Adegan pertama mempersiapkan pernikahan Lintang (Tatjana Saphira) dimana ia akan menikah dengan salah satu dari empat sahabat laki-lakinya yang tergabung dalam sebuah kelompok yang turut menyertakan dirinya bernama 'AAGABAN' mereka adalah Banjar (Arifin Putra), Wicak (Abimana Aryasatya), Daus (Ge Pamungkas) dan Geri (Chicco Jerikho). Tentu kamu akan menyadari bahwa sejatinya "Negeri Van Oranje" akan berjalan dan merujuk pada sebuah pertanyaan terkait siapa sebenarnya yang akan mendapatkan hati Lintang?. Memang sebuah pembuka yang sangat menjanjikan dimana penonton akan turut serta untuk terkoneksi dengan karakter. Namun pertanyaannya sendiri adalah apakah naskah garapan Titien Wattimena turut bekerja baik hingga membentuk sebuah penceritaan terkait siapa sebenarnya "calon suami" Lintang. Fokus cerita kemudian melompat ke Belanda dan Praha dimana awal pertama mereka bertemu dan menulis sebuah sejarah terkait sebuah persahabatan dan cinta.
Penggarapan yang dilakukan oleh Endri Pelita terhadap pengadeganan memang non linier, acap kali penonton menyaksikan adegan demi adegan yang melompat-lompat yang tentunya akan membuat sebuah eksplorasi terhadap empat "calon suami" Lintang. Namun sayangnya ditengah chemistry mereka sebagai sahabat, Endri sendiri urung memberikan sebuah eksplorasi terhadap karakternya, kita hanya melihat mereka bersama tanpa adanya sebuah guliran karakterisasi yang jelas, memang beberapa karakter mempunyai ciri khasnya sendiri, seperti Banjar yang hobi minum bir, Wicak yang pendiam, Daus yang pintar nan humoris serta Geri yang cool dan "tajir" diantara mereka. Itu hanyalah sebuah pranala luar terkait pembeda karakter, namun untuk galian sebuah intimacy karakter yang memang sangat penting guna membangun sebuah eksplorasi yang pas, Endri sendiri masih terasa kurang berhasil.
Untungnya dibalik semua karakter yang minim eksplorasi, Negeri Van Oranje mempunyai ensemble cast yang memang sangat menawan, Tatjana Saphira mampu membuat karakter Lintang begitu pas, sementara itu Ge Pamungkas dan Arifin Putra mampu menampilkan sebuah gelaran komedi yang memikat, Chicco Jerikho mampu tampil melekat sebagai Geri yang cool serta Abimana Aryasatya mampu membuat karakter Wicak yang pendiam, namun paling menonjol diantara mereka, Abimana mempunyai semacam magnet penarik yang mampu membuat penonton luluh akan kharismanya, sekalipun naskah yang chessy dan lemah pun beliau mampu membuat penonton terasa sreg dan likeable. Sinematografi dari Yoyok Budi Santoso memang terasa well-made, sudut demi sudut kota Eropa mampu tertangkap dengan begitu indah nan memanjakan mata, yang sedikit mengobati naskahnya yang terkesan lemah.
Negeri Van Oranje memang sangat berpotensi menjadi sebuah film yang mumpuni dan berkualitas, sayangnya Endri Pelita sendiri memilih jalur untuk "menebak" sang pendamping Lintang tanpa dibarengi sebuah eksplorasi terkait karakter yang membuat persahabatan mereka terasa hampa, ditemani dengan dialog yang memang sangat minim kreatifitas layaknya obrolan santai. Negeri Van Oranje membuktikan bahwa sejatinya naskah yang lemah pun dapat terbantu oleh performa para cast, namun adakalanya naskah yang baik serta penggarapan yang oke dan jajaran cast yang bermain mumpuni yang turut disokong oleh aspek lainnya akan terasa sangat nyata atas pembbuktian sebuah film yang berkualitas.
SCORE : 3/5
0 Komentar