Pasutri Gaje menandai keempat kali alihwahana webtoon ke dalam format film panjang di tengah keributan soal perkara pemilihan cast yang dianggap kurang pas memerankan pasutri muda yang baru saja menikah. Saya takkan membenarkan maupun menyangkal hal tersebut karena sebagai penonton awam yang belum pernah membaca sumber materi aslinya, keputusan tersebut jelas mempunyai maksud dan tujuan tersendiri diluar segala kebisingan tadi. Terpenting, menurut saya pribadi Pasutri Gaje memiliki cast yang sudah tak diragukan kemampuannya lagi.
Terhitung merupakan kolaborasi kelima antara Bunga Citra Lestari dan Reza Rahadian, masing-masing memerankan Adimas dan Adelia, pasutri muda yang baru saja melangsungkan pernikahan selama beberapa bulan. Naskah buatan Alim Sudio pun tak memberikan konflik yang benar-benar signifikan selain masih berkutat perihal keputusan menunda atau memiliki momongan.
Sebagai seorang suami, Adimas jelas memilih opsi pertama berdasar ketakutannya yang masih berstatus sebagai PNS muda dengan gaji yang belum seberapa, sementara Adelia berada di pihak kedua, meski secara literal mengerti keputusan sang suami, desakan dari sang ayah (Indro Warkop) membuatnya ingin membuktikan bahwa lelaki pilihannya itu tak seperti yang dipikirkan.
Sulit menampik bahwa keseluruhan Pasutri Gaje bak kumpulan sketsa yang dirajut secara paksa, yang sebatas menampilkan keseharian para karakternya yang tak jauh dari rumah dan dunia kerja. Keklisean semacam itu nyatanya tak membuat Fajar Bustomi selaku sutradara lantas rendah diri, ia mampu menyulap hal demikian begitu menarik dan paham betul bagaimana memanfaatkan potensi baik itu dari segi editing (yang menambahkan efek cartoonish), background yang grande hingga talenta para cast.
Nama yang disebut terakhir adalah yang paling mendominasi, diluar chemistry Reza-BCL yang sudah tak diragukan lagi, para pemain lain pun turut unjuk gigi. Dari sinilih subplot lain muncul yang tak kalah mencuri perhatian sedari awal, yakni asmara (atau lebih tepatnya cinta segitiga) antara Ningsih (Zsa Zsa Utari) si pegawai apotek dengan logat aegyo miliknya berusaha mendapatkan hati Meka (Arifin Putra) yang hatinya tertambat oleh Rosa (Nadine Alexandra).
Kepekaan Reza dalam menangani beragama situasi dilengkapi dengan segala gestur subtil yang dimiliki tubuhnya hingga kepiawaian Zsa Zsa Utari yang semakin mengukuhkan bahwa beliau adalah aktris yang paling bersinar (diluar statusnya yang masih dianggap underrated) sudah cukup menjadi bekal bagi Pasutri Gaje menyalurkan drama hingga komedi dengan kuantitas hiburan tinggi diluar segala lini yang masih bermain aman.
Lagipula apa yang seharusnya membentuk Pasutri Gaje sudah cukup untuk membangun narasi tadi sebagai tontonan ringan pelepas penat dengan segala ketidakjelasan serta momen cringey yang sarat akan unsur kesengajaan. Konklusinya pun tampil manis (satu hal yang paling konsisten tampil sedari awal semenjak pembukanya menampilkan aktivitas merangkai perabotan rumah) dan sarat akan relevansi bagi penontonnya yang tengah merasakan hal serupa. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa main aman terkadang merupakan sebuah keharusan yang menenangkan bukan?.
SCORE : 3/5
0 Komentar