Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - SOULMATE (2023)

 

Pembuka Soulmate menampilkan seorang wanita yang mengunjungi sebuah galeri museum, percakapan kecil terjadi dan berujung pada sebuah lukisan yang ditutup tirai berwarna putih yang setengah jadi. Sekilas, momen tersebut tak ubahnya adegan biasa, namun menurut pengalaman seseorang, siluet setengah jadi tersebut bisa saja menafsirkan sebuah arti khusus yang lebih spesial. Dari sini, Soulmate berubah menjadi suguhan yang menawarkan wisata masa lalu dalam balutan sampul waktu bernama kenangan.

Kenangan tersebut bermula sedari kecil saat Ha-eun (Jeon So-nee) berkenalan dan bersahabat dengan seorang murid baru pindahan bernama Mi-so (Kim Da-mi). Ha-eun adalah representasi seorang murid yang dilimpahi kasih sayang dalam rumah kecil pula keluarga harmonis yang selalu memberinya cinta, berkebalikan dengan Mi-so yang kedekatannya dengan sang ibu semakin merenggang, terlebih ketiadaan ayah pula siklus hidup yang memaksanya untuk selalu pindah menjadi salah satu alasan. Bahkan sang ibu pun meninggalakan Mi-so di Jeju hanya untuk tinggal di Seoul.

Ditulis naskahnya oleh Kang Hyun-joo bersama Min Yong-geun (turut merangkap sebagai sutradara) menampilkan fase demi fase kehidupan dua karakter utamanya. Jika masa kecil memancarkan aura hangat, intim ditengah kepolosan dan keingintahuan keduanya yang besar (mereka sempat menanyakan perihal mengapa wanita harus memakai bra) dirangkai dalam sebuah momen di musim panas yang penuh akan cerita berkesan keduanya.

Memasuki masa SMA, karakternya semakin berkembang menampilkan ragam letupan-letupan perasaan remaja yang lebih menggebu-gebu. Meskipun mewakili banyak fase remaja pada umumnya, kehidupan keduanya semakin kentara berbeda. Ha-eun masih dikeliling kasih sayang keluarganya, sementara Mi-so harus tinggal di sebuah kontrakan kecil di mana kegiatan menyetel lagu di CD rutin dilakukan. Bahkan, ketika keduanya membahas perihal masa depan, Mi-so sebatas menjawab bahwa ia ingin mati di usia 27 tahun sebagaimana yang dialami oleh Janis Joplin, musisi idamannya.

Hal diatas ditampilkan secara perlahan pasca Mi-so mengunjungi blog tulisan Ha-eun yang rutin ia tulis ketika bersama. Lewat tatapan dan sorot mata Kim Da-mi tatkala melihat laptop, kita dapat melihat dengan jelas bahwa dirinya amat merindukan masa remaja, terlebih ketika fase dewasa amat melelahkan setelah berkenalan dengan realita yang tak seindah bayangan. Kondisi ini banyak dialami oleh kebanyakan orang dewasa, termasuk saya.

Masalah lain timbul tatkala Ha-eun mulai menaruh perasaan kepada teman sekelasnya, Jin-woo (Byeon Woo-seok) dan mulai memperkenalkannya kepada Mi-so. Tentu, kehadiran orang ketiga ini akan menguji persahabatan mereka yang turut pula membawa filmnya pada naik dan pasang surutnya kehidupan masing-masing seiring berjalannya usia, seiring pula hari berganti dan menawarkan sebuah kondisi baru.

Soulmate tak ubahnya drama coming-of-age kebanyakan yang menampilkan tumbuh-kembang kedekatan dua orang wanita dengan segala problematikanya. Lebih jauh, ini adalah suguhan kompleks yang akan menghantam perasaan kala semakin tersibak realita baru keduanya, semakin pula filmnya menampilkan sebuah kesan baru yang tak terduga umpamanya sebuah kehidupan yang penuh dengan kejutan.

Beragam rasa ditampilkan secara mengena oleh Yeong-geun yang memfasilitasi performa para pemain dalam ragam eskalasinya yang sudah tak diragukan lagi kapasitasnya. Baik Kim Da-mi maupun Jeon So-nee sama-sama bermain apik, banter maupun interaksi keduanya semakin solid, layaknya seorang sahabat yang sudah lama mengenal satu sama lain. Favorit saya adalah tatkala keduanya saling bermain pum it (yang pada faktanya mereka pelajari pada seorang Youtubers selama 1,5 bulan).

Menerapkan alur maju-mundur memfasilitasi Soulmate ibarat sebuah kenangan yang akan selalu dikenang dan dijaga dalam hati yang paling dalam. Selanjutnya, naskahnya pun memberikan sebuah twist yang memperkuat inti dari "belahan jiwa" sebenarnya. Ada sebuah anggapan bahwa kehidupan masing-masing amat mereka dambakan. Mi-so dengan segala kebebasannya terkadang ingin merasakan kehidupan seperti Ha-eun yang lebih terarah. Tetapi, apakah kehidupan Ha-eun sesuai apa yang dipikir oleh Mi-so?

Merupakan remake resmi dari film Cina berjudul Soul Mate (2016), Soulmate pun turut menyelipkan perihal pilihan hidup yang jika ditilik secara lebih rinci merupakan sebuah persilangan keduanya. Baik Ha-eun maupun Mi-so mempunyai jalannnya masing-masing yang akan senantiasa mendukung satu sama lain, dari sini pemaknaan belahan jiwa yang sebenarnya.

SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar