Selain
menampilkan wujud hantu yang kerap muncul dan menampakan diri, salah
satu trik lain dari para filmmaker selain opsi diatas adalah dengan
membangun tensi tingkat kengerian yang intens, salah satunya dengan
menggunakan karakter sebagai objek guna membangun sisi kengerian lewat
sisi psikologis karakter. Memang bukanlah trik yang baru, "The Babadook"
dan "Under The Shadow" mencontohkan hal
itu yang kemudian berakhir mengesankan. Hendak mengikuti kesuksesan
kedua film tersebut, tak ayal menjadi daya tarik bagi "The Promise"
untuk mengekor trik dan kesuksesan tersebut. Hasilnya?
Akibat kecelakaan yang turut menewaskan adiknya, Wanda (Dara The Virgin)
mengalami kelumpuhan yang membuatnya harus memakai kursi roda, kegiatan
Wanda sebelum tidur ialah mendengarkan cerita misteri yang dikirimkan
oleh para pendengar dan disiarkan on-air oleh sahabat sekaligus
tetangganya, Riri (Mita The Virgin), ia juga kerap menulis cerita
misteri guna dibacakan di radio, namun sayangnya tulisannya sering
ditolak. Wanda tinggal bersama seorang suster bernama Tesa (Tishta
Nurma) sementara orang tuanya bekerja di Belanda. Wanda yang bertetangga
dengan Riri seringkali melihat Riri berselisih dengan tantenya (Tina
Astari Sunardi) akibat dilarang berpacaran dengan Dimas (Ferly Putra)
yang menurutnya seorang Playboy. Lalu dimana letak kisah horror film ini?
Wanda kerap bermimpi dan sering dihantui kesalahan akibat menewaskan
adiknya yang kemudian membuat Wanda di diagnosis mengidap Bipolar
Disorder karena traumatic yang terjadi pada mimpinya.
Setelah kamu membaca sinopsis diatas mungkin timbul sebuah keraguan, ya,
saya pun demikian tatkala mendapati naskah garapan Alim Sudio yang
begitu pintar membangun cerita yang kaya akan cabang dan mencoba tampil
so-coll mengekor "The Babadook" dan "Under The Shadow". Bukannya tampil
prima seperti kedua contoh film diatas, The Promise justru tampil begitu
malas, mencoba mengajak penonton merasakan kengerian lewat halusinasi
yang kerap dialami Wanda karena kesalahannya, jangan tanya bagaimana
ekspresi Dara The Virgin yang begitu datar, begitupun dengan Mita The
Virgin yang sama halnya. Kesalahan yang dilakukan "The Promise" selain
lemah pada naskah ialah kesalahan yang membohongi fakta terkait apa
sebenarnya Bipolar Disorder itu? Bipolar Disorder bukanlah keadaan
seseorang yang mana ia bertingkah lembut lalu kemudian bertindak
agresif, dan itu yang dialami Wanda disini, (SPOILER ALERT) bukan pula
timbulnya hasrat ingin membunuh akibat merasa dibenci dan merasa di
khianati janjinya, ITU BUKANLAH BIPOLAR. Bipolar adalah gangguan
perasaan yang juga dikenal sebagai manic-depressive disorder, karena si
penderita kerap bergantian mengalami dua fase bertolak belakang, yakni
manik (energi meningkat, naik) dan depresif (sebaliknya, energi menurun,
murung berlebihan) itu adalah kesalahan yang tak bisa dimaafkan, itu
bisa mendorong persepsi masyarakat terkait apa sebenarnya Bipolar.
Cukup membahas Bipolar atau review ini akan bertransformasi menjadi
makalah ilmiah, Bambang Drias selaku sutradara kurang bisa menempatkan
tone yang sebenarnya tepat untuk membangun atensi, pengadeganan yang ia
lakukan terasa repetitif belum lagi twist murahan di ending yang sudah
lumrah dipakai para filmmaker dan kita pun sudah tahu siapa sebenarnya
dalang dibalik itu semua semenjak tewasnya Riri yang gantung diri.
Akting para pemain jelas tak mampu menyelamatkan naskah yang sangat
lemah yang tadinya hendak tampil memukau namun salah kaprah, begitupun
sejatinya "The Promise" yang merupakan sajian kosong yang penuh akan
obsesi namun berusaha tampil sok-berkualitas diatas lemahnya sokongan
naskah yang turut diikuti penggarapan yang seba kacau.
SCORE : 0.5/5
0 Komentar