Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - DEEP FEAR (2023)

 

Salah satu adegan dalam Deep Fear menampilkan seekor hiu putih menggigit kantong besar berisi kokain yang diselamatkan salah satu penyintas. Berangkat dari adegan itu, saya berharap filmnya menjelma layaknya Cocaine Bear dengan beruang digantikan oleh hiu yang teler. Meskipun tak terjadi apa-apa, dan harapan saya hanya sebatas angan-angan, Deep Fear nyatanya menjauh dari pola film survival-thriller konvensional dengan segala aksi murahannya dan menambahkan bobot berupa trauma akut karakternya.

Karakter yang dimaksud bernama Naomie (Madelina Ghenea) yang harus menelan pil pahit tatkala bermaksud menyelamatkan dua orang tak dikenal, Maria (Macarena Gomez) dan Jose (Stany Coppet) hanya untuk diminta menolong kembali salah satu rekannya, Thomas (John-Paul Pace) yang terjebak di puing kapal yang hendak karam. Tambahkan hiu sebagai pemantik perjalanan sekaligus sampul sebagaimana filmnya ingin tawarkan.

Jangan harapkan serangan dan teror hiu secara masif layaknya film sejenis, karena Deep Fear menjadikan poin tersebut sebagai kebutuhan sekuender. Ini bukan film hiu dengan serangan hiu, melainkan film dengan hiu di dalamnya. Poin primer film ini melainkan mengenai Naomie yang harus bertahan dengan ketakutan terdalamnya pasca sebuah kejadian di masa kecil yang menghilangkan nyawa kedua orang tuanya.

Paruh pertamanya diisi lewat obrolan sebagai pondasi nihil urgensi, kita hanya melihat interaksi karakternya tanpa pernah mengerti apa yang hendak dibicarakannya, selain mengetahui bahwa Naomie memiliki seorang kekasih (sekaligus rekan) yang amat mencintainya dalam diri Jackson (Ed Westwick). Kehadiran Jackson pun tak banyak membantu, selain hanya ditampilkan sebagai seorang pria yang kebagian momen damsel in distress.

Ditulis naskahnya oleh Robert Capelli Jr. (Mail Order Bride, Waltzing Anna, The Rules) bersama Sophia Eptamenitis (What Exit?) Deep Fear tak menawarkan sebuah ketakutan sebagaimana yang judulnya janjikan. Semuanya terasa menjemukkan kala naskahnya gemar melakukan repetisi beserta keputusan bodoh karakternya yang terlihat tak berdaya sebagai bahan memperpanjang durasi.

Pun pengarahan sutradara Marcus Adams (Octane, Long Time Dead) tak banyak membantu selain sebatas mengejawantahkan naskah yang kebingungan menyusun alur agar terlihat menarik. Alhasil apa yang ditampilkan oleh Deep Fear tak sanggup untuk memberikan hiburan maupun perenungan sebagaimana sering karakter utamanya lalukan. Relevansi terkait manusia yang lebih kejam daripada hiu putih yang terlihat ganas pun tenggelam dalam birunya lautan Karibia (lokasi sebenarnya dilakukan di Malta) yang menjadi poin plus film ini.

SCORE : 1.5/5

Posting Komentar

0 Komentar