Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - SHARK WARNING!

 

Sewaktu kecil, saya sering menghabiskan waktu senggang untuk menyaksikan film serangan hiu lewat kaset VCD, mulai dari Jaws (yang merupakan pelopor genre ini) hingga puluhan film serupa yang dirilis untuk home video. Berniat menghadirkan nostalgia, pilihan saya jatuh kepada Shark Warning! yang sebagaimana posternya, menjual serangan hiu dengan wanita berbikini yang hendak menjadi mangsanya. 

Semuanya bermula ketika Alan (Andrews J. Katers) memutuskan untuk kembali pulang ke kampung halamannya pasca 20 tahun berlalu, serangan hiu menewaskan sang adik di pinggir danau. Itulah mengapa, pertemuannya dengan sang paman, Ron (David Chokachi) berlangsung dingin dan bahkan tak segan bagi Alan untuk melayangkan pukulan terhadapnya. Alan merasa sang paman lalai menjaga dia dan adiknya dan lebih mementingkan untuk menenggak alkohol.

Pasca kejadian tersebut dan tewasnya salah satu nelayan, danau Havasu kini dipasangi benteng. Di saat bersamaan, timbul keresahan para warga yang mendapati bahwa hasil ikan tangkapan kian menipis, para warga yang kerap membuat sandwich ikan hasil tangkapan harus mengganti bahan baku dengan ikan kalengan. Itulah mengapa sang wali kota, Wendy Stuart (Rebecca Ritz) memutuskan untuk membuat lubang di sekitar benteng guna membuat ikan di lautan masuk.

Perilaku sang wali kota memang tidak bisa dibenarkan, namun dapat dipahami. Demikian pula dengan Ron yang sulit memaafkan kesalahan selama hidupnya atas kelalaian yang pernah ia lakukan, ia bahkan berhenti meminum alkohol. Naskah buatan Ryan Ebert (Megalodon: The Frenzy, The Twisters, Apocalypse of Ice) memang berjalan di permukaan, namun setidaknya masih memberikan ruang bercerita bagi film yang dibuat untuk sekedar hiburan (atau rilisan home video).

Shark Warning! banyak mengingatkan saya akan Shark Night 3D (2011) yang menampilkan serangan hiu di air tawar, meski terkait konsistensi serangannya patut dipertanyakan. Terkadang, latar danau hanya sebatas jembatan bagi naskahnya menciptakan sebuah teror yang beberapa diantaranya mengambil latar laut seberang danau. Lagi pula apa yang perlu diharapkan dari film yang secara terang-terangan menjual ketidaklogisan hanya demi menciptakan hiburan?

Kemiripan dengan Under Paris (2024) di mana keputusan sang wali kota mengadakan lomba memancing di tengah bahaya serangan hiu pun sulit untuk dihindari, sementara Alan dan Ron dibantu oleh Lisa (Angela Cole) meminta sang wali kota untuk menghentikan acara yang berakhir pada sebuah teror yang melibatkan salah satu karakternya. Entah di sengaja atau tidak, Shark Warning! memang bak carbon copy dari kompilasi genre serupa.

Urusan menciptakan kesenangan dan hiburan pun masih di bawah standar, sang sutradara, Jimmy Gadd (sebelumnya kerap bertindak sebagai editor bagi serial WandaVision hingga Hawkeye) sebatas menangkap pemandangan bawah air dan mengikuti hiu yang kentara artifical dalam melangsungkan serangannya. Hasilnya memang tak memberikan kepuasan, namun cukup untuk hiburan sekali waktu.

Selepas konklusi yang mudah diprediksi, Shark Warning! mungkin tak akan banyak dibicarakan banyak orang, mengingat tak ada yang menonjol dalam segi filmis, demikian pula dengan para pemain yang sebatas melemparkan dialog tanpa pernah memberikan nyawa bagi filmnya sendiri. Setidaknya, tujuan filmnya untuk menghadirkan hiburan pelepas penat tersampaikan meski setelahnya dengan gampang terlupakan.

SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar