Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - THE BLACK DEMON (2023)

 

Ketimbang berjalan di ranah horror-thriller konvensional mengenai serangan hiu, The Black Demon memilih opsi lain dengan mengetengahkan unsur eco-horror mengenai akibat dari campur tangan keserakahan perusahaan dan kerusakan alam, membuatnya terasa lebih berbobot dari biasanya. Mengamini tagline utama miliknya yang berbunyi Nature Bites Back terasa nyata.

Carlos Cisco (Star Trek: Discovery) bersama Boise Esquerra pun turut mengetengahkan mitologi setempat mengenai El Dominio Negro alias The Black Demon (hiu megalodon raksasa) yang muncul setela lautan lepas dijadikan sebuah anjungan minyak yang mencemari lingkungan membalas dendam karena telah menciptakan kerusakan ekosistem atas dasar keserakahan perusahaan tanpa pernah mementingkan sebuah keseimbangan.

Fokusnya sendiri mengenai Paul (Josh Lucas) yang memboyong serta keluarganya dalam urusan pekerjaan sekaligus liburan ke kota Bahia Azul, Meksiko. Tugas Paul ialah melakukan revitalisasi terhadap anjungan lepas minyak di lepas pantai El Diamante. Tak butuh lama untuk Paul menyadari bahwa tempat tersebut diteror oleh hiu megalodon raksasa yang siap mengambil nyawa.

Disutradarai oleh Adrian Grünberg (Rambo: Last Blood, Get the Gringo), The Black Demon adalah upaya menyampaikan pesan lingkungan yang terkungkung oleh pengadeganan serba lamban. Terlepas dari muatan pesan yang ingin disampaikan, penonton seperti saya yang mengharapkan sebuah serangan yang menjatuhkan korban mungkin akan dibuat kebosanan menyimak sebuah adegan yang nihil sebuah penjelasan.

The Black Demon sempat menyinggung legenda Meksiko Aztec mengenai eksistensi Dewa Tlaloc (Dewa Hujan) yang memiliki sebuah korelasi bagi filmnya menjelang konklusi. Dalam pengadeganannya, Grünberg berniat menghantarkan sebuah katarsis yang alih-alih tampil layak justru terhalang oleh niatan yang tak sejalan ketika manifestasi dari hal tersebut kekurangan daya cengkram.

Mengenai sosok hiunya sendiri, The Black Demon tampil malu-malu dengan membiarkan penonton sepenuhnya menunggu, dan ketika momen tersebut tiba, ada sebuah ketidakpuasan yang mengganjal, entah itu kurangnya sebuah keseraman maupun efek CGI yang kurang dominan, menyaksikannya pun urung mengundang sebuah ketakutan.

Beruntung, dari rentetan kelemahan yang filmnya tampilkan, karakter Chato (Julio Caesar Cedillo) dan Junior (Jorge A. Jimenzez) dua penyintas kapal menghadirkan interaksi likeable ketimbang protagonisnya sendiri. Andai The Black Demon mampu menghadirkan kesan serupa, keseluruhan filmnya mungkin tak akan semenjemukan ini.

SCORE : 2/5

Posting Komentar

0 Komentar