Setelah sukses mengadaptasi karya dari seorang Shakespeare ke dalam
sebuah cinema dalam "Macbeth" yang bukan sebuah perkara yang bisa
dibilang mudah, namun Justin Kurzel mengeksekusinya dengan sangat baik.
Kali ini ia kembali melakukan sebuah proyek adaptasi yang bisa di bilang
menantang meskipun sudah menjadi hal yang familiar, yakni mengadaptasi
sebuah video game ke dalam sebuah
cinema, Apa yang Kurzel tampilkan di Macbeth setidaknya dapat menaikan
ekspetasi penonton, namun ini adalah sebuah adaptasi dari video game
series, something yang hingga kini selalu akrab dengan kata failed.
Seorang murderer bernama Callum Lynch (Michael Fassbender) yang sedang
menunggu eksekusi hukuman mati, di selamatkan oleh sebuah perusahaan
bernama Abstergo Industries. Dia kemudian ditempatkan di bawah kendali
seorang scientist bernama Sophia Rikkin (Marrion Cotillard). Callum
kemudian sadar bahwa dirinya dimanfaatkan oleh perusahaan yang dipimpin
CEO Alan Rikkin (Jeremy Irons), misi mereka adalah untuk menemukan apel
legendais dari the Garden of Eden untuk mengendalikan seluruh umat
manusia. Namun kemudian dengan bantuan Animus, mesin rancangan Sophia,
Callum kemudian "mendengar" memori dari leluhurnya yang bernama Aguilar
dan Nerha.
Yang menambah sebuah ekspetasi dari flm Assassin's
Creed selain kinerja sutradara yang telah ia tampilkan di Macbeth, yakni
film ini juga memboyong tim inti yang ia punya juga di Macbeth, mulai
dari cinematographer, composer, bahkan tentu saja dua pemeran utamanya
Michael Fassbender dan Marion Cottilard yang memang sudah tak diragukan
lagi kinerja mereka. Tapi ternya setelah seperempat film berlangsung
selama 116 menit, mulai timbul rasa ragu dari film ini, pasalnya setelah
film adaptasi video game yang kerap lengket dengan "something failed" ,
tapi eksekusi yang Kurzel di awal film terasa kurang, dan tentunya
cerita yang di miliki oleh Assassin's Creed sendiri memang terasa sangat
suited untuk di bawa ke ranah cinema, dari sebuah ksatria templar serta
penembakan dengan panah yang mempunyai potensi untuk digunakan ke dalam
sebuah sajian yang exciting.
Action Sequence yang dimiliki
oleh Assassin's Creed sendiri memang oke dan terasa menarik, namun
ibarat sedang memukul, film ini tak mempunyai kekuatan penuh untuk
memukul. Konsep "dua bagian" yang dimiliki oleh Callum memang terasa
baik dan bisa menjadi jalan untuk sebuah potensi, namun disini yang
Assassin's Creed punya terasa melayang-layang tak tentu arah. Tak
seperti anak panah yang di luncurkan seperti di film ini yang tepat pada
sasaran, tapi disini ia harus terperangkap ke dalam sebuah cara untuk
mengajak penonton "connect" dengan "dua bagian" tadi. Callum merupakan
seorang karakter yang harus berhadapan dengan sebuah "challenges" baik
itu dari past maupun present-nya, namun Kurzel kurang mengolah
karakternya, menyajikannya dengan dua bagian tadi kurang oke, mulai dari
motive serta alasan hingga asal-usulnya sehingga tak menimbulkan sebuah
urgensi dari karakter Callum yang dapat dikulik lebih jauh oleh
penonton.
Bukan ia terasa membingungkan sejak ia tampil di
awal, namun Kurzel terasa membingungkan, ia menaruh berbaai banyak
pertanyaan untuk di jawab, mengeksploitasi karakter, menghubungkannya
dengan sebuah regression serta memperkenalkan kita dengan dunia
Assassin's tapi setelah itu ia tak mencoba menghasilkan sebuah punch
yang benar-benar kuat yang menimbulkan sebuah kesan rancu terhadap film
ini Itu memang sebuah keputusan yang terbilang aneh kala Kurzel bermain
dengan subplot serta gejolak karakter, serta menaruh perhatian yang kuat
pada kedua hal tersebut, namun hasilnya tak ada sebuah developments
yang menarik dari karakter, dan bukan hanya itu saja cerita juga kian
kemari kian luntur rasa menarik dari film ini. Action, action, and
action yang mendominasi film ini, memang tak ada gunanya jika
petualangan yang berisikan gejolak yang membara kian terasa semakin
lemah dan lelah tanpa menyajkan sebuah adrenaline yang memuaskan.
Untungnya bagian teknis dari film ini begitu oke, mulai dari vissual
effect serta tata kostum yang sangat relevan dan pas, serta Michael
Fassbender yang memainkan karakter double role dengan begitu credible
dan mumpuni, tak lupa juga Marion Cottilard yang menjadi pendamping yang
cukup mempesona menemani karakter.
Sebenarnya dari segi
teknis, pemain serta crew yang ia punya Assassin's Creed memang oke di
bagian itu, namun ia harus terjebak dalam sebuah "kutukan" adaptasi
video game yang hingga kini memang failed, serta eksekusi yang ia bawa
dan penuh potensi sejak awal urung untuk dimanfaatkan lebih lanjut dan
menjadikan film ini terasa melayang-layang tanpa arah tujuan yang jelas.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar