Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BOOKSMART (2019)

Selaku debut perdana aktris Olivia Wilde, Booksmart adalah sajian coming-of-age sarat kalimat "girl's just wanna have fun" yang disadari oleh karakternya menjelang detik-detik akhir, yang berati sebuah kesempatan langka kalau bukan satu-satunya yang harus diterima oleh dua protagonis kita, Molly (Beanie Feldstein) dan Amy (Kaitlyn Dever). Mereka adalah figur "siswa baik" yang menjadikan sekolah sebagai tempat belajar sebagaimana mestinya guna menopang masa depan dan masuk ke fakultas bergengsi dengan nilai tinggi. Hasilnya memang berjalan sesuai proses, namun, ada hal yang mereka lupakan: menikmati masa remaja sebagai siswi SMA.


Hal itu mereka sadari pasca mendapati tiga siswa pemalas justru dapat diterima di fakultas bergengsi dan ternama, ini tentu bak sebuah bumerang bagi mereka dan mimpi buruk yang tak pernah dibayangkan akan terjadi. Persepsi menjadi "siswa rajin" pun seolah sia-sia ketika pilihan terbaik justru menempatkan mereka pada keputusan terburuk yang pernah diambil. Demi mendapatkan apa yang belum mereka dapatkan, Amy dan Molly lantas bertekad mengisi satu hari sebelum kelulusan dengan mendatangi pesta layaknya teman sebaya biasa lakukan, terlebih ketika Nick (Mason Gooding) mengadakan sebuah pesta perpisahan.


Naskah yang ditulis oleh Emily Halpern, Sarah Haskins, Katie Silberman (Set It Up, Isn't It Romantic) dan Susanna Fogel (Life Partners, The Spy Who Dumped Me) menyetel mode gila kala keduanya keluar menikmati kehidupan, mulai dari terjebak pada pesta kapal pesiar yang diadakan Jared (Skylar Gisondo), menghirup vitamin (baca: narkoba) kepunyaan Gigi (Billie Lourd) hingga akhirnya teler dan tersesat di pesta dengan tema drama pembunuhan yang diadakan salah satu temannya. Di sana Wilde, berkesempatan menampilkan sisi kreatifnya dalam membungkus adegan animasi tiga dimensi kala Amy dan Molly berubah menjadi boneka barbie.


Booksmart menerapkan metode repetisi yang disengaja selama itu membentuk sebuah kekacauan berbasis komedi remaja. Beragam bahasa pula tingkah konyol yang biasa remaja lakukan pada umumnya bak sebuah surat cinta terhadap penonton akan masa penuh kegilaan yang pernah masing-masing kita lakukan. Singkatnya, Booksmart adalah perayaan bagi proses menuju kedewasaan yang mana nantinya siap untuk dikenang.


Termasuk di dalamnya adalah cinta pertama yang begitu sakral di masa remaja, di mana salah satu impian Amy ialah untuk mengencani Ryan (Victoria Ruesga), gadis tomboy yang kerap ia perhatikan di sekolah. Sementara Molly diam-diam menyimpan perasaan terhadap Nick, siswa paling populer yang kerap ia cela demi menutupi rasa cinta.


Sepanjang durasi berjalan, Booksmart memang enggan berhenti menggerus tawa yang sukes ia mainkan lewat ragam adegan pula celotehan karakternya. Ini yang membuat filmnya terasa ringan, karena senantiasa konsisten dengan opsi awal filmnya dalam memotret keseharian dua wanita remaja canggung dengan segala obsesi liar miliknya-yang secara blak-blakan ditampilkan Wilde. Reaksi ketika menonton video pornografi pertama adalah salah satu buktinya, menyusul setelahnya adalah adegan sarat seksualitas setelah sukses menafsirkan sebuah adegan (clue: kolam renang).


Tentu, haram jika tak mengakui bahwa duet brilian Dever-Feldstein yang sebelum proses produksi melakukan roomate, menghasilkan chemistry yang solid pula likeable. Keduanya bak memutus urat malu kala untuk pertama kali "keluar dari kandang", pujian lain patut disematkan kepada Billie Lourd dengan tingkah nyeleneh sedikit aneh cenderung gila ketika menghadapi narkoba dan pesta.


Bukan tanpa cela, Booksmart sempat terkendala kala memulai pengenalan karakternya yang seketika dipaksa masuk di paruh pertama, ini sempat membuat saya kesulitan mengingat karakterisasi para tokoh-meski setelahnya terbayar lunas menjelang konklusi ketika Wilde memberi porsi rata terhadap keberdaan mereka sembari memberi pengaruh besar terhadap dua protagonis utama kita.


Konklusinya tampil dewasa sembari tak lupa memberikan impact terhadap apa yang telah mereka dapatkan dan terima. Ini pula yang membuat bumbu dramatisasinya terasa mengena kala keduanya hendak menuju gerbang kehidupan utama dengan menapaki sebuah realita.


SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar