Sesuai judulnya, Good Grief membicarakan perihal duka dengan segala kompleksitasnya ketika dirasakan oleh manusia. Debut penyutradaraan panjang pertama Daniel Levy (Schitt's Creek) ini menyoroti hal tersebut. Bagaimana apabila duka datang secara tiba-tiba, di saat yang tak terduga dan membuka sebuah luka yang kian menjadikannya lebih paripurna?
Semuanya berawal ketika perayaan malam natal, Marc (juga diperankan oleh Daniel Levy) tidak menyangka bahwa hari bahagia itu akan menjadi hari terakhir bagi dirinya berjumpa dengan sang suami, Oliver (Luke Evans) yang belum sampai setengah jam setelah berpamitan untuk menandatangani buku ciptaannya-mengalami insiden selepas taksi yang ditumpanginya kecelakaan dan turut menghilangkan nyawa orang terkasihnya yang ia anggap sebagai ganti dari duka pasca kehilangan sang ibu tercinta.
Baginya, status yatim piatu sekaligus duda telah tersemat dalam namanya. Seolah kehilangan arah, ia mengajak dua sahabatnya, Sophie (Ruth Negga) dan Thomas (Himesh Patel) untuk berlibur ke apartemen milik sang suami di Paris, yang ia pamerkan memiliki sofa empuk tempat berhubungan seks dengan sang mendiang. Namun, tanpa mereka ketahui, terdapat agenda khusus yang disembunyikan oleh Marc.
Selain sebagai sutradara dan pemain utama, Daniel Levy pun turut menulis naskahnya yang tersusun atas fragmen demi fragmen khusus bagi filmnya menuju ke sebuah "kebaikan duka" yang seharusnya bisa tampil lebih mengena andai Levy tak terlalalu berlarut-larut dalam merangkai narasi yang penuh keabuan jika untuk diselesaikan secara instan.
Benar, Good Grief cukup tertatih-tatih dalam pengadegannya andai tak disokong oleh performa pemainnya yang meyakinkan. Levy tampil prima dalam mendefinisikan duka dan cara meregulasinya, sementara Ruth Negga adalah nyawa filmnya yang senantiasa memberikan warna ceria dibalik setiap kegagalan cintanya, sementara Himesh Patel dalam perannya yang canggung, rupanya menyimpan sebuah keinginan terpendam yang urung mendapatkan sebuah kejelasan.
Keberadaan mereka menciptakan sebuah relasi yang menghidupkan filmnya di saat keseluruhan cerita terkadang naik turun. Good Grief memang mempunyai maksud yang dapat dengan mudah dipahami. Bahwasannya setiap duka harus dijalani sebagaimana mestinya, guna menuju sebuah kebahagiaan yang sebenarnya. Karena pada dasarnya, menghindari duka berarti menghindari cinta. Pesan yang seharusnya lebih mengena andai Good Grief lebih memadatkan cerita.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar