Sekuel dari Robot a.ka Enthiran (2010) ini memberikan sebuah hukum kausalitas perihal penggunaan teknologi (baca: ponsel) dalam skala yang terus-menerus ditingkatkan. Ya, benar, teknologi memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan pula komunikasi. Namun, menilik sebuah kata "sesuatu yang terlalu berlebihan itu tidaklah baik" memang benar adanya, di balik itu semua ada makhluk yang tersiksa berkat pemanfaatannya. Dari sini, 2.0 garapan Shankar S (Enthiran, I) memberikan sebuah "warning" perihal penggunaan teknologi sesuai kecukupan dan memberikan ganjaran bagi mereka yang "mendewakan" teknologi di atas kepentingan diri sendiri pula keseluruhan.
Itulah yang membuat sebuah ponsel tiba-tiba terbang secara massal di Chennai, menimbulkan sebuah kekacauan pula setumpuk tanda tanya perihal adanya sebuah ancaman. Berdasar kejadian tersebut, Menteri Dalam Negeri, Vijay Kumar (Adil Hussain) memanggil Dr. Vaseegaran (Rajinikanth) dalam sebuah rapat. Dr. Vaseegaran menyebut bahwa kejadian tersebut sudah melampaui sains konvensional, hingga diputuskanlah sebuah ide perihal membangkitkan kembali robot Chitti yang ia bongkar pada tahun 2010 guna menyikapi kejadian yang di sebut "kekuatan kelima" ini.
Pada awalnya, membangkitkan Chitti menimbulkan sebuah resiko tersendiri-yang sulit untuk disetujui kehadirannya. Namun, melihat kejadian yang semakin kacau, disetujuilah opini tersebut. Dari sini, Dr. Vaseegaran bersama Nila (Amy Jackson) robot humanoid sebagai asistennya berjuang sekali lagi menyelamatkan dunia dari kekacauan yang ditimbulkan Pakshi Prajan (Akshay Kumar), seorang ilmuwan yang menjadi korban dari kekejaman teknologi dan dikuasai aura negatif.
2.0 yang ditulis naskahnya oleh Shankar S tak lebih dari pengulangan sebuah film bertemakan serupa. Hal yang harus diapresiasi dari naskahnya adalah ia memberikan sebuah motivasi yang jelas mengenai sebuah kejadiannya, terlebih kala ia memberikan elaborasi lebih terkait karakter Pakshi Rajan yang membuat segala kemurkaannya tak bisa dibenarkan, namun dapat dipahami.
Sisanya adalah sebuah spectacle masif berupa pertempuran robot Chitti melawan robot berbentuk burung dari Pakshi. Pertempurannya medioker, meski di satu sisi terlihat jelas ambisi Shankar dalam menginginkan sebuah tontonan berkelas blockbuster yang justru harus di rusak dengan penggunaan visual effect yang terlihat kasar. Makin kontras, kala sudut kamera mengambil gambar secara close-up.
Namun, saya tak bisa menyangkal kala saya menikmati adegan pertempurannya. Terlebih kemunculan sosok burung untuk pertama kali, menghancurkan gedung sambil memporak-porandakan masaa berhasil mengunci atensi saya. Itu mengingatkan saya pada klimaks film Transformer: Dark of the Moon (2011).
Rajinikanth bermain baik seperti biasanya, terlebih kala ia dituntut memerankan 3 karakter sekaligus. Amy Jackson tak lebih dari sidekick pula love interest dari robot Chitti. Sementara Akhsay Kumar berhasil memainkan karakter Pakshi Rajan, namun tidak kala ia berada dalam balutan visual effect. Meskipun demikian, scary imageries sang aktor masih terasa.
Alhasil, 2.0 adalah sebuah tontonan yang memuaskan berkat sebuah relevansi dunia teknologi terhadap kehidupan. Ini bak sebuah peringatan universal terkait menjaga keselamatan bumi pula mengurangi radiasi. Pesannya dapat diterima. Meski sangat disayangkan pertempurannya berjalan medioker, terlebih dengan pemanfaatan visual effect yang kentara begitu kasar. Untungnya, musik gubahan A. R. Rahman selalu setia membangkitkan.
Verdict:
Terdapat satu post-credits scene yang mengisyaratkan sebuah jembatan penghubung ke 3.0
SCORE : 3/5
0 Komentar