Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

CHALK N DUSTER (2016)

Berbicara mengenai lembaga pendidikan, khususnya sekolah memang adalah sebuah lembaga yang sangat penting demi menunjang masa depan seseorang, itu semua tak luput dari para pahlawan tanpa tanda jasa (baca: Guru) yang senantiasa memberikan ilmu bagi kita. Namun apabila guru yang berperan sebagai pentransfer ilmu diambil haknya oleh seseorang, lantas bagaimana nasib mereka? Apa yang akan kamu laukan demi sang guru tercinta? Pertanyaan itu telah mewakili isi film ini, lalu bagaimana dengan proses pembedahan sekaligus penjawaban yang akan dilakukan oleh Jayant Gilatar? Let's check this out.

Selaku jabatan kepala sekolah di pegang oleh Indu Shastry (Zarina Wahab) sekolah Kantaben sangat berprestasi dibalik kesederhanaan bangunan yang ia miliki, namun semenjak masa jabatannya digantikan oleh Kamini Gupta (Divya Dutta) semuanya bertolak belakang, Kamini Gupta kemudian merubah sistem sekolah guna mempunyai predikat "elite" dengan menggunakan uang menjadi segalanya. Dan hal itu tak hanya berimbas kepada beberapa orang saja, melainkan kepada para guru yang seperti telah dirampas haknya, seperti yang dialami oleh guru matematika bernama Vidya (Shabana Azmi) yang dianggap tak layak untuk mengajar karena metode yang ia ajarkan terbilang kuno, Vidya dipecat, yang kemudian membuatnya dilarikan ke Rumah Sakit karena serangan jantung, hendak membantu bu Vidya, seorang guru sains, Jyoti Thakur (Juhi Chawla) kemudian berjuang melawan ketidakadilan di sekolah Kantaben High School.

Sederhana saja, ini adalah sebuah film yang memasang "injustice" sebagai bahan utama, dan disini Jayant Gilatar yang dibantu sokongan naskah dari Ranjeev Verma dan Neetu Verma sukses membuat sebuah cerita berlabel "injustice" terkesan oke untuk diikuti, berbagai dialog terkait melawan ketidakadilan yang terjadi di lembaga pendidikan, misalnya segala hal yang disangkut pautkan dengan finansial bak sebagai tamparan yang dilakukan Gilatar lewat dialog yang kaya akan makna itu. Gilatar memang sukses memberikan sebuah "sindiran" tapi lain halya dengan naskah yang akan ia beberkan terkait 'injustice" yang bisa dibilang terlalu over, misalnya penggunaan konklusi melawan Kamini Gupta harus dengan mengikuti kontes cerdas cermat yang disiarkan secara live dan dipandu oleh Rishi Kapoor berdasar pertanyaan dari Kamini Gupta, terlalu dibuat-buat bukan?
Apa yang dilakukan Gilatar memang bisa menjadi sebuah karya yang bisa dibilang mampu mendobrak bahkan menyentil hingga menampar para lembaga yang memang seperti itu, saya akui ia memang sukses membuat sebuah kritikan, tapi apa yang ia henda selesaikan untuk menutup film ini terkesan terlalu dibuat-buat, sayang memang jika sedari awal penonton mampu klik dengan cerita dan kemudian menerima klimaks yang seperti disinggung saya tadi, terkesan over tanpa adanya sebuah upaya yang kuat untuk memberikan sebuah ending yang menawan.Masalahnya adalah apa yang dicapai oleh duo Verma terkesan buntu untuk memberikan sebuah penutup yang berkesan, saya tak menyalahkan apa yang terjadi, toh selama bisa diikuti sah-sah saja menurut saya, but at least ada baiknya jika menggunakan jalan lain. Performa para pemain memang bisa dibilang cukup mampu memberikan sebuah kontribusi, terutama Divya Dutta dan Shabana Azmi yang mampu berperan prima dibalik naskah yang bisa dibilang cukup nanggung,sementara itu Juhi Chawla mampu berperan baik meski harus saya akui disini bukan performa terbaiknya, Rishi Kapoor diperan cameo cukup memberikan udara segar dan Richa Chadda sebagai seorang wartawati yang membantu melakukan orasi terhadap "injustice" tadi terkesan sedikit annoying di perannya yang memang tak terlalu dibutuhkan. Overall, Chalk N Duster adalah sebuah film yang kuat dusegi kritikan namun sangat lemah di klimaks.






Posting Komentar

0 Komentar