Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - TRANSFORMERS: RISE OF THE BEASTS (2023)

 

Lupakan sejenak keambiguan Transformers: Rise of the Beasts sebagai sekuel untuk Bumblebee (2018) atau justru reboot untuk Transformers (2017) milik Michael Bay yang nihil akan sebuah ketegasan. Satu hal yang pasti, Rise of the Beasts tampil beda berkat jalan nostalgia. Utamanya bagi mereka yang tumbuh besar dengan serial tv Transformers: Beasts Wars.

Dari segi desain tampilan robot nyaris tidak ada perubahan (selain tampil nyata dan believable) pula demikian dengan jajaran Autobots yang hadir serupa animasi pula mainan milik Hasbro. Rise of the Beast seolah menegaskan bahwa perubahan harus dilakukan entah itu sebagai bentuk penyegaran maupun pembaharuan.

Pembukanya langsung tancap gas menampilkan asal-usul Maximals (ras Cybertronian berwujud binatang) yang tengah diserang oleh para pengawal dewa pemakan planet bernama Unicron (Colman Domingo) lewat kaki tangannya Terrorcron dengan pasukan kalajengkingnya bernama Predacon. Lewat pimpinan Scourage (Peter Dinklage) mereka memperubutkan sebuah kunci bernama Transwarp yang terpecah menjadi dua.

Pada tahun 1994 (alias 4 tahun pasca setting Bumblebee), Noah Diaz (Anthony Ramos), mantan ahli elektronik militer tengah berjuang untuk mendapatkan pekerjaan demi kesembuhan sang adik. Serupa Sam Witwicky, Noah nantinya akan turut berperan membantu para Autobots pimpinan Optimus Prime (Peter Cullen) selepas ia putus asa mencuri mobil Porsche yang ternyata adalah Autobots bernama Mirage (Pete Davidson).

Selepas paruh awal yang mengenalkan sebuah latar belakang, Rise of the Beasts mengajak penonton untuk menengok barisan karakternya, yang mana ia bersedia untuk meluangkan waktu lebih untuk bercerita lewat sudut pandang manusia. Ini justru bak pisau bermata dua, karena pasca ketiadaan robot, dramanya tampil hambar, termasuk ketika Noah secara tak sengaja bertemu dengan seorang pegawai museum bernama Elena (Dominique Fishback) yang nantinya turut terlibat dalam misi menyelamatkan dunia selepas Elena secara tak sengaja membangkitkan kembali kunci Transwarp yang turut memanggil Scourage dan pasukannya.

Selanjutnya, Rise of the Beast menampilkan apa yang diinginkan penonton: pertempuran robot. Sutradara Steven Caple Jr. (Creed II) piawai dalam mewujudkan hal tersebut yang kemudian turut diselingi oleh perkenalan robot hewan semacam Airazor (Michelle Yeoh) hingga sang pemimpin, Optimus Primal (Ron Perlman) hingga deretan Autobots lainnya yang tak kalah menarik. Rise of the Beast mungkin tak memaksimalkan unsur Bayhem sebagaimana serinya berlangsung, pemgadeganan Caple Jr. lebih memilih jalur personal serupa memberikan karakterisasi lebih para deretan robotnya.

Entah itu berupa obrolan kasual antar robot maupun dengan manusia, selalu ada ciri khas tersendiri yang membuat penonton untuk selalu mengingatnya. Paling mencuri perhatian adalah Mirage, yang lewat pembawaan suara Pete Davidson tampil lebih hidup sebagai robot yang bersahabat dekat dengan manusia. Berkatnya, beberapa dampak emosi pun mampu tersalurkan secara baik.

Singkatnya, para robot lebih memiliki hati ketimbang deretan tumpukan besi yang menggunung begitu saja atau mobil penyok nan reot yang terabaikan oleh manusia selama proses persembunyiannya. Lain halnya dengan kaakter manusia yang kehadirannya terasa dipaksakan hanya berdasar atas satu persamaan nasib dan tujuan yang entah suda berapa kali diterapkan.

Naskah Rise of the Beasts ditulis secara keroyokan (Joby Harold, Darnell Metayer, Josh Peters, Erich Hoeber, Jon Hoeber) yang terasa mengherankan kala naskahnya sebatas hail repetisi demi repetisi yang bertumpu pada pola terlewat sederhana. Dari sanalah, karakter manusianya turut berperan (karena alasan mereka terlalu kecil, sedangkan robot begitu besar). Sangat disayangkan memang, namun ini bukan sebuah persoalan mengingat fokus filmnya hanya sebatas hiburan dalam menampilkan pertarungan robot. Klimaksnya mengamini hal tersebut dan Caple Jr. piawai menangkapnya dalam beberapa sudut berbeda.

Lagi pula, apa yang diharapkan pada tontonan sarat hiburan semacam ini? Bumblebee memang memasang pola tinggi ketika suguhan hiburan ternyata mampu memberikan sebuah kejutan diluar dugaan. Demikian pula dengan Rise of the Beast yang tak sempurna-namun memiliki masa depan menjanjikan selepas sebuah adegan menjelang akhir menyiratkan sebuah crossover yang akan hadir dalam skala lebih besar dan lebih luas.

SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar