Menyandang status sebagai film India pertama yang menampilkan aksi udara, mudah untuk menyebut Fighter sebagai sajian Top Gun wanna-be (memang kentara banyak adegan yang amat terinspirasi) yang sebatas menjual gelaran aksi. Setelah kesuksesan Bang Bang! (2014), War (2019) hingga Pathaan (2023), rasanya sulit untuk meragukan kepiawaian seorang Sidharth Anand (yang juga turut menulis naskahnya bersama Ramon Chibb) untuk sekali lagi membuktikan kapasitasnya dalam merangkai pertarungan udara yang harus diakui tampil mengesankan (saya menontonnya dengan format 3D).
Fighter menyoal aksi penyerangan di Pulwama yang pada kehidupan nyata turut menewaskan 40 polisi militer India di Kashmir serta serangan udara Balakot hingga pertempuran India-Pakistan secara berturut-turut di tahun 2019. Pembukanya menampilkan sebuah pernyataan seorang muslim yang mengatasnamakan jihad, yang belakangan diketahui merupakan anggota teroris ekstrimis.
Selanjutnya, pasca penyerangan tersebut, Indian Air Force (IAF) membentuk tim yang disebut "Air Dragon" dengan Rakesh 'Rocky' Jai Singh (Anil Kapoor) sebagai Kapten. Rocky tidak sendiri, ia mempunyai lima pasukan skuadron: Shamsher 'Patty' Pathania (Hrithik Roshan), Sartaj 'Taj' Gill (Karan Singh Grover), Basheer 'Bash' Khan (Akshay Oberoi), Sukhdeep 'Sukhi' Singh (Baveen Singh) hingga satu-satunya pilot wanita, Minal 'Minni' Rathore (Deepika Padukone).
Jelas, nantinya para pilot ini akan berjasa dalam menumpas para teroris. Namun, ketimbang buru-buru memborbardir penonton dengan aksi tersebut, Anand memastikan bahwa kita harus mengenal terlebih dahulu para karakternya, yang meski tak sampai mendalam, setidaknya mampu memberikan sebuah pemahaman sebuah latar belakang yang turut memberikan sebuah kontuniti yang pasti.
Sebagai peran utama, porsi Patty jelas lebih besar. Hrithik Roshan tampil dengan penuh wibawa lewat machismo miliknya, yang juga turut diberikan sebuah range emosi terkait keputusan krusial nantinya. Deepika Padukone tampil menawan seperti biasanya, sementara Karan Singh Grover dan Akshay Oberoi memastikan bahwa kehadiran mereka bukan sebatas untuk ditumbalkan. Itulah mengapa chemistry mereka tampil menawan, yang walaupun ditampilkan dalam momen sederhana sebatas berkumpul dan makan. Karena kemewahan bagi mereka tak sebanding dengan kebersamaan yang terbungkus dalam sebuah kapsul waktu bernama kenangan.
Berbicara mengenai narasi, Fighter memang tak memberikan sebuah pembaharuan signifikan. Pun, menilik pada tujuan utamanya ini bukanlah tontonan yang mengedepankan hal tersebut, meski rasanya rasa patriotisme amat kental karena filmnya sendiri dirilis untuk membangkitkan semangat Hari Republik India.
Bukan tanpa kekurangan, Fighter pun diisi oleh beberapa dramatisasi tak perlu-meski beberapa diantaranya mampu terkoneksi secara alamiah. Misalnya momen pertemuan Minni dengan kedua orang tuanya, yang meskipun sederhana mampu meruntuhkan tembok perasaan, disusul kemudian dalam sebuah rangkaian pemakaman salah satu karakternya, yang semakin hidup tatkala nomor trek Dil Banaane Waaleya dari Arijit Singh berkumandang.
Fighter menghabiskan dana sebesar 250 crore Rupee yang mana merupakan budget yang tak kecil. Pengeluaran yang dikeluarkan untungnya sepadan dengan hasil yang ditampilkan. Pemakaian CGI tampil meyakinkan dan tak mengadalkan sebuah slow-motion guna merangkai sebuah jahitan adegan yang melibatkan aksi pertempuran pesawat di udara.
Memasuki konklusi, tensinya mungkin sedikit melemah, yang seharusnya menjadi puncak tatkala para pembela negara menghadapi sang dalang utama, Azhar Akhtar (Rishabh Sawhney) yang tindak-tanduknya sengaja ditampilkan menjelang akhir. Pun, sebagai villain utama, kurangnya motivasi yang jelas melemahkan karakterisasinya yang hanya ditampilkan dengan sorotan mata tajam berwarna merah.
Walaupun demikian, tak mengurangi kenikmatan untuk menyaksikan sebuah spectacle pembuka yang cukup mengesankan. Sulit rasanya untuk tak memalingkan mata yang membuat durasi 166 menit tak terasa. Apalagi, Fighter memiliki nomor trek yang catchy dan easy listening, Sher Khul Gaye adalah sebuah festive modern, sementara Dil Chah Raha He bersama Ishq Jaisa Kuch akan selalu dikenang sebagai nomor yang menampilkan perayaan akan cinta diluar fakta bahwa untuk pertama kali Hrithik Roshan dan Deepika Padukone dipersatukan dalam satu layar.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar