Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

DARK CHOCOLATE (2016)

Hal terpenting dalam sebuah film bergenre thriller baik itu thriller psikolog maupun slasher ataupun action thriller adalah bagaimana ia menjaga sebuah konflik yang mampu membuat penonton klik dengan suguhannya serta mempunyai koneksi di balik berbagai trik yang akan ia hasilkan. Dark Chocolate mencoba membuktikan itu semua lewat pandangan dark akan sebuah relasi keluarga.

Mumbai, kini tengah di gegerkan dengan sebuah kasus pembunuhan seorang wanita bernama Rina Bardhan (Riya Sen) yang tewas secara mengenaskan dan tanpa meninggalkan jejak secara gamblang, sang pelaku kemudian di duga adalah sang ibunya sendiri, Ishani Banerjee (Mahima Chaudhary) bersama sang suami Victor Banerjee (Sudip Mukherjee) lewat pengakuan sang sopir, Ramcharan (Rajesh Sharma).Adegan per adegan selanjutnya kemudian menyibak kasus dibalik meninggalnya Rina Bhardhan, lewat eksekusi yang dilakukan oleh Abhishekh Chatterjee (Indrashis Roy) dan Payal Mukherjee (Mumtaz Sorcar) lewat pengakuan ketiga tersangka tadi.

Pada dasarnya, eksekusi yang dihasilkan oleh Agnidev Chatterjee yang mengambil ide berdasarkan sebuah kasus pembunuhan dari Sheena Bora adalah untuk mengajak penonton menyibak siapa sebenarnya yang membunuh Rina Bardhan dibalik semua pengakuan ketiga tersangka tadi. Acap kali penonton dibuat keliru siapa yang membunuh Rina lewat pengakuan tersebut dan terus memutar balikan fakta tersebut. Di sisi lain tujuan utama film ini adalah untuk mengajak penonton larut lewat emosi sebuah hubungan gelap keluarga yang memang terasa menjemukkan. Agnidev tidak pernah membawa penonton untuk beranjak sebentar dari permasalahan, yang akan kamu temukan disini adalah setumpuk pernyataan yang bisa saja benar, bisa juga salah. Untuk ukuran sebuah film thriller memang terasa cukup, namun apa yang ingin ditonjolkan dari sisi lainnya terasa kosong.
Kenapa demikian? yang dihasilkan oleh Agnidev Chatterjee disini adalah hanya untuk mengajak penonton bermain dengan tumpuan pernyataan, terlepas dari benar dan salahnya, semua itu berjalan terus tanpa adanya sebuah sokongan yang kuat di lain sisi, nuansa dark dan light dapat mampu membedakan situasi karakter, namun di balik itu film ini seperti tak memiliki potensi dan tenaga yang kuat, ia hanya bermain dengan tumpukan pertanyaan tanpa mengajak penonton menjadi penengah, semua beban dan kekeliruan yang dihasilkan lewat sebuah relasi keluarga itu terasa memusingkan, dimana pembalasan dendam harus kembali berujung sama dan setimpal, itu bukanlah sebuah pioner baru di ranah thriller, semua yang dihasilkan itu penuh dengan stupidity yang memang berkutat tanpa menyeimbangi cerita, semua terasa menjemukan terlebih lagi harus berujung membosankan.



Posting Komentar

0 Komentar