Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

REVIEW - UNHINGED (2020)

 

Dalam sebuah montase singkat yang menampilkan rangkaian berita televisi mengenai kejadian yang lazim terjadi, kita tahu betul bahwa manusia dengan segala permasalahannya dapat menciptakan sebuah kekacauan signifikan yang merugikan, entah itu berupa perselisihan sepele yang berasal dari omongan hingga yang paling serius berupa peceraian dan perselingkuhan. Memang sebuah hari yang buruk untuk mengetahui kebenarnnya, yang tak ayal meniadakan sebuah moralitas yang tak lagi menjadi acuan, emosi sudah tak lagi bisa diredam dan kemarahan adalah salah satunya jalan keluar.


Unhinged adalah manifestasi dari kejadian tersebut, yang dalam filmnya diwakili oleh para karakternya yang tengah mengalami sebuah hari yang buruk, begitu kacaunya, batas moral dilanggar yang mengakibatkan sebuah kejadian tak diharapkan. Russel Crowe memerankan seorang pria bertubuh tambun dan berjenggot lebat, lewat sekuen pembukanya, kita tahu bahwa dirinya sedang tak baik-baik saja sebelum segala amarahnya dilepaskan tatkala membunuh dan membakar rumah seseorang lalu meninggalkannya.


Rupanya, rumah tersebut adalah rumah mantan istrinya yang memilih selingkuh dan meninggalkannya. Di lain kesempatan, kita berkenalan dengan Rachel (Caren Pistorius), seorang single mother yang hendak mengurus perceraian dengan sang suami, sementara rutinitas hariannya selalu terlambat dalam mengantar sekolah sang anak semata wayang, Kyle (Gabriel Bateman). Terhitung ketiga kalinya ini terlambat bagi Kyle, dan Rachel tak ingin membuatnya begitu rumit, meski jalanan yang dilalui jelas tidak bersahabat, kemacetan menghalangi perjalanan menuju ke sekolah.


Memutuskan untuk mengambil jalan pintas melalui tol hanya untuk menemui kondisi serupa, hingga sebuah lampu merah menghentikan mobilnya di depan sebuah truck pickup yang membatu meski lampu hijau telah menyala. Berniat menyela, Rachel membunyikan klakson begitu keras sebelum ia berhasil menyalip sang pengendara yang seolah acuh. Siapa sangka, kejadian sepele ini menjadi cikal-bakal terciptanya sebuah kekacauan yang membahayakan nyawa dan orang terdekat Rachel.


Tak perlu waktu lama untuk menebak siapa orang di depan Rachel kalau bukan The Man (credit tittle-nya memberikan nama demikian, meski dalam filmnya diketahui bahwa karakternya bernama Tom Cooper). Tom mulai meneror Rachel dengan membuntutinya lalu mengambil ponsel pribadinya hanya untuk mendekati orang sekitarnya yang menjadi target dari kemarahannya. Pun, yang menarik di sini bahwasannya karaternya sendiri seolah tak takut untuk diekspos yang membuat ancaman polisi tak lantas menciutkan nyalinya. Pembunuhan di sebuah kedai kopi pun ia lakukan tanpa memedulikan keadaan sekitar.


Mudah untuk menyebut bahwa Tom adalah psikopat berdarah dingin, dan naskah yang ditulis oleh Carl Ellsworth (Red Eye, Disturbia, The Last House on the Left) memfasilitasinya dengan memberikan beberapa korban untuk Tom yang justru menjadi pisau bermata dua. Intensitas seketika naik saat momen tersebut dilangsungkan, meski di saat bersamaan meniadakan sebuah komparasi khusus yang semula dibangun sedari awal. Ini mengacu pada relasi Tom dan Rachel yang berpotensi melahirkan sebuah dualitas pula kritik pedas yang relevan, yang tenggelam seiring naskahnya mengambil jalur umum yang biasa dilakukan genre serupa.


Kebingungan antara menciptakan sebuah kekhususan dengan keinginan tampil formulaik menciptakan sebuah penebusan tak setimpal perihal menampilkan konklusi yang tak sudah baru lagi. Sarat akan monotonitas pula simplifikasi yang lantas memberikan sebuah kejomplangan dengan apa yang dilakukan sebelumnya. Ini membuat Unhinged urung tampil berkesan dan sebatas mudah dilupakan.


Padahal sutradara Derrick Borte (The Joneses, London Town, American Dreamer) mampu menciptakan kesubtilan terkait judul 'Unhinged' yang patut untuk dipertanyakan. Apakah kata tersebut semata disematkan kepada Tom? Lalu bagaimana dengan seorang wanita yang mengalmi kecelakan saat ia tengah memainkan ponsel disaat bersamaan? Atau dengan wanita yang sibuk berdandan ditengah kegiatan lalu lintas? Sungguh sebuah isyarat yang bisa menimpa siapa saja, termasuk saya atau kita atau bahkan mungkin anda.


SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar