Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - 12 CERITA GLEN ANGGARA (2022)

 

Selaku sekuel sekaligus spin-off dari Mariposa (2020), 12 Cerita Glen Anggara yang masih diangkat dari novel gubahan Luluk HF tampil lebih berbeda-meski rasa film pertamanya masih jelas kentara terasa. Mengesampingkan hubungan Acha (Adhisty Zara) dan Iqbal (Angga Yunanda) yang kini bertindak sebagai supporting cast, seperti judulnya, ini adalah kisah mengenai Glen Anggara (Junior Roberts), teman sejawat Iqbal dan Rian (Abun Sungkar), yang masih saja gamang mengenai masa depannya, demikian pula dengan kisah cintanya.


Hingga tatkala ketiganya berada di sebuah cafe, secara tiba-tiba muncul Shena (Prilly Latuconsina), senior Glen yang memintanya untuk menjadi pacarnya. Semula Glen awalnya menolak, namun ketika Acha sudah menjadi pacar Iqbal, dan Rian sudah mendapatkan Amanda (Dannia Salsabilla) tawaran tersebut ia pertimbangkan kembali, sampai akhirnya Glen menyetujui pasca sebuah kejadian di atap rumah sakit yang mengubah persepsinya mengenai Shena-yang memiliki 12 keinginan sebelum ajalnya menjemput.


Shena mengidap gagal ginjal stadium akhir yang mengharuskannya rutin melakukan cuci darah, menjauhi stereotype pada umumnya, naskah hasil tulisan Alim Sudio (Mariposa, Ranah 3 Warna, Kuntilanak 3) tak sebatas menjadikan karakter Shena untuk layak dikasihani, dari sinilah sebuah pembeda terlihat. Bukan berarti sepenuhnya meninggalkan gaya film pertamanya yang sarat unsur romansa khas remaja dengan sapuan warna pastel mencolok, 12 Cerita Glen Anggara adalah film remaja yang tampil dewasa diluar semua dugaannya.


Contoh kecilnya ialah perihal karakter Shena yang meyakini sebuah kematian sebagai kepastian dan membuat orang yang akan ditinggalkan sebuah cerita yang berkesan, utamanya Glen, yang secara tak langsung adalah sosok yang ingin Shena berikan perhatiannya. Semua permintaan Shena memang tak terstrukur, bahkan di satu permintaan ia meminta Glen untuk mengenalkannya kepada teman dan keluarganya bahkan meminta Glen untuk membereskan kamarnya. Bisa ditarik kesimpulan bahwa 12 Cerita Glen Anggara bukanlah sepenuhnya tentang Shena, melainkan Glen itu sendiri yang berada dalam fase coming-of-age.


Bukan tanpa cela, 12 Cerita Glen Anggara sejatinya terlau terpogoh-pogoh dalam memulai kisahnya, yang untungnya tak sampai tampil berkelanjutan. Beruntung, penyutradaraan Fajar Bustomi (Mariposa, trilogi Dilan) tepat guna dalam banting setir ke ranah selanjutnya yang kebanyakan diisi oleh unsur persahabatan dan kekeluargaan yang terasa sekali kedekatannya. Meskipun, terkait konflik tambahan berupa kecurigaan Rian terhadap Shena yang memanfaatkan Glen berlangsung tak seberapa besar dampaknya selain sebatas memantik dan menambahkan latar belakang tak perlu.


Meskipun demikian, semuanya tak lantas mengganggu. Saya menyukai bagaimana 12 Cerita Glen Anggara mengambil sebuah keputusan bagi konklusinya, yang sekali lagi memberikan sebuah makna yang mendalam kala kamera menyoroti raut wajah kedua karakter utamanya, tak ada air mata maupun perasaan tak menerima, tetapi kita dapat merasakan segurat kesedihan di dalamnya. Pun, demikian dengan unsur mengenai status quo keduanya yang bak langit dan bumi, momen makan malam pertama begitu bermakna, Glen yang merasa canggung untuk pertama kalinya, sementara Shena yang tak terbiasa dengan segala kemewahan.


Unsur komedinya efektif memancing tawa, sebutlah celetukan mengenai JKT48 atau polah tingkah orang tua Glen (diperankan oleh Marcelino Lefrandt dan Imelda Therinne) dalam mengatasi tingkah anak semata wayangnya, di samping senantiasa menjadi support system sang anak. Demikian pula dengan ibu Shena yang diperankan oleh Alya Rohali dalam rangka comeback-nya sebagai figur ibu yang tak lelah bekerja demi memberikan yang terbaik untuk anaknya.


Pujian terbesar patut dialamatkan kepada Prilly Latuconsina dalam peran yang telah menjadi langganannya, meski yang tampil mengejutkan di sini adalah melihat Junior Roberts akhirnya tampil lepas dalam memainkan karakter Glen yang senada dengan Shena tengah mencari sebuah kedamaian dalam memaknai sebuah kehidupan kala proses menerima tak semudah membalikkan telapak tangan. 12 Cerita Anggara adalah sebuah ode bagi sebuah rumus dunia, pula bagaimana untuk menyikapinya.


SCORE : 3.5/5

Posting Komentar

0 Komentar