"Ini
bukan tahun 90-an". Demikian ujar Ara (Yoriko Angeline) kepada Ari (Ari
Irham) ketika ia menggombalinya-yang seketika menyetil Dilan 1990 (2018) dalam menjalankan roda penceritaan. After Met You
yang disadur dari novel berjudul sama buatan Ari Irham bersama
Dwitasari-mungkin tak menerapkan itu dalam mengakomodir tontonan
berbasis teenlit dengan memilih memberi pondasi lebih terhadap
karakternya, meski pada akhirnya semuanya jatuh sebatas pernak-pernik
belaka kala fokus cerita sebatas memenuhi checklist film remaja. Tak lebih.
Mari
simak sepenggal ceritanya. Ari adalah anak populer di SMA yng
digandrungi banyak wanita, ia bahkan memiliki mantan sebanyak 113 orang,
yang kebanyakan ia putuskan tanpa alasan yang jelas. Singkatnya, Ari
adalah seorang playboy sekaligus bad boy. Ari juga
merintis karier musiknya dengan rutin merilis lagu bernuansa DJ. Suatu
ketika, tantangan berupa taruhan datang dari temannya yang tergabung
dalam The Daks (Dede Satria, Chicco Kurniawan, Yudha Keling), di mana
Ari diminta untuk mendapatkan hati Ara yang introvert dan terang-terangan membencinya.
Dengan
jaminan uang 5 juta, Ari memulai aksinya yang mana menghabiskan sejam
guna merealisasikannya, menghadirkan sebuah jalinan kosong terhadap
cerita di mana kehampaan kentara terasa. Rutinitas ceritanya tak jauh
dari hubungan tarik-ulur antar keduanya, yang mana seperti bisa kita
tebak perlahan nantinya Ara akan lumpuh, sementara Ari mulai rubuh dalam
mempertahankan tendensi utamanya.
Belum
cukup sampai disitu, sub-plot tambahan hadir lewat karakter Azka
(Naufan Raid Azka), murid baru yang juga menaruh perasaan terhadap Ara.
Terdapat masa lalu antar keduanya yang membuat Ari cemburu dan bahkan
membenci Azka yang sering mendapati Ara. Konfliknya berjalan datar,
ketiadaan urgensi lebih menyulitkan penonton untuk memahami apa yang
terjadi hanya sebatas alasan kurang mendalam.
Menyusul setelahnya, After Met You
perlahan membuka alasan karakter yang erat kaitannya dengan keretakan
hubungan keluarga. Alasan Ari menjadi bengal adalah ketiadaan hubungan
yang harmonis dengan sang ayah (Surya Saputra). Ini seharusnya bisa
tampil mendalam ketimbang sebagai alasan yang sebatas berjalan di
permukaan kalau bukan karena kelemahan naskah hasil tulisan Haqi Achmad (Ada Cinta di SMA, Meet Me After Sunset, R: Raja, Ratu, & Rahasia) yang terlampau menyembunyikan konflik utama supaya menciptakan sebuah twist bersama dengan sebuah sentuhan disease porn setelahnya.
After Met You memang penuh sesak dalam menampilkan konflik, yang berujung pada kurangnya sebuah build-up atas rentetan permasalahan tersebut. Berpengalaman menyutradarai film remaja lewat Ada Cinta di SMA (2016) dan CJR the Movie: Lawan Rasa Takutmu
(2015) setidaknya Patrick Effendy mampu menghadirkan nuansa cukup manis
dalam romansa antar keduanya, yang ia buktikan lewat sekuen penutup
dengan iringan lagu After Met You yang easy listening itu.
0 Komentar