Ketika sinema Bollywood arus utama tengah gencar memainkan dan mempromosikan sebuah pemberdayaan wanita, tontonan semacam Fraud Saiyaan justru bak sebuah kemunduran yang dengan bangga menyatakan bahwa wanita tak lebih dari barang milik suami yang bisa dibodohi dan ditinggal pergi. Benar ini adalah tontonan komedi, namun komedi mana yang mengenyahkan sebuah aturan? Pemikiran salah kaprah ini yang melatarbelakangi tercetusnya ide yang tak memiliki alasan selain sebatas kebutuhan finansial. Mari kita luruskan skenario yang ditulis oleh Amal Donwaar dan Sharad Tripathi dengan sebuah caci maki revisi.
Bhola Prasad Tripathi (Arshad Warsi) adalah seorang pria yang menikahi 12 wanita demi hanya mengambil hartanya saja. Paruh pertama filmnya kita berkenalan dengan Sunita (Deepali Pansare) yang memberinya uang berbekal tabungan yang disimpan dalam bank (ia juga merupakan seorang staf bank). Dalih menjalin bisnis senantiasa digunakan Bhola yang dalam sebuah situasi dimintai untuk menjemput paman Sunita, Murari Chaurasia (Saurabh Shukla) di stasiun kereta. Tentu Bhola mengangguk dan menyetujuinya.
Di dalam kereta, Murari yang menunggu jemputan Bhola ternyata mengetahui bahwa Bhola berkhianat terhadap Sunita setelah mengangkat telepon dari salah satu istrinya yang lain. Murari yang merupakan seorang detektif polisi memilih bungkam dan menjalankan misi membuntuti Bhola yang nantinya menjadi supir pribadi sekaligus kolega Bhola dalam menjalankan misi menipu wanita selanjutnya.
Ditengah misinya menjerat wanita kaya, Bhola harus berhadapan dengan Chanda Yadav (Bhawana Pani), seorang gangster yang memintanya untuk menikahi saudari perempuannya yang amat tergila-gila padanya. Sementara target berikutnya adalah Payal (Sara Loren) seorang janda kaya yang sebelumnya ia temui di kereta. Mendapatkan Payal rupanya tak mudah, karena untuk pertama kali dalam hidupnya, Bhola jatuh cinta terhadap Payal alih-alih menjadikannya sebagai korban lainnya.
Disutradarai oleh Sourabh Shrivastava (Oh, My God!!, Typecaste, Court Martial), Fraud Saiyaan begitu memanfaatkan talenta komedi dari Arshad Warsi dan Saurabh Shukla dengan dibebani oleh amunisi komedi kuno di mana lawakan mengenai kentut getol diterapkan. Dalam penerapannya, Fraud Saiyaan tak memiliki cerita lebih untuk dieksplorasi karena naskahnya sendiri seolah tak mempunyai tujuan pasti selain merepetisi adegan yang setelahnya dijejalkan sebuah penjelasan tak pasti di konklusi.
Pengadegannya begitu hampa yang semakin berbahaya kala muatannya begitu merendahkan derajat wanita. Gambaran umum dari istri Bhola tak lebih dari keinginan wanita yang kehausan akan sex dan begitu bodoh meskipun ia bergelar sarjana ekonomi. Semakin tolol tatkala masing-masing wanita Bhola sudah mengetahui kejahatan sang suami, mereka masih membelanya dan bahkan membiarkan keluarga sendiri untuk dibawa ke penjara.
Tak hanya wanita yang dijadikan objek salah kaprah, penggunaan karakter polisi yang diperankan oleh Saurabh Shukla pun seolah dinodai dengan menjadikannya sebagai sosok yang begitu gemar berbohong dan bahkan bertindak semaunya setelah mendapatkan uang. Jika ini adalah komedi satir, itu bisa dimafhumi. Namun, untuk tontonan yang sedari awal mengatasnamakan sebagai komedi, ini tentu bermasalah dan jelas keliru.
Fraud Saiyaan dipenuhi oleh deretan konflik sederhana yang begitu tampil penuh sesak akibat ketidakmampuan penulis dan sutradara menangani narasi. Semakin kacau adalah tatkala sepanjang durasi 110 menit dijejali oleh pengadeganan yang kentara kosong (termasuk latar belakang Bhola yang kurang alasan, jika tak ingin disebut miskin kreativitas).
Konklusinya menanggalkan semuanya pada sebuah twist nihil petunjuk, seketika dilemparkan begitu saja tanpa ada penanganan sebelumnya. Fraud Saiyaan adalah tontonan yang jelas problematik, terlebih ketika agendanya melestarikan sebuah perilaku misogini yang jelas patut dihindari.
SCORE : 0.5/5
0 Komentar