Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

WAR (2019)

Bagaimanapun, War adalah film milik Hrithik Roshan dan Tiger Shroff, yang mewakili dua generasi berbeda dan bersatu dalam layar untuk pertama kalinya. Bohong, jika saya tak mengakui untuk menikmati sajian aksi beroktan tinggi miliknya-yang banyak terinspirasi oleh judul seperti Mission Impossible dan The Fate of the Furious, keduanya kentara sama-sama memiliki satu sekuen yang mewakili. Jika War dirilis sebelumnya atau dalam keadaan saya belum menonton kedua film tersebut, mungkin kredit lebih akan saya berikan, ketimbang menyebutnya "as another formulaic blockbuster movie with its trademark".


Kabir (Hrithik Roshan) adalah agen rahasia RAW (Reaserch and Analysis Wings) yang dinyatakan berkhianat pasca menembak balik VK Naidu (Mohit Chauhan), rekan sesama agen yang memerintahnya untuk menembak jauh sang teroris. Mendengar hal itu, mantan bos kabir sekaligus sekretaris RAW, Kolonel Sunil Luthra (Ashutosh Rana) mengutus Khalid Rahmani (Tiger Shroff), agen RAW yang sebelumnya pernah dibimbing Kabir untuk menemukan motif serta alasan sang mentor membelot.


Berjalan non-linier, War kemudian menampilkan sebuah flashback asal-muasal hubungan Kabir dan Khalid yang semula terjadi lantaran Khalid ingin membuktikan bahwa dirinya tak seperti ayahnya yang berkhianat dan sempat menembak Kabir. Pun, kita melihat bagaimana keduanya bekerjasama menjalankan misi guna meringkus gerombolan teroris yang dipimpin oleh Rizwan Ilyasi (Sanjeev Vatsa).


Tentu, akan ada banyak peluru yang dihamburkan, darah yang dituangkan pula ragam aksi perlawanan yang ditampilkan. Demikian adalah tulang rusuk utama War dalam menghadirkan sebuah hiburan paripurna, yang senantiasa membuat penontonnya terjaga dan bersorak sorai setelahnya. Harus diakui, perjalanan tersebut ditampilkan secara baik, menandai bahwa Siddharth Anand (Salaam Namaste, Bachna Ae Haseeno, Bang Bang) menguasai apa yang sejatinya menjadi hiburan tersendiri.


War boleh menjadi tontonan yang memenuhi standar blockbuster di mana ragam hiburan-aksi begitu terlihat mahal dengan setting tempat berpindah-pindah yang menjadi kegemarannya. Namun, berbicara mengenai isi filmnya, War tak seberbobot dan semenawan daya pikatnya tatkala naskah yang ditulis oleh Anand bersama Shridhar Raghav (Khakee, Dum Maaro Dum, Bluffmaster) beserta Aditya Chopra (cerita) dan Abbas Tyrewala (dialog) tersusun atas rentetan aksi spionase yang umum dilakukan sub-genre-nya di mana ragam ranjau ditebar sementara penantian akan dibayar lunas oleh sebuah twist.


Berbicara mengenai pola miliknya, War menebar banyak clue guna disusun di akhir film, mengharuskannya menampilkan sebuah perpindahan cerita yang tersaji kurang mulus alias kasar. Cerita mengenai hubungan Kabir dengan Naina (Vaani Kapoor) pun terasa dipaksa hadir demi menambah cerita personal karakternya-yang tak seberapa membantu karena kurang ditinjau secara lebih mendalam pasca kehadirannya mendadak ditampilkan setelah film memasuki pertengahan durasi.


Sisi teknis filmnya setidaknya menampilkan sebuah long-take-shoot lewat kamera hasil bidikan Benjamin Jasper (Bang Bang, Azaadi) yang semakin mempertegas bahwa duet Hrithik Roshan dan Tiger Shroff terlihat secara jelas lewat ragam koreografi, baik itu aksi, akrobatik hingga yang paling dinanti adalah versus gerak tari keduanya dalam lagu Jai Jai Shivsankar-yang nantinya memuaskan keinginan para penggemar.


Konklusinya, sekali lagi menampilkan adu jotos yang tak segan menumpahkan darah dengan menampilkan ragam sayatan cukup mematikan. Twist-nya memang jauh dari kesan baru, pasca John Woo terlebih dahulu memakainya, jelang pengungkapan misteri harusnya bisa tampil padat ketimbang harus menebalkan durasi yang sama sekali tak masalah andai sedikit dikurangi.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar