Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - MILI (2022)

 

Helen (2019) adalah survival-thriller berbahasa Malayalam sederhana yang turut memasukan stigma masyarakat terhadap perempuan disertai dengan isu rasial didalamnya. Relevansi tersebut masih berlaku di jaman sekarang yang tak ada bedanya-kemudian dialihbahasakan oleh sang empunya film aslinya, Mathukutty Xavier dalam bahasa Hindi (sebelumnya pernah di remake dalam bahasa Tamil, Anbirkiniyal) dengan harapan yang sama dan nyaris tak ada bedanya.


Beberapa modifikasi jelas dilakukan oleh Ritesh Shah (Pink, Raid, Sardar Udham) selalu penulis skenario hasil saduran dari Alfred Kurian Joseph, Noble Babu Thomas dan Xavier sendiri, misalnya perbedaan agama digantikan oleh perbedaan kasta (yang nyatanya tak seberapa berdampak, pun demikian yang terjadi di Anbirkiniyal) dan terpenting memberikan sebuah penjelasan tambahan, yang meski jauh dari sebuah pembaharuan.


Kerala digantikan dengan Dehradun. Mili (Janhvi Kapoor) adalah wanita lulusan sekolah perawat yang dalam usahanya ingin bekerja ke Kanada demi membantu keuangan keluarga. Ia pun mengikuti ujian les bahasa Inggris sembari bekerja di sebuah restoran cepat saji. Paruh awalnya memberikan sebuah karakterisasi seorang Mili yang gampang untuk disukai, pun kedekatan dengan sang ayah, Niranjan (Manoj Pahwa) diberikan porsi lebih, memberikan sebuah dampak besar bagi narasi nantinya.


Mili yang periang dan selalu bersemangat diam-diam berpacaran dengan Sameer (Sunny Kaushal), pria beda kasta yang selalu ia dorong untuk mencari kerja supaya bisa dikenalkan dengan sang ayah. Pun, sebagaimana film aslinya, celotehan Mili mengenai larangan untuk tak merokok kepada ayahnya masih saja dijumpai, meski tak sampai mengganggu sebagaimana versi Tamil yang terlalu berat sebelah. Ketika Niranjan kepergok menyembunyikan rokok, Mili tanpa berat hati mengizinkan sang ayah untuk merokok terakhir kali.


Hingga sebuah peristiwa di kantor polisi merenggangkan hubungan mereka, dari sini Xavier mulai menggiring kecemasan ke level yang berbahaya, kala Mili yang hendak pulang membantu rekannya menyimpan stok makanan dan berujung terjebak di dalamnya. Mili yang tengah bermasalah harus menghadapi masalah lain berupa terkunci di sebuah cold stroage dengan suhu kurang lebih 18 derajat celcius.


Membuat film sejenis ini bukanlah sebuah perkara yang mudah. Ketika penanganan dan pacing serta flow yang salah seketika berdampak pada hasil filmnya yang berpotensi tampil stagnan. Xavier jelas berpengalaman sebelumnya, dan tatkala Mili ia buat kembali hasilnya cukup mencengkram dan mendebarkan sebagaiman mestinya. Ada sebuah keraguan bagi saya yang sudah menyaksikan versi Tamil-nya yang terkendala masalah diatas, beruntung Mili tak mengambil jalan serupa.


Xavier jelas tahu potensi serta persona utama miliknya, yakni Janhvi Kapoor (salah satu alasan mengapa ia menyetuju membuat ulang filmnya) yang piawai menampilkan sebuah degradasi emosi seiring suhu derajatnya naik. Beragam upaya ia lakukan, semisal menggunakan duck tape, plastik hingga menutup ventilasi dengan kardus. Hasilnya tetap masih menegangkan dan mampu menyulut atensi, terlebih kala adegan replikasi "iglo darurat" membuatnya semakin naik puncak.


Sementara di luar, Niranjan sibuk mengkhawatirkan sang anak, Manoj Pahwa memiliki persona seorang ayah yang siap melalukan apa saja demi keselamatan putrinya, terlebih kala ia mengubah sebuah kecemasan menjadi ketenangan di tengah beragam tuntutan semisal figur polisi yang lalai dalam melakukan penyelidikan, yang dimainkan secara menyebalkan oleh Anurag Arora. Dari sini, kritisi terhadap pihak kepolisian dilayangkan, sebagaimana kebanyakan film Hindi arus belakang.


Mili memang tak ada ubahnya dengan Helen, yang meskipun sulit dihindarkan, setidaknya semiotika klise semacam jatuhnya semut ke sebuh freezer hingga tikus yang semula disalahkan atas berkurangnya stok makanan menghadirkan sebuah komparasi yang bisa dipahami. Konklusinya pun demikian, mengambil jalur aman meski kali ini Xavier tak lantas memberikan sebuah pembenaran, melainkan pengertian yang meskipun serba instan menghasilkan sebuah momen sarat kehangatan.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar