Menandai kali kedua Parineeti Chopra bekerja sama dengan sutradara Ribhu Dasgupta (sebelumnya di The Girl on the Train), Code Name: Tiranga mengikuti formula di mana seorang agen wanita mengemban tugas penting negara. Layaknya seorang femme fatale, Chopra memerankan Durga (yang juga merupakan nama seorang Dewi, semisal nama yang dipakai oleh Kangana Ranaut di Dhakaad dengan nama Agni).
Dibawah pimpinan Ajay Bakshi (Dibyendu Bhattacharya), Durga ditugaskan untuk menangkap Khalid Omar (Sharad Kelkar) dalang di balik Parlemen serangan tahun 2001. Tak banyak narasi yang ditawarkan oleh Dasgupta yang memang setipis kertas. Menurut Dasgupta, dilm aksi spionase hanya sebatas mengandalkan dan melipatgandakan serangan, baku hantam pistol, ledakan bom hingga aksi martial arts. Code Name: Tiranga melakukan hal itu dengan cukup baik dalam menangkap atensi.
Tambahkan romansa, di mana selama misi berlangsung, Durga turut pula mengembangkan perasaan kepada Dr. Mirza Ali (Harrdy Sandhu), pria Turki-Punjabi yang semula ia jadikan umpan untuk menyelesaikan misi. Ini seperti perpaduan antara Ek Tha Tiger (2012) dan Raazi (2018), yang beda hanyalah ini tak seruntut dan serapi kompatriot yang disebut.
Kritikus India banyak yang mengeluh perihal narasi yang seolah tampil kosong, saya memang menyetujui hal demikian, tetapi saya menonton tanpa memasang ekspetasi apapun, sebatas hanya ingin bersenang-senang dan melepas penat dari rutinitas sehari-hari, hasilnya tak begitu mengecewakan, saya menikmati gelaran aksi miliknya, meski pemakaian quick-cuts sedikit cukup mengganggu di beberapa adegan.
Sebagaimana kebanyakan film bertema serupa, Code Name: Tiranga pun menyimpan sebuah kelokan yang teramat usang, mudah diprediksi dan terlampau formulaik untuk ukuran film sejenis, terlebih sinema Hindi telah melakukan pula memodifikasi elemen ini dengan cara yang lebih baik. Code Name: Tiranga mungkin hanya sebatas check list dari adegan yang memaksa sang protagonis menekan pendarahan dengan stapler hingga menyalakan sebatang rokok demi mencari ketenangan.
Satu hal yang patut di apresiasi dalam Code Name: Tiranga adalah pemilihan lokasinya yang mewadahi semangat filmnya, mulai dari bentangan salju, jalanan tandus hingga pelosok Turki dan Syiria mereka sambangi. Parineeti Chopra tampil bersinar sebagai agen wanita yang rapuh dan lelah, disamping tuntutan negara yang harus menjadikannya terlihat kuat, sementara Harrdy Sandhu tak banyak berperan, selain sebagai pelengkap dan pemantik.
Konklusinya tampil cukup memukau, terlebih kala kamera hasil bidikan Tribhuvan Babu Sadineni (The Girl on the Train, Hellaro) tampil efekti dan dinamis, yang akan banyak dibicarakan ialah perihal pemakaian teknik sudut pandang orang pertama menjelang konklusi, yang memberikan sebuah sensasi yang berbeda layaknya memainkan sebuah video gim.
Konklusinya pun tampil cukup berani menumpahkan darah, yang sekali lagi mampu meraih atensi berkat kepekaan Dasgupta memainkan timing, meski itu jelas bukan sebuah sekuen terbaik, Code Name: Tiranga setidaknya mampu memberikan sebuah atensi, dan itu yang saya harapkan terjadi, terlepas dari kurang cakapnya keseluruhan film ini.
SCORE : 3/5
0 Komentar