengurangi sebuah kenikmatan pula efek dari hasil akhirnya.
 
 
Di sutradarai oleh seorang debutan, Mukul Abhyankar (turut merangkap sebagai penulis naskah), Missing mempertemukan kembali pasangan Tabu bersama Manoj Bajpayee pasca terakhir terlihat bersama di Ghaath (2000). Premisnya sendiri mengenai sepasang suami-istri, Sushant Dubey (Manoj Bajpayee) dan Aparna Dubey (Tabu) yang menginap di sebuah resort di tepi pantai di Mauritus bersama dengan puteri mereka yang bernama Titli yang masih berusia 3 tahun yang kala itu tengah mengalami deman tinggi. Pasca menghabiskan waktu bercumbu bersama, Aparna mendapati Titli hilang tanpa jejak yang memaksa Polisi Mauritus, Ramkhilawan Buddu (Annu Kapoor) turut menginvestigasi kasus tersebut.
 
 
Hilangnya Titli menjadi poros utama cerita ini, di mana para karakter yang di interogasi menyimpan setumpuk informasi pula kecurigaan tersendiri. Mukul Abhyanakar sendiri sejatinya cukup piawai memainkan tensi-pula paham betul bagaimana membuat situasi semakin mencekam. Di temani musik gubahan M. M. Kreem yang memberikan sebuah ketegangan tersendiri kala satu-persatu rahasia mulai tersibak.
 
 
Kita tahu, dalam film sejenis ini, setiap karakter menyimpan agenda masing-masing. Dari mulai perselingkuhan, kondisi mental, hingga kebohongan kerap di mainkan yang mana membuat sang Polisi kian membingungkan. Pun, Missing sukses melakukan hal demikian-meski untuk saya pribadi ini tak lebih dari pola pengulangan film bertema serupa. Mukul Abhyanakar tahu betul bagaimana menyulut konflik pula memecahkan atensi penonton, tetapi beliau tak paham betul bagaimana menempatkan setumpuk ide tersebut yang membuat "kelokan" filmnya hanya sebatas berjalan sambil lalu.
 
 
Terlebih, seperti yang telah saya singgung, kecerobohan yang ia lakukan adalah merusak esensi twist itu sendiri yang memberikan sebuah tease terburu-buru. Untungnya Tabu beserta Manoj Bajpayee pula Annu Kapoor mampu memberikan sebuah barter kalimat yang jauh dari kata membosankan, memberikan sedikit kekuatan guna penonton terjaga lewat performa mereka.
 
 
Keputusan untuk memasukkan unsur gore memang di rasa tanggung. Namun, saya tak berbohong perihal penangkapan kamera yang digunakan Sudeep Chatterjee yang kerap memasukan mise-en-scene pun membidik adegan seperti menaiki atau menuruni tangga terlihat begitu layak (baca: indah) yang sejatinya urung dimiliki filmnya secara keseluruhan.
 
 
SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar