Selaku
film horor ke-6 di bawah naungan bendera Hitmaker Studios, masih
menggunakan formula yang sama yakni seputar horor klasik dan tentunya
dengan aktris dan aktor langgana Hitmaker Studios, Shandy Aulia (yeah,
she is the actress from Rumah kentang until The Doll) dan Denny Sumargo
(308, Mall Klender), so, bagaimana hasil olahan dari materi klasik
tentang exorcism dan juga haunted house
ini yang kerap dieksplorasi dan diekploitasi? Rocky Soraya mencoba
mengangkat materi "usang" ini dengan sebuah tambahan boneka berhantu.
Anya (Shandy Aulia) dan Daniel (Denny Sumargo) adalah sepasang
suami-istri yang berpenghasilan biasa, Anya seorang pembuat boneka, dan
Daniel seorang pekerja bangunan. Suatu hari, Daniel naik pangkat menjadi
Asisten Boss dan mengharuskan ia pindah ke Bandung, Jawa Barat,
tepatnya di Jl. Siliwangi. Mereka tinggal di sebuah kompleks, masalah
muncul tatkala Daniel menebang pohon yang konon angker, karena pohon itu
adalah tempat tinggalnya seorang anak bernama Uci bersama bonekanya
Ghawiyah yang dibantai secara keji oleh seorang perampok. Masalah itu
kemudian mulai merembet masuk ke rumah mereka yang membahayakan nyawa
mereka.
Lupakan genre horor esek-esek yang sejatinyaa telah
langka, ini adalah produksi Hitmaker Studios yang berada pada pembawa
buku (sutra=buku, dara=pembawa) Rocky Soraya yang pernah menangani Mall
Klender dan Tarot, disini rupanya Rocky Soraya sangat terobsesi dengan
James Wan yang memang bisa dibilang ia number one untuk sekarang di
ranah horor, ia terobsesi dengan salah satu karyanya yang tak lain dan
tak bukan adalah The Conjuring sejak opening berlangsung yang tengah
memperlihatkan seorang keluarga yang berkonsultasi ke seorang paranormal
(Sara Wijayanto), lanjut mengganti tepuk tangan dengan suara lonceng,
hantu yang muncul diatas lemari, dan proses tatkala karakter kerasukan,
ya semua itu tampak jelas disini. Saya tak sebut The Doll plagiat,
memang tak seluruhnya adegan persis dengan The Conjuring ia masih punya
cerita sendiri yang jauh dari kesan baru.
Yang saya suka
dari The Doll adalah bagaimana Rocky Soraya mengurangi porsi hantu untuk
tampil, sebenarnya saya ingin sekali berhenti untuk membawa The
Conjuring tapi jelas disini Rocky rupanya melakukan pendekatan a la James
Wan, lalu menebar dengan sebuah teror terhadap karakter berupa
kecemasan dan rasa ingin tahu yang tampil oke disini, sayang semua itu
tak didukung oleh dialog yang oke oleh Rocky Soraya yang merangkap
sebagai penulis naskah dialog terbilang dangkal untuk ukuran sebuah film
(sayang, aku lakuin ini semua demi kamu,dan sebagainya) untungnya tata
artistik yang oke sangat terlihat rapi disini, Rocky cukup lihai
men-setting sebuah tempat yang memang cukup oke meski sering dipakai oleh
para filmmaker lainnya dan juga ia berani dalam mengambil sebuah horor
(adegan seseorang yang kerasukan bunuh diri dengan cucuran darah lalu
memotong kepala sampai putus, adegan dua karakter yang kerasukan dengan
vissual effect dan cucuran darah yang terlihat realistis) dan tak lupa
tampilan boneka Ghawiyah (lihat di poster) yang cukup menyeramkan lewat
tatapan mata serta yang paling berkesan dari film ini adalah adegan
menjelang ending tatkala Rocky membawa cerita dengan cara cepat namun
tepat lengkap dengan cucuran darah yang membanjiri.
Shandy
Aulia dan Denny Sumargo bermain baik disini,meski ada beberapa adegan
ang terlihat over tapi itu terlihat oke terutama adegan mereka
kerasukan. Andai saja Rocky Soraya menggarap film ini dengan eksekusi
serta naskah yang kuat The Doll akan menjadi sebuah sajian horor yang
menjanjikan ditengah rapuhnya naskah serta kurangnya eksekusi yang Rocky
Soraya lakukan disini, ia juga turut menghadirkan twist namun itu
terasa kurang karena memang dari awal Rocky tak memolesnya dengan nalar
yang kuat dan alhasil itu semua terasa mengganggu.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar