Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

DRIVE (2019)

Dibuka dengan menunjukan permukaan jalan yang kemudian memperlihatkan barisan wanita dengan rok mini di paha, Drive seketika banyak mengingatkan saya akan seri The Fast and the Furious dengan segala tetek bengeknya yang meliputi balapan ilegal sebagai aktivitas malam guna mendapatkan uang taruhan. Di sisi lain, penonton dicekoki cerita dari Vibha Singh (Vibha Chhiber) si birokrat korup di Departemen Akun Pemerintahan India yang khawatir hasil jarahan berkedok persentase dari para kliennya terendus oleh kelompok pencuri yang mengatasnamakan dirinya bernama "King" setelah mereka berhasil merampok tempat perhiasan dengan tingkat keamanan tinggi.


Nantinya, kedua cerita tersebut akan bersinggungan, di mana Tara (Jacqueline Fernandez) yang memenangkan balapan liar sebelumnya adalah seorang perampok yang turut tergabung bersama sang sahabat, Bikki (Vikramjeet Virk) dan Naina (Sapna Pabbi), ketiganya bekerja di bawah arahan "King". Sebelum menjalankan misi selanjutnya, mereka berkenalan dengan Samar (Sushant Singh Rajput) yang merupakan utusan Vibha bersama sang asisten, Hamid (Pankaj Tripathi) atas usulan Irfan (Boman Irani), penyelidik dalam departemen yang juga mengincar "King".


Bisa ditebak nantinya Samar berhasil mengelabui dan masuk ke dalam pasca sebelumnya membantu mereka kabur dari kejaran polisi dengan meninggalkan 30 gram emas hasil curian. Selanjutnya, mereka bersiap untuk menjarah harta timbunan Vibha yang disembunyikan di kantor Rashtrapati Bhavan.


Ditulis sekaligus disutradarai oleh Tarun Mansukhani yang bangkit kembali pasca hiatus sebelas tahun setelah Dostana (2008), Drive bagai usaha rip-off The Fate of Furious yang dikawinkan dengan Ocean's Eleven dengan sedikit sentuhan Now You See Me pula rasa khas trilogi Dhoom. Film tersebut memang menampilkan kualitas diatas rata-rata yang menorehkan prestasi tersendiri di eranya, sementara Drive terpogoh-pogoh mencampurkan semuanya yang kemudian menghasilkan sebuah sajian yang entah maunya apa.


Sempat mengalami penundaan produksi pula pergantian tanggal rilis yang kemudian dilemparkan hasil akhirnya ke platform Netflix rupanya mempengaruhi kinerja Drive dengan mendapat sebuah kutukan layaknya film bernasib serupa dengan kualitas jongkok yang seolah menjadi ciri khasnya. Drive bagai sebuah usaha malas dalam menciptakan aksi heist mewah yang justru terlihat norak pasca CGI seadanya turut diterapkan. Terlebih, masalah terbesar bukan hanya itu saja, melainkan naskah filmnya yang seolah enggan menuruti logika.


Benar, tak selamanya film harus menuruti logika selama itu disengaja. Namun, Drive bukanlah tipikal film yang menerapkan itu, tujuannya jelas membuat penonton terpanan akan aksi balap serta usaha perampokan miliknya lengkap dengan segala twist yang seolah menjadi kekuatan terbesarnya. Terkait itu, Drive mengikuti pola di mana beragam clue sedari awal ditebar secara berserak guna mengelabui penonton agar tak menyadari apa yang telah ditampilkan. Hasilnya, adalah sebuah hint yang dengan mudah ditebak dan dibuat berkelok supaya terlihat pintar-meski sejatinya usaha yang dilakukan adalah peralihan guna menutupi kedangkalan.


Dangkal. Kata tersebut seolah melekat kuat dalam Drive, karakternya kurang pendalaman, sementara rules filmnya tampil berantakan. Jangankan memperhatikan aturan, pembuatnya pun seolah belum paham betul apa yang hendak ditampilkan pula bagaimana nasib karakter penting lainnya. Misalnya, Raj (Kaustubh Kumar) sang hacker yang amat berpengaruh namun setelahnya urung disentuh, sementara Arjun (Gaurav Chaudhari) antek-antek Vibha di geng Tara terlupakan begitu saja. Ini menandakan bahwa pembuatnya kurang peka terhadap apa yang nantinya dan seharusnya membentuk cerita.


Menyusul kemudian adalah teknik editing berupa perpindahan kasar antaradegan yang kentara terasa, di pertengahan durasi karakternya berbicara serta mengisyaratkan bahwa mereka harus kembali ke tempat untuk beristirahat, sementara adegan selanjutnya adalah nomor trek musikal Makhna serta ajang pamer pemandangan laut dari pariwisata Tel Aviv, Israel. Koherensi cerita memang seolah tak ada artinya sementara saya mempertanyakan mengapa Sushant Singh Rajput harus berada di dalamnya. Setidaknya, Sushant adalah juru selamat filmnya.


SCORE : 2/5

Posting Komentar

0 Komentar