Diluar kehadirannya sebagai proses aji mumpung mengenai isu yang marak terjadi dewasa ini, Sosok Ketiga selaku film ketiga sutradara Dedy Mercy tahun ini setelah Pelet Tali Pocong dan Jin Khodam rupanya menyimpan keinginan untuk bercerita-yang terbukti sedari paruh awalnya bergulir yang menampilkan Yuni (Celine Evangelista) yang tengah melakukan ritual guna memakai pelet di sebuah gua pantai dengan deburan ombak, selepasnya ia kemudian dituntut untuk memakan ati ayam cemani mentah guna menyempurnakannya.
Benar saja, tak lama kemudian ia berhasil memiliki Anton (Samuel Rizal) dan tengah hamil tua meski berstatuskan sebagai istri kedua. Proses mitoni baru saja berlangsung, dan kita melihat Nuri (Erika Carlina), istri pertama yang datang untuk mengucapkan selamat meski dalam keadaan telat. Sederhananya, rumah tangga mereka terlihat baik-baik saja, meski perasaan cemburu akibat dimadu selalu hadir tanpa pernah diundang.
Tentu, tak akan ada yang hal baik-baik saja dalam sebuah film horror. Selepas bercerita, Sosok Ketiga kemudian menampilkan asupan teror berupa gangguan demi gangguan yang dialami oleh Yuni di masa kehamilannya. Entah itu berupa mimpi atau kesalahan masa lalu (mengingat Yuni adalah sahabat dekat Nuri semasa kuliah) filmnya sendiri berpotensi untuk digiring ke ranah psychological horror mumpuni yang memanfaatkan ketakutan karakter utama sebagai ancaman.
Benar, naskah yang ditulis oleh Vidya Talisa Ariestya (Ghibah, Khanzab, Tulah 6/13) sempat menjamah ranah tersebut meski sebatas berjalan di permukaan. Sisanya adalah sebuah usaha repetisi nihil urgensi yang hadir sebatas mengecoh penonton dengan menambahkan karakter hantu berkonde yang kemunculannya selalu disertai jumpscare serampangan dengan iringan musik pemekak gendang telinga.
Seakan kurang percaya diri akan potensi yang dimiliki ataupun kurangnya pemahaman akan esensi horror itu sendiri, Sosok Ketiga hanya berakhir sebagai sajian horror lokal yang sebatas meramaikan bioskop demi mengeruk pundi demi pundi finansial tanpa dibarengi dengan penceritaan yang benar-benar handal. Pun ketika filmnya melangkah ke ranah baru semisal aksi whodunit sederhana terkait asal-muasal gangguan yang menimpa, kehadirannya tak serta-merta membantu-selain hanya sebatas sambil lalu.
Padahal, kita sempat digiring mengenai kecurigaan terhadap salah satu tokoh, sebutlah Bude Harni (Dewi Irawan) hingga anggapan yang dilontarkan oleh ibu Yuni (Roweina Umboh) yang mempercayai bahwa semuanya akibat pelet yang sempat digunakan. Kedua opsi tersebut tidak benar-benar dimainkan baik itu secara konvensional maupun penceritaan.
Hingga tatkala third-act-nya ditampilkan, unsur baru kemudian diperkenalkan selepas sebuah twist yang sedari awal sudah begitu mudah terprediksi dan menciptakan transisi yang sengaja ditarik-ulur. Sosok Ketiga kemudian beranjak ke horror eksorsisme berupa ruqyah yang dilakukan lewat bantuan Ustadz Doni (Donny Alamsyah, yang kehadiannya sebatas mengisi 10 menit durasi) dengan lantunan ayat kursi miliknya yang mampu menyelesaikan segala permasalahan dengan singkatnya. Mari kita sebut ini dengan istilah deus-ex-machina.
SCORE : 2/5
0 Komentar