Dalam hidup, pernahkah anda menyesali keputusan yang telah anda pilih? Pernahkah anda merasa bahwa anda kehilangan diri sendiri demi mengejar apa yang semula diinginkan, yang justru membuat anda penuh akan tekanan? Somebody I Used to Know selaku film panjang kedua Dave Franco (The Rental) melemparkan pertanyaan itu dalam sampul sebuah film romansa-komedi yang sekilas terlihat biasa, namun siapa sangka menyimpan sebuah makna yang cukup mengena dari jajaran kompatriotnya.
Ini adalah kisah tentang Ally (Alison Brie, yang turut menulis naskah bersama sang suami) showrunner pengisi acara reality show sampah yang berjudul The Great British Baking Show hingga Love Island. Ini menuntutnya untuk menggunakan trik andalannya dengan menyulut air mata para bintang tamu supaya mendatangkan respon yang tinggi. Singkatnya, Ally adalah sosok penuh gimmick yang rela menanggalkan harga diri demi rating televisi.
Setelah mati-matian bekerja, tiba-tiba acara yang dipandu Ally terkendala masalah produksi yang sementara dihentikan, putus asa, Ally kemudian memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Leavenworth, Washington untuk menemui sang ibu (Julie Hagerty) yang malah tengah berhubungan seksual dengan mantan guru sekolah dasarnya. Hendak mencairkan suasana, ia kemudian memutuskan pergi ke sebuah bar setempat, yang kemudian menemukannya kembali dengan Sean (Jay Ellis), mantan kekasih yang telah ia tinggalkan sepuluh tahun lalu.
Impresi pertemuan keduanya jelas terasa canggung, bahkan Ally dengan bodohnya sempat pura-pura sembunyi. Untung momen ini tak berlangsung lama, Ally dan Sean kemudian menghabiskan semalaman bersama dengan menciptakan beragam macam kegilaan sebelum sebuah pengakuan di ujung danau mereka kembali ceritakan. Menurut Ally ini adalah sebuah perpisahan sekaligus keputusan paling berat yang pernah ia lakukan, namun sebuah ciuman perpisahan kembali menumbuhkan gairah romansa yang dulu pernah membara.
Selepas itu, naskahnya kemudian kembali ke ranah drama-komedi kebanyakan, di mana keinginan Ally untuk mengejar dan mendapatkan kembali Sean membuka sebuah fakta bahwa sang mantan kekasih akan menikah dua hari lagi. Sempat mundur dengan kenyataan, tetapi sang teman lama, Benny (Danny Pudi) mendukung keputusan Ally yang jelas ia katakan dalam keadaan mabuk dan tak serius. Dari sini konflik mulai melebar, tatkala Ally bersaing secara diam-diam dengan Cassidy (Kiersey Clemons), vokalis band punk rock yang berlawanan dengan Ally ketika menjalani hubungan dengan Sean.
Sejenak, Somebody I Used to Know tak memberikan sebuah perbedaan dibanding para pendahulunya, naskahnya selalu setia dengan pola tak serius, di mana beberapa komedi situasi bahkan umpatan kasar lalu-lalang mengisi barisan dialog karakternya. Namun, menurut saya, disitulah letak spesialnya film ini, Dave Franco memang tak memberikan sebuah modifikasi, namun ia mengolahnya supaya menjadi sajian yang lebih berarti.
Deretan pesta yang berujung pada sebuah kekacauan, persaingan yang sebatas saling sindir dan curi pandang, pula deretan karakter dengan moralitas diluar nalar memberikan sebuah kesenangan yang tak segan mengundang tawa. Didukung oleh performa Allison Brie yang senantiasa mengundang kegilaan hingga Danny Pudi dengan tokohnya yang khas, bahkan saya belum menyebut Olga Merediz sebagai JoJo hingga Haley Joel Osment sebagai Jeremy, bagian dari keluarga Sean dengan ciri khas yang belum pernah saya saksikan.
Ada sebuah ketakutan jika nantinya Somebody I Used to Know lupa akan judulnya, yang justru dimainkan secara pelan tapi pasti oleh Franco dengan amat hati-hati. Penyutradaraannya memang tak spesial, sebatas memberikan sebuah kesadaran hingga fakta yang sebenarnya akan kita saksikan, namun setelah sebuah momen yang melibatkan pertengkaran pula pembicaraan di sebuah kamar hotel, filmnya perlahan mulai menapaki sebuah kejujuran bagi kehidupan yang harus direlakan sebagaimana skenario Tuhan tentukan.
Dari sini elemen the art of letting go ditampilkan dengan begitu penuh semangat tanpa adanya sebuah dramatisasi berlebih. Somebody I Used to Know adalah sebuah ode bagi perjalanan, kampung halaman, mimpi yang belum terealisasi hingga terpenting sosok yang dulu pernah mengisi hati yang lantas tak seharusnya dijauhi, bagaimanapun keberadaannya tersusun rapi dalam sebuah bingkai bernama kenangan.
SCORE : 3.5/5
0 Komentar