Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - GALAKSI (2023)

 

Lewat Galaksi, sutradara Kuntz Agus (Surga yang Tak Dirindukan, Petualangan Menangkap Petir, Dear Nathan: Thank You Salma) mungkin tak memberikan sebuah terobosan bagi adaptasi Wattpad mengenai pertemuan siswa SMA geng motor dengan siswi remaja cantik dan baik hati. Elemen itu jadi pondasi utama, namun, ketimbang menampilkan hal yang sebagaimana dilakukan rekan sejawatnya, Galaksi menjadi pembeda. Ia tak berusaha mengulang pola serupa, melainkan memaksimalkan pakem sederhana dengan tambahan rasa.

Judulnya sendiri merujuk pada karakter utamanya, Galaksi Aldebaran (Bryan Domani) sang ketua geng motor Ravispa yang bertugas melindungi siswi SMA Ganesha, utamanya dari ancaman sang rival, Robert (Omara Esteghlal), ketua geng Avegar milik SMA Kencana. Sampai pertemuannya dengan Kejora (Mawar de Jongh), gadis anggota paskibra-menambah warna kehiduapan baru bagi Galaksi, sekaligus mengancam keberlangsungan hidupnya dengan Ravispa.

Ditulis naskahnya oleh Bagus Bramanti (Kartini, Talak 3, Yowis Ben) bersama Hanan Novianti (Dapur Napi, Drama Ratu Drama, Saiyo Sakato) berdasarkan adaptasi Wattpad (yang kemudian dialihwahanakan ke dalam novel berjudul sama) buatan Poppi Pertiwi, Galaksi memang dipenuhi oleh hal-hal klise khas romansa remaja yang sama sekali nihil akan sebuah pembaharuan. Namun, seperti yang telah saya singgung sebelumnya, di sanalah titik terbaik film ini.

Ketika romansa remaja gemar melontarkan kalimat romantis yang ingin terdengar puitis, Galaksi menggantikannya dengan dialog kasual remaja pada umumnya. Poin utamanya bukan terletak di sana, dibawalah kita mengenali dua karakternya yang masing-masing saling memahami dan kemudian membuat rasa cinta itu tumbuh karena kesamaan rasa. Galaksi menemukan sandaran baru di bahu Kejora yang senantiasa mendengarkan keluh-kesahnya, utamanya terkait hubungannya dengan sang ayah (Donny Alamsyah) yang kerap bersifat abusive. Sementara Kejora, menemukan "rasa baru" dari Galaksi diluar statusnya sebagai ketua geng motor.

Bryan Domani dan Mawar de Jongh mewadahi hal tersebut lewat pembawaan manis yang tak segan mengundang tawa maupun senyum simpul. Romantika keduanya menggemaskan berkat chemistry meyakinkan. Pun tatkala melakoni adegan drama, baik Bryan maupun Mawar menyalurkan rasa dan emosi dalam degradasi yang sebenarnya.

Satu hal lain yang dimiliki oleh Galaksi ialah kebolehan memberikan kejelasan pula bercerita mengenai barisan karaternya, termasuk para anggota Ravispa yang terkumpul karena memiliki nasib yang sama, yang banyak pula terjadi pada remaja pada umumnya.

Sederhanya, Galaksi adalah standar baru bagi romansa remaja dengan karakter anak SMA. Meski memasuki konklusi, para penulis bak kehabisan ide dalam menutup cerita yang tak sehrusnya tampil terlampau naif-setelah sebelumnya diisi oleh rangkaian adegan yang cukup masif. Dari sini celah Galaksi yang tak sepadan dengan apa yang seharusnya dibayar. Walaupun demikian, ia tetaplah tontonan remaja yang layak disaksikan berkat keberhasilannya mengandalkan pakem, terlebih dalam memandang sebuah peristiwa yang tak dibenarkan dengan alasan yang harus dipaksakan.

SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar