Memang bukan trik yang bisa dibilang baru, trik ini sudah beberapa kali
digunakan oleh para filmmaker, trik yang mencoba membawa penonton larut
dalam rasa takut nan cemas lewat rasa sakit yang ditampilkan karakter,
mencoba membawa penonton ke dalam sebuah paranoia yang begitu dalam akan
sebuah phobia, serta melempar penonton dengan gebrakan puncak rasa
paranoia yang berlipat-lipat. Phobia sebuah film yang mencoba memberikan sebuah rasa sakit dengan memberikan paranoia yang berkelanjutan.
Sebuah kejadian selepas pesta ketika di dalam mobil, membuat Mehak
(Radhika Apte) seorang seniman, harus mengalami agoraphobia (phobia
dimana seseorang takut dengan dunia luar). Setiap hari ia lewati dengan
rasa akut dan parno akan kejadian itu, hingga sang keluarga memutuskan
menempatkannya disebuah apartmen guna agar ia sembuh, namun apartmen itu
ternyata bukan membuat ia nyaman, namun harus mendapati sebuah kejadian
menyeramkan serta rasa takut dan tak nyaman meningkat.
Pavan
Kirpalani selaku sutradara yang juga merangkap sebagai penulis naskah
yang juga dibantu oleh sokongan bantuan dari Pooja Ladha Surti dan Arun
Sukunar mampu membuat rasa sakit yang besar dan dibalut oleh paranoia
pada karakter, tak butuh waktu lama untuk memberi rasa sakit itu, ia
menyuntikkan satu kejadian, namun berakibat fatal. Menggunakan ruang
sempit juga menambah kesan creepy yang begitu memuncak, meski berada
dalam satu ruangan, namun ruangan itu bak sarang makhluk buas, siap
menerka kapan saja, namun uniknya ia tak menera dari luar, namun
perlahan masuk kedalam memori dan membuat karakter larut dalam paranoia
yang begitu hebat dan mampu membuat penonton ikut terjangkit rasa takut
mendampingi penonton.
Psychollogical thriller yang dibumbui
oleh balutan horor akan tempat yang ditempati karakter mampu membuat
karakter mengalami rasa takut yang begitu memuncak, bagaimana tidak ia
harus membawa sang phobia dan menghadapi rasa takut lain, that's a
point. Yang menarik dari film ini selain Kirpalani menyiksa karakter
dengan paranoia yang hebat, ia juga lihai memberikan sebuah tanda yang
mulai muncul diawal film, memang sedikit terasa manipulatif namun itu
semua adalah sebuah tanda yang sangat berpengaruh nantinya, karakter dan
penonton diberikan sebuah objek yang terkesan aneh, namun semuanya akan
terjawab di klimaks film ini, Kirpalani sukses membuat penonton
tercengang akan apa yang ia lakukan, perlahan bermain santai, sedikit
masalah, lalu booom, membuat sebuah paranoia dalam skala besar.
Radhika Apte harus diakui bahwa ia adalah kekuatan film ini, ia mampu
menamoilkan rasa sakit dalam mimik muka yang dilingkup oleh rasa takut,
begitu juga dengan karakter lain seperti Shaan (Satyadeep Mishra) teman
Mehak yang juga menaruh hati padanya, Nikki (Yashwani Dayama) teman
Apartmen Mehak, juga Jiah (Amrit Baghaci) seorang yang dulunya menempati
apartmen itu dan menyimpan sebuah misteri yang menghantui Mehak.
Jayakrishna Gummadi selaku cinematographer mampu mengambil sudut-sudut
ang menakutkan dibalik sempitnya ruang film ini, ia juga berhasil
memberikan sebuah ambiguitas lewat tanda-tanda yang begitu aneh dan akan
dijawab diklimaks.
Overall, Phobia sebuah film ruang sempit yang mampu mendorong anda masuk kedalam sebuah paranoia yang begitu hebat.
0 Komentar