Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - GANJIL GENAP (2023)

 

Melalui penyutradaraan ketiganya, Bene Dion Rajagukguk (Ghost Writer, Ngeri-Ngeri Sedap) semakin memantapkan statusnya sebagai salah satu sutradara paling menjanjikan. Ganjil Genap yang merupakan hasil adaptasi novel berjudul sama buatan Almira Bastari membawa penonton menyusuri pahit-manisnya cinta yang konon hanya dapat bertahan selama empat tahun saja. Sisanya adalah sebuah komitmen yang membuat seseorang bertahan terhadapnya. Demikian hasil penelitian menyebutkan.

Cinta memang dapat menyembuhkan, cinta pula dapat menyakitkan. Opsi kedua memang sulit untuk diterima dan dilupakan, yang naasnya menimpa Gala (Clara Bernadeth) di perayaan hari jadi kedelapan hubungannya bersama Bara (Baskara Mahendra). Di sebuah parkiran, Bara memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Gala, dengan alasan bahwa sudah tak ada lagi perasaan cinta dalam hatinya, mengikuti pendapat penelitian yang turut ia sebutkan.

Patah hati dengan keadaan. Gala lantas bertekad untuk menikah terlebih dahulu dan mencari pasangan pengganti Bara. Dibantu kedua sahabatnya, Nandi (Joshua Suherman) dan Sydney (Nadine Alexandara), usaha pun dilakukan melaui pencarian jodoh di situs kencan. Masih belum menemukan kecocokan, Gala secara tak sengaja bertemu dengan Aiman (Oka Antara), dokter gigi yang bisa saja menggenapi hatinya.

Selanjutnya, Ganjil Genap menyoroti usaha Gala yang berusaha mengganjilkan hatinya yang genap. Kedekatannya bersama Aiman memang membuat sebuah ketenangan-meski hatinya terhadap Bara masih sulit untuk dilupakan. Dari sini, kegamangan tersebut diejawantahkan oleh Bene yang juga turut menulis naskahnya dalam sebuah romansa-komedi yang juga turut mementingkan proses sebelum menemukan hasil.

Serupa aturan ganjil genap yang tengah berlangsung dalam setting Jakarta-sentris miliknya, Bene memastikan drama miliknya selalu tepat sasaran, demikian pula dengan muatan komedi yang selalu menertawakan kehidupan percintaan yang dialami oleh Gala dalam masa proses pendekatan keduanya. Di saat genre sejenis mulai melupakan esensi ini, Ganjil Genap seolah menjadi pengingat bahwa proses tersebut tak kalah pentingnya.

Clara Bernadeth berjasa dalam melahirkan momen komedik yang senantiasa menyulut tawa. Sikap clueless dan meledak-ledak seorang Gala dipersentasikan oleh Clara dengan natural, membentuk sebuah komedi situasi tepat sasaran, sebutlah momen yang turut melibatkan polisi di dalamnya. Oka Antara menjadi tandem sempurna. Aiman yang secara usia lebih dewasa dibandingkan Gala, selalu memberikan bahu untuk bersandar, meski kita dapat memastikan dalam diamnya seorang Aiman ada sebuah ketakutan yang coba disembunyikan. Elemen ini nantinya dibenturkan, yang turut memberikan sebuah keputusan relevan bagi keseluruhan filmnya.

Singkatnya, Ganjil Genap adalah rom-com dengan perspektif dewasa yang tak memandang remeh sebuah perbedaan pendapat seputar cinta dan komitmen. Tak ada upaya untuk mengalah, memainkan mengenal dan memahami secara alamiah. Itulah mengapa guliran kisahnya mampu tersampaikan secara baik, karena dalam realita persepsi tersebut memang nyata adanya.

Meskipun tak selalu mulus, pengadeganan Bene senantiasa memberikan sebuah penjelasan melalu ketepatan bercerita. Misalnya dalam sekuen pembuka, kita turut dilibatkan dalam proses perayaan hari jadi Gala-Bara dalam sebuah montase cepat dengan teknik pemakaian match cut. Atau ketika penggunaan long-take yang sering dikedepankan, tak sebat asal-asalan, melainkan turut menjabarkan sebuah perasaan. Entah itu diterapkan melalui flashback (momen favorit saya adalah pertemuan Gala-Bara menjelang konklusi) maupun murni menangkap detail emosi para karakternya.

Ganjil Genap adalah kasus langka dalam genre sejenisnya. Siapa sangka cerita perihal kegamangan seorang wanita dalam menentukan pilihannya mampu menampar dinding perasaan sembari menertawakan kebodohan dalam kehidupan berpacaran. Ditemani lagu Kamulah Satu-Satunya yang dinyanyikan ulang oleh Adrian Martadinata, sejenak filmnya memunculkan sebuah kesan nostalgic pula membumi. Karena siapa yang tidak tahu lagu fenomenal milik Dewa 19 ini?

Terkait konklusi, seperti yang telah saya singgung sebelumnya, Ganjil Genap memberikan sebuah pilihan tanpa harus menganggap kerdil pendapat yang tak sejalan. Mengamini sebuah dialog dalam filmnya yang mengatakan bahwa setiap orang pasti akan tumbuh untuk menemukan sebuah jawaban yang utuh.

SCORE : 4.5/5

Posting Komentar

0 Komentar