Angga Dwimas Sasongko adalah satu dari sekian sutradara tanah air yang mampu menampilkan sebuah film ringan namun berkualitas. Di "Cahaya Dari Timur Beta Maluku" ia sukses mendeskripsikan mengenai pembesutan tim sepakbola, kemudian meracik dan mencari resep kopi terbaik di "Filosofi Kopi dan Filosfi Kopi 2 : Ben & Jody" serta kemudian mengantarkan sekotak surat ke Praha dan berdamai dengan masa lalu di "Surat dari Praha". Kali ini adalah debut pertama beliau masuk ke ranah drama comedy yang mana adalah sebuah cerminan personal sang sutradara kala ia menanti kehadiran sang buah hati di hari ketika sang istri hendak melahirkan. Bersama Salman Aristo selaku penulis naskah, "Buka'an 8" bak sebuah cerminan serta gambaran manusia milenial dewasa ini.
Mengambil mayoritas setting di Rumah Sakit, "Buka'an 8" berkisah mengenai Alam (Chicco Jerikho) yang tengah mengantar sang istri, Mia (Lala Karmela) mempersiapkan kelahiran anak pertama mereka. Momen yang penuh kecemasan itu harus menemui berbagai masalah, mulai dari uang yang tak cukup untuk menetap di kamar VIP karena masa promo telah habis, hingga kedatangan keluarga Mia, Ambu (Sarah Sechan) dan Abah (Tyo Pakusadewo) yang menambah keruwetan. Dimulailah perjuangan Alam sebagai suami untuk mengatasi itu semua sehari penuh demi menyambut kehadiran sang buah hati.
Angga
dan Salman tahu jelas soal pergerakan kultural masa milenial yang lebih
asyik dan bermain gadget, dan kadang karena keasyikan itu pun seringkali
kita melupakan tanggung jawab kita sendiri. Semua itu tergambar dari
karakter Alam yang lebih sering terlibat twitwar meributkan persoalan
politik, melampiaskan segala kejengahan (termasuk khotbah jum'at yang di
manfaatkan untuk agenda politik). Belum lagi kecanduan Alam terhadap
selfie. Sementara itu Mia menggunakan media sosial sebagai ajang untuk
bisnis. Keduanya memiliki karakterisasi yang sama, yakni sangat
tergantung dengan gadget. Dan itu pun yang membuat karakter di film ini
terasa sangat dekat dengan kita atau bahkan sama persis dengan kita.
Namun tatkala memasuki paparan konflik yang penuh akan gegap gempita
masyarakat milenial ini naskahnya terkesan terlalu menggampangkan. Kita
tahu Alam kreuwetan mencari uang hingga ia terlibat dengan lintah
darat, belum lagi kecemasan akan sang istri serta kebencian Abah terkait
dirinya yang kemudian menyebabkannya mengalami stroke akibat tak setuju
dengan hubungan Alam dan Mia (Alam sengaja menghamili Mia supaya
mendapat restu menikah) jelas itu bukanlah sebuah perkara yang mudah.
Saya tahu internet bisa memberikan solusi serta kehadiran bayi dapat
meredam pertentangan, tapi butuh sebuah paparan yang kuat untuk
mengambil simpati penonton, namun sayang, "Buka'an 8" tak memliki itu.
Untungnya kepiawaian Angga dalam membangun dan menciptakan tensi
yang penuh dengan nuansa chaotic tetap terjaga, Angga piawai sekali
membuat paparan adegan demi adegan terasa solid, meski mungkin tak
semuanya berhasil. Itu semua pun bisa di maafkan. Lontaran unsur komedik
mengenai pop culture masa kini terkait twitwar dan selfie memang mampu
menghadirkan gelak tawa, namun makin maju durasi makin pula itu terjadi,
alhasil semua itu terasa repetitif.
Chicco Jerikho mampu
menampilkan karakter Alam terasa memkat, meskipun ia sering bertindak
marah-marah tapi karakternya sungguh memiliki charm lebih dan juga
likeable. Lala Karmela yang menghabiskan waktunya untuk berbaring di
ranjang tapi tak menyurutkan kepiawaiannya berakting, termasuk meluapkan
kemarahan. Sarah Secahan dengan kemampan berkelakar di temani logat
sunda-nya yang khas. Tyo Pakusadewo yang menarik perhatian dengan
akting stroke-nya serta Dayu Wijanto yang mampu menangani momen dari
hati ke hati. Begitupun dengan Maruli Tampubolon sebagai dokter juga
karakter suster yang cukup mencuri perhatian.
Ditemani
gubahan musik dari McAnderson lewat petikan gitarnya serta syahdu dan
romantisnya lagu "Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan" milik
Payung Teduh yang menjadi theme song film ini. "Buka'an 8" adalah karya
terlemah dari seorang Angga Dwimas Sasongko sejauh ini, tapi pesan serta
kesan yang ingin ia sampaikan tersampaikan secara jelas khususnya
terkait pengertian sebenarnya dari "Bertanggung Jawab" yang berarti
sabar dan bersikap dewasa akan mengambil sebuah keputusan.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar