Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

ASSASSIN'S CREED (2016)

Setelah sukses mengadaptasi karya dari seorang Shakespeare ke dalam sebuah cinema dalam "Macbeth" yang bukan sebuah perkara yang bisa dibilang mudah, namun Justin Kurzel mengeksekusinya dengan sangat baik. Kali ini ia kembali melakukan sebuah proyek adaptasi yang bisa di bilang menantang meskipun sudah menjadi hal yang familiar, yakni mengadaptasi sebuah video game ke dalam sebuah cinema, Apa yang Kurzel tampilkan di Macbeth setidaknya dapat menaikan ekspetasi penonton, namun ini adalah sebuah adaptasi dari video game series, something yang hingga kini selalu akrab dengan kata failed.

Seorang murderer bernama Callum Lynch (Michael Fassbender) yang sedang menunggu eksekusi hukuman mati, di selamatkan oleh sebuah perusahaan bernama Abstergo Industries. Dia kemudian ditempatkan di bawah kendali seorang scientist bernama Sophia Rikkin (Marrion Cotillard). Callum kemudian sadar bahwa dirinya dimanfaatkan oleh perusahaan yang dipimpin CEO Alan Rikkin (Jeremy Irons), misi mereka adalah untuk menemukan apel legendais dari the Garden of Eden untuk mengendalikan seluruh umat manusia. Namun kemudian dengan bantuan Animus, mesin rancangan Sophia, Callum kemudian "mendengar" memori dari leluhurnya yang bernama Aguilar dan Nerha.

Yang menambah sebuah ekspetasi dari flm Assassin's Creed selain kinerja sutradara yang telah ia tampilkan di Macbeth, yakni film ini juga memboyong tim inti yang ia punya juga di Macbeth, mulai dari cinematographer, composer, bahkan tentu saja dua pemeran utamanya Michael Fassbender dan Marion Cottilard yang memang sudah tak diragukan lagi kinerja mereka. Tapi ternya setelah seperempat film berlangsung selama 116 menit, mulai timbul rasa ragu dari film ini, pasalnya setelah film adaptasi video game yang kerap lengket dengan "something failed" , tapi eksekusi yang Kurzel di awal film terasa kurang, dan tentunya cerita yang di miliki oleh Assassin's Creed sendiri memang terasa sangat suited untuk di bawa ke ranah cinema, dari sebuah ksatria templar serta penembakan dengan panah yang mempunyai potensi untuk digunakan ke dalam sebuah sajian yang exciting.

Action Sequence yang dimiliki oleh Assassin's Creed sendiri memang oke dan terasa menarik, namun ibarat sedang memukul, film ini tak mempunyai kekuatan penuh untuk memukul. Konsep "dua bagian" yang dimiliki oleh Callum memang terasa baik dan bisa menjadi jalan untuk sebuah potensi, namun disini yang Assassin's Creed punya terasa melayang-layang tak tentu arah. Tak seperti anak panah yang di luncurkan seperti di film ini yang tepat pada sasaran, tapi disini ia harus terperangkap ke dalam sebuah cara untuk mengajak penonton "connect" dengan "dua bagian" tadi. Callum merupakan seorang karakter yang harus berhadapan dengan sebuah "challenges" baik itu dari past maupun present-nya, namun Kurzel kurang mengolah karakternya, menyajikannya dengan dua bagian tadi kurang oke, mulai dari motive serta alasan hingga asal-usulnya sehingga tak menimbulkan sebuah urgensi dari karakter Callum yang dapat dikulik lebih jauh oleh penonton.

Bukan ia terasa membingungkan sejak ia tampil di awal, namun Kurzel terasa membingungkan, ia menaruh berbaai banyak pertanyaan untuk di jawab, mengeksploitasi karakter, menghubungkannya dengan sebuah regression serta memperkenalkan kita dengan dunia Assassin's tapi setelah itu ia tak mencoba menghasilkan sebuah punch yang benar-benar kuat yang menimbulkan sebuah kesan rancu terhadap film ini Itu memang sebuah keputusan yang terbilang aneh kala Kurzel bermain dengan subplot serta gejolak karakter, serta menaruh perhatian yang kuat pada kedua hal tersebut, namun hasilnya tak ada sebuah developments yang menarik dari karakter, dan bukan hanya itu saja cerita juga kian kemari kian luntur rasa menarik dari film ini. Action, action, and action yang mendominasi film ini, memang tak ada gunanya jika petualangan yang berisikan gejolak yang membara kian terasa semakin lemah dan lelah tanpa menyajkan sebuah adrenaline yang memuaskan. Untungnya bagian teknis dari film ini begitu oke, mulai dari vissual effect serta tata kostum yang sangat relevan dan pas, serta Michael Fassbender yang memainkan karakter double role dengan begitu credible dan mumpuni, tak lupa juga Marion Cottilard yang menjadi pendamping yang cukup mempesona menemani karakter.

Sebenarnya dari segi teknis, pemain serta crew yang ia punya Assassin's Creed memang oke di bagian itu, namun ia harus terjebak dalam sebuah "kutukan" adaptasi video game yang hingga kini memang failed, serta eksekusi yang ia bawa dan penuh potensi sejak awal urung untuk dimanfaatkan lebih lanjut dan menjadikan film ini terasa melayang-layang tanpa arah tujuan yang jelas.



SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar