The Sin menampilkan sebuah film dalam film. Hwi-wook (Park Ji-hoon) adalah seorang sutradara yang namanya sudah mentereng di kancah festival, ia kemudian mengajak Si-yeong (Kim Yoon-hye) sebagai pemeran utama bagi film experimental arthouse yang akan mengeksplorasi tarian. Tanpa berpikir panjang, Si-yeong yang mengawali debutnya ini datang ke sebuah universitas terbengkalai untuk menjalani shooting, meski Si-yeong sendiri ragu akan keinginan sang sutradara yang kurang cakap memberikan pemahaman.
Sewaktu Si-yeong mempraktikkan tariannya, keanehan seketika menyeruak ketika salah satu kru film terjatuh dari atap dan kemudian hidup kembali dan memangsa yang lain. Singkatnya, The Sin menampilkan serbuan zombie apocalypse dalam ranah sederhana dengan sentuhan okultisme yang sebagaimana trailer maupun posternya sampaikan.
Ditulis sekaligus disutradarai oleh Han Dong-seok dalam debut film panjang pertamanya, The Sin berjalan pelan dalam menyibak sebuah dosa manusia yang menuntut sebuah pertanggunjawaban. Pengadegannya meskipun pelan, namun mencuatkan ketertarikan karena sang sutradara membiarkan penonton untuk bergumul dengan pertanyaan sarat keanehan, entah itu lewat simbol, maupun aktivitas manusia yang terlihat mencurigakan.
Setali tiga uang dengan sang aktris, Kim Yoon-hye pun unjuk diri dalam debut perdana sebagai pemeran utama. Yoon-hye piawai dalam mengolah rasa, menjadikan Si-yeong yang nampak tenang di luar namun bergejolak di dalam. Tatapan kosong yang senatiasa Si-yeong tampilkan seolah memberikan sebuah kontemplasi bagi karakternya untuk menyikapi akan dan bagaimana sesuatu akan terjadi.
Berbicara soal horror, Dong-seok masih mengandalkan gore sebagai jualan, itupun dalam kadar yang malu-malu (terkecuali di sebuah adegan yang melibatkan kursi). Jumpscare pun sesekali mengisi yang terkendala akibat buruknya transisi, alih-alih menjadikannya seram The Sin malah lebih mendekati ke ranah horror medioker, menjauhi pola yang sebelumnya diutarakan.
Third-act-nya sudah pasti akan menjawab sebuah dosa yaang menjadi pangkal permasalahan, dosa yang menjadikan seseorang layaknya iblis yang haus akan dendam kesumat. Menarik memang, meski dalam persentasinya The Sin terlampau buru-buru dalam menghadirkan sebuah konklusi hanya untuk memunculkan sebuah twist yang nihil sebuah pembaharuan.
Ada sebuah potensi bagi filmnya menampilkan sebuah gebrakan tanpa harus tampil berlebihan sebagaimana shoot terakhirnya yang menyiratkan sebuah kemenangan dalam sebuah dosa baru yang kembali dilakukan. Demikian manusia, yang selalu menyembunyikan dosa hanya untuk mencari sebuah kenyamanan dalam sebuah ketenangan semu sarat kepalsuan.
SCORE : 3/5
0 Komentar