Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE DOLL (2016)

Selaku film horor ke-6 di bawah naungan bendera Hitmaker Studios, masih menggunakan formula yang sama yakni seputar horor klasik dan tentunya dengan aktris dan aktor langgana Hitmaker Studios, Shandy Aulia (yeah, she is the actress from Rumah kentang until The Doll) dan Denny Sumargo (308, Mall Klender), so, bagaimana hasil olahan dari materi klasik tentang exorcism dan juga haunted house ini yang kerap dieksplorasi dan diekploitasi? Rocky Soraya mencoba mengangkat materi "usang" ini dengan sebuah tambahan boneka berhantu.

Anya (Shandy Aulia) dan Daniel (Denny Sumargo) adalah sepasang suami-istri yang berpenghasilan biasa, Anya seorang pembuat boneka, dan Daniel seorang pekerja bangunan. Suatu hari, Daniel naik pangkat menjadi Asisten Boss dan mengharuskan ia pindah ke Bandung, Jawa Barat, tepatnya di Jl. Siliwangi. Mereka tinggal di sebuah kompleks, masalah muncul tatkala Daniel menebang pohon yang konon angker, karena pohon itu adalah tempat tinggalnya seorang anak bernama Uci bersama bonekanya Ghawiyah yang dibantai secara keji oleh seorang perampok. Masalah itu kemudian mulai merembet masuk ke rumah mereka yang membahayakan nyawa mereka.

Lupakan genre horor esek-esek yang sejatinyaa telah langka, ini adalah produksi Hitmaker Studios yang berada pada pembawa buku (sutra=buku, dara=pembawa) Rocky Soraya yang pernah menangani Mall Klender dan Tarot, disini rupanya Rocky Soraya sangat terobsesi dengan James Wan yang memang bisa dibilang ia number one untuk sekarang di ranah horor, ia terobsesi dengan salah satu karyanya yang tak lain dan tak bukan adalah The Conjuring sejak opening berlangsung yang tengah memperlihatkan seorang keluarga yang berkonsultasi ke seorang paranormal (Sara Wijayanto), lanjut mengganti tepuk tangan dengan suara lonceng, hantu yang muncul diatas lemari, dan proses tatkala karakter kerasukan, ya semua itu tampak jelas disini. Saya tak sebut The Doll plagiat, memang tak seluruhnya adegan persis dengan The Conjuring ia masih punya cerita sendiri yang jauh dari kesan baru.
Yang saya suka dari The Doll adalah bagaimana Rocky Soraya mengurangi porsi hantu untuk tampil, sebenarnya saya ingin sekali berhenti untuk membawa The Conjuring tapi jelas disini Rocky rupanya melakukan pendekatan a la James Wan, lalu menebar dengan sebuah teror terhadap karakter berupa kecemasan dan rasa ingin tahu yang tampil oke disini, sayang semua itu tak didukung oleh dialog yang oke oleh Rocky Soraya yang merangkap sebagai penulis naskah dialog terbilang dangkal untuk ukuran sebuah film (sayang, aku lakuin ini semua demi kamu,dan sebagainya) untungnya tata artistik yang oke sangat terlihat rapi disini, Rocky cukup lihai men-setting sebuah tempat yang memang cukup oke meski sering dipakai oleh para filmmaker lainnya dan juga ia berani dalam mengambil sebuah horor (adegan seseorang yang kerasukan bunuh diri dengan cucuran darah lalu memotong kepala sampai putus, adegan dua karakter yang kerasukan dengan vissual effect dan cucuran darah yang terlihat realistis) dan tak lupa tampilan boneka Ghawiyah (lihat di poster) yang cukup menyeramkan lewat tatapan mata serta yang paling berkesan dari film ini adalah adegan menjelang ending tatkala Rocky membawa cerita dengan cara cepat namun tepat lengkap dengan cucuran darah yang membanjiri.

Shandy Aulia dan Denny Sumargo bermain baik disini,meski ada beberapa adegan ang terlihat over tapi itu terlihat oke terutama adegan mereka kerasukan. Andai saja Rocky Soraya menggarap film ini dengan eksekusi serta naskah yang kuat The Doll akan menjadi sebuah sajian horor yang menjanjikan ditengah rapuhnya naskah serta kurangnya eksekusi yang Rocky Soraya lakukan disini, ia juga turut menghadirkan twist namun itu terasa kurang karena memang dari awal Rocky tak memolesnya dengan nalar yang kuat dan alhasil itu semua terasa mengganggu.


SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar