Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - AKAD (2022)

 

Dirilis berbarengan dengan Kukira Kau Rumah, Akad mungkin kalah telak secara jumlah layar dan penonton, namun film yang terinspirasi dari lagu berjudul sama milik Payung Teduh ini setidaknya mampu menghadirkan beberapa momen manis berkat pengarahan Reka Wijaya sebagai sutradara pula turut merangkap menulis naskah, sebutlah momen "Radiasi" yang menjadi panggung bagi Indah Permatasari dan Kevin Julio memamerkan chemistry.


Dibuka dengan cukup terbata-bata di mana sekuen komedi sempat diselipkan secara paksa pada salah satu momennya, Pak Abdi (Mathias Muchus) yang merupakan seorang driver online mendapati penumpang yang hendak menghadiri prosesi pernikahan, di situ sang mempelai pria belum melangsungkan akad demi menunggu salah satu keluarganya. Pikiran Pak Abdi melayang, menginginkan sang putri, Indira (Indah Permatasari) untuk segera menikah dan tak melulu mengurus dirinya. Bahkan, Pak Abdi pun sempat mencari-cari jodoh untuk Indira melalui penumpang yang dirasa cocok menjadi menantunya.


Indira merupakan cerminan anak muda masa kini yang menolak perjodohan, termasuk menghindari Roy (Nino Fernandez) atasannya yang selalu mengejarnya. Pertemuan tak sengaja dengan Dion (Kevin Julio) membuat Indira kembali mengenang masa lalunya. Dimulailah sebuah kisah lama yang perlahan bersemi kembali.


Seperti yang telah saya singgung diatas, kekuatan terbesar Akad adalah terletak pada chemistry Indah-Kevin yang piawai menyulap dialog baku (salah satu kelemahan naskahnya) terdengar asik tanpa pernah terasa kaku. Reka Wijaya tak banyak menawarkan sesuatu yang baru dalam meromantisai keduanya dan bahkan jamak dipakai pada film serupa. Namun, apa yang ditampilkan terasa nyata adanya, sebutlah momen yang melibatkan Jarot (motor kesayangan Dion) di mana keduanya jalan-jalan untuk sekedar makan dan menemui halangan tatkala motornya mogok, sebuah momen sederhana yang bermakna dan bahkan banyak diamini penontonnya.


Konfliknya tak jauh dari intrik salah paham yang klise yang tampil megah berkat sponsor dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia yang mengucurkan dana sebesar Rp. 1,5 miliar dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terkait dampak pandemi yang menjadikan sekaligus mengenalkan Kuta Mandalika, Lombok sebagai salah satu Pulau paling indah di Indonesia sekaligus mengenalkan sirkuit motor balap yang nantinya hendak dipakai ajang dunia.


Saya tak keberatan mengenai keputusan diatas selama tak mengganggu narasi, Akad seolah tak memiliki pembaharuan lain selain merekapitulasi semua materi khas FTV, salah satunya mengenai sebuah twist tak perlu yang sengaja diperpanjang demi memperluas cakupan cerita. Pun, sub materinya seolah belum cukup sampai di sana, turut dilibatkannya romantika untuk karakter pendukungnya yang seolah tampil berdiri sendiri dengan transisi yang kentara terasa kasar. Sebutlah cerita mengenai adik Indira, Radit (Debo Andryos) dan Puti (Jennifer Coppen).


Pernikahan adalah sebuah momen yang sakral, pun demikian dengan prosesi akad (maupun pemberkatan atau prosesi lainnya), yang saya harapkan ditangkap secara intim oleh film yang secara langsung mengeksploitasinya. Sayang, harapan tersebut dianggap tak penting kala sebuah prosesi akad (diawal film dan dipertengahan film ketika adik Dion menikah) berlalu begitu saja, nihil sebuah urgensi maupun emosi. Ini pula yang menimpa pada konklusi utama percintaan Indira-Dion yang disepelekan begitu saja akibat durasi yang sudah melampaui batas atau ketidakmampuan Reka menanganinya. Sangat disayangkan, karakter maupun penonton tak pernah merasakan momen sakral bagi film yang secara terang-terangan menjadikannya sebagai jualan.


SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar