Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

WARNING: DO NOT PLAY (2019)

Warning: Do Not Play memiliki segala ciri yang dimiliki oleh film horor formulaik, di mana terdapat sebuah kutukan (yeah, i'm looking at you Sadako or Rings), masa lalu suram, hingga larangan yang dilanggar kemudian menghadirkan sebuah teror berupa mimpi dan kejadian mengerikan di kegelapan. Formula klasik ini memang telah usang di tengah para sineas yang mencoba membuat sentuhan horor baru (please welcome Ari Aster from Midsommar), tak berarti mengutuk, saya pun memutuskan memberi waktu kepada karya ketiga dari sutradara Kim Jin-won (The Butcher, The Black Line) ini. Hasilnya, adalah sebuah horor yang terlalu playing safe (jika tak ingin disebut malas).


Judul utamanya mengacu pada sebuah film terkutuk yang konon dibuat oleh hantu, film tersebut dilarang tayang dan membuat kru film yang berasal dari Universitas Daejon ini mati secara mengenaskan ketika proses pembuatan berlangsung, sementara Jae-hyun (Seon-kyu Jin) si sutradara memilih mengisolasi diri pasca memutuskan merekam kejadian asli.


Mendengar cerita tersebut dari sang junior, Joon-seo (Yoon-ho Ji), Mi-jung (Ye-ji Seo) protagonis utama kita, tertarik akan kebenaran kisahnya dan hendak menjadikannya sebagai referensi untuk naskah film horor berikutnya. Mi-jung yang mengalami writer's block nekat mencari film aslinya bahkan menghalalkan segala cara demi mendapatkannya. Pertemuannya dengan Jae-hyun berujung sebuah larangan yang setelahnya bahkan membuatnya melakukan kekerasan. Dan, cerita pastinya membawa Mi-jung pada sebuah kenekatan dan mulai merasakan akibatnya.


Ditulis naskahnya juga oleh Kim Jin-won, Warning: Do Not Play kekurangan amunisi selain melakukan sebuah repetisi berupa mimpi yang kerap terjadi pada Mi-jung, setelahnya adalah sebuah aksi penelusuran Mi-jung untuk membuktikan kebenaran film terkutuk yang semakin membawanya masuk pada lingkaran setan. Pengadegannya memang jauh dari kata baru, meski perihal pemilihan penelusuran dengan gaya found-footage memberikan tingkat keseraman tersendiri ketika kamera menyoroti rangkaian benda maupun tempat perkara.


Sayang, ketika timing dimainkan, Jin-won seolah kekurangan cengkraman guna menghadirkan sebuah teror yang tepat sasaran. Selain dapat diprediksi, rangkaian terornya kerap terjadi di ruangan gelap-yang selain mengaburkan penglihatan secara jelas, Jin-won pun enggan menampilkan sebuah 'siksaan' secara frontal seperti yang telah ia lakukan sebelumnya dalam The Butcher (2007). Mungkin, Jin-won ingin memberikan sebuah efek yang dirasakan, ketimbang sepenuhnya menampilkan siksaan.


Pilihan tersebut sejatinya sempat memberikan sebuah adegan cukup mengasyikan-meski setelahnya adalah sebuah kejemuan kala cerita filmnya kerap tampil stagnan dan memilih untuk berlama-lama dalam sebuah adegan. Untungnya, Ye-ji Seo memberikan performa apik, menghindarkannya dari karakter penguntit formulaik dengan sebuah alasan pula tujuan yang jelas, sementara Seon-kyu Jin kurang diberi screen-time lebih selain sebagai mantan sutradara yang reputasinya hancur-dengan tampilan urakan khas karakter yang mengalami tekanan.


Berlangsung selama 86 menit, Warning: Do Not Play seharusnya tampil padat dengan segala penjelasan pula konklusi yang tak seharusnya berbelit. Namun, Jin-won memiliki ambisi besar serupa karakternya yang tak ingin menjadikan Warning: Do Not Play sebagai sajian biasa-biasa saja. Ia mencoba memasukan unsur film horor dalam film horor yang merupakan sebuah ide yang cukup cemerlang-andai tak dirusak dengan sebuah konklusi yang sengaja tak memberikan sebuah akhiran antiklimaks.


SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar