Memang
sudah menjadi sebuah penyakit sebuah franchise ataupun sekuel sebuah
film, ia mencoba membuat perubahan dalam skala yang dahsyat namun semua
itu hanya bertahan diawal dan mulai luntur perlahan-lahan.Hal itu yang
dilakukan The Maze Runner : Scorch Trials, ia mencoba membuat sebuah
perubahan yang dahsyat namun tak mampu
mempertanggung jawabakannya. Masih dibawah garapan Wes Ball dan dibantu
oleh sokongan naskah dari T. S Nowlin, Maze Runner Scorch Trials, sebuah
upaya keluar dari mulut harimau dan masuk ke kandang buaya, lalu masuk
ke kandang ayam.
Setelah keluar dari labirin, Thomas (Dylan
O'Brien), Minho (Ki Hong Lee), Newt (Thomas Brodie Sangster) serta
Teresa (Kaya Scodelario) dan kawan-kawannya merasa aman setelah
menemukan sebuah penampungan di tengah gurun pasir, mereka akan segera
pulang ke keluarganya masing-masing. Namun suatu ketika, rasa nyaman itu
perlahan luntur ketika mereka mengetahui apa yang sebenarnya, menjadi
bahan kelinci percobaan.
Memang sebuah premis yang bisa
dibilang berani, mereka menemukan sebuah perlindungan, lalu dengan telat
mengetahui apa yang sebenarnya, formula yang sering digunakan film-film
sebelumnya. Sang sutradara lalu menambahkan ancaman berupa zombie serta
ancaman lainnya seperti petir dan orang jahat. Memang terkesan biasa,
namun premis biasa tadi akan menjadi sebuah sajian yang mewah jika
dilengkapi dan didukung oleh directoring dan script yang mumpuni. Namun
ternyata Wes Ball rupanya gagal dalam memberikan sebuah petualangan
mengerikan. Memang di beberapa scene berhasil (terutama di awal) namun
momen dimana karakter mendapatkan sebuah bahaya yang mengancam nyawa itu
perlahan hilang. Yang tadinya masuk ke kandang buaya, serasa masuk ke
kandang ayam.
Memang dalam urusan visual effect CGI dan teknik
jump-scare klasik bisa dibilang film ini terdepan. Namun dalam urusan
directoring dan cerita film ini terbelakang. Ball tak mampu membuat
naskah yang diadaptasi dari novel James Dashner ini menjadi petualangan
yang berbahaya, namun terasa petualangan di kandang ayam. Bahkan
hadirnya karakter Brenda (Rosa Salazar) serta karakter lainnya, tak
mampu mengembalikan eksistensi film ini. Memang akting Thomas dkk patut
diacungi jempol, namun sayangnya tak didukung penggarapan yang mumpuni,
bahkan twistpun terasa hambar.
SCORE : 3/5
0 Komentar