Datang dari sutradara sekaligus penulis naskah Dear White People (2014), Justin Simien, Bad Hair adalah Jordan Peele wannabe yang dalam kaitannya menyoroti keresahan ras kulit hitam terkait rambut mereka yang dituntut melakukan konformitas demi masalah pekerjaan. Lebih jauh, Bad Hair turut melakukan kritisi terhadap standar kecantikan yang kini semakin diagungkan dalam sebuah penekanan terhadap creature-feature-horror yang sesekali menyentuh ranah body-horror. Hasilnya tampil baik, meski pada akhirnya berakhir kurang memuaskan akibat termakan substansi yang kurang dimanfaatkan.
Anna (Elle Lorraine) bekerja di sebuah perusahaan televisi bernama Culture, yang menampilkan tayangan musik dengan mengedepankan musisi kulit hitam. Bertindak sebagai asisten Edna (Judith Scott) yang kemudian mengundurkan diri, posisinya kemudian digantikan oleh Zora (Vanessa Williams) seorang model kulit hitam-yang berkulit terang. Kepemimpinan Zora menuntut para karyawannya untuk tetap memperhatikan penampilan, yang menurutnya membuat tampil percaya diri untuk berjalan di lobi depan.
Sebagai seorang yang kurang memperhatikan penampilan, Anna lantas dipanggil oleh Zora yang seketika menanyakan "siapa penata rambutmu?". Sedari awal, kita mengetahu bahwa Anna memiliki sebuah trauma masa kecil terhadap rambutnya yang sampai kini ia coba tutupi kekurangannya. Demi mempertahankan pekerjaan, Anna kemudian menuruti saran Zora untuk mengubah gaya rambut afro-nya dengan melakukan hair weaves di sebuah salon kecantikan bergengsi dan bertaraf tinggi bernama Virgie.
Benar saja, setelah mengubah gaya rambutnya, Anna kini mulai dipertimbangkan sebagai seorang VJ bagi acara music countdown (bayangkan acara musik seperti MTv). Mimpi Anna perlahan muli terkabul, namun disamping itu, ia mendapati bahwa rambut yang kini menghiasi kepalanya menyimpan sebuah kekuatan tersendiri, yang bisa membunuh seseorang untuk kemudian mengambil darahnya.
Sebagai pondasi, Simien turut memainkan cerita rakyat yang terdapat dalam sebuah buku bernama Slave Lore, di mana dalam salah satu ceritanya termuat kisah seorang gadis Afrika-Amerika yang mengambil rambut dari pohon rambut untuk mengubah penampilannya yang berjudul "The Moss Haired Girl" ini tak hanya dijadikan sebagai glorifikasi, melainkan sebuah justifikasi yang diakui.
Awalnya, Anna menganggap cerita tersebut adalah takhayul-yang mana getol diterapkan oleh horor arus utama, Bad Hair pun mulai menampilkan horor-komedi miliknya di mana teror dikedepankan oleh serangan rambut terurai apabila menyentuh sebuah medium tertentu, termasuk makanan sekalipun. Dari sini kesan nyeleneh di dapat, yang justru tampil disengaja demi menciptakan sebuah so bad, it's good dalam balutan B-movie yang begitu campy.
Bagi penonton konvensional, Bad Hair berpotensi tampil tidak disukai. Meski bagi saya pribadi, terhitung beberapa momen sukses mengundang tawa. Puncaknya adalah ketika twist pertama ditampilkan, yang meski terkendala skema penceritaan akibat tak adanya sebuah kesinambungan, setidaknya menghasilkan sebuah duel serangan rambut yang memuaskan dahaga. Ini berlaku jika anda tak menganggap serius film ini.
Menerapkan gaya horor 80-an (dan setting ceritanya sendiri tahun 1989) membuat Simien bersenang-senang akan nuansa Psycho-nya Hitchcock, meski untung mengulang hal yang sama, Bad Hair jauh dari kesan tersebut akibat faktor zaman pula pengadeganannya sendiri yang banyak melakukan sebuah repetisi. Beberapa kematian karakternya berlalu begitu saja tanpa memiliki arti tersendiri, yang membuat Bad Hair lebih mirip seperti sebuah episode pilot ketimbang sebuah film utuh.
Konklusinya tampil cukup mengasyikkan akibat menumpahkan segala kegilaan horror B-movie. Meski pada akhirnya, Bad Hair selalu berujung pada sebuah kata "tapi" disamping terbukanya beberapa potensi lain yang urung digali, sebutlah tatkala momen Anna yang mencapai puncak kariernya dan bahkan bertemu dengan sang penyanyi idola, Sandra (Kelly Rowland) tampil sambil lalu alih-alih dijadikan sebagai "puncak". Keseluruahan Bad Hair seperti Usher yang turut berperan sebagai Germane, terlihat (baca: potensi) namun berlalu begitu cepat.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar