Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BLANK (2019)

Blank, sekali lagi mengambil premis serangan/aksi teroris-yang kerap direpetisi oleh Bollywood kebanyakan dengan trope di mana kebutaan terhadap agama menjadi akar permasalahan. Pembukanya tampil menjanjikan, menampilkan salah satu tokohnya yang hendak di tembak mati pasca enggan memberikan jawaban kala diinterogasi-dengan hamparan tanah tandus nan retak sebagai saksi. Dari sini, atensi didapat-yang kemudian memunculkan sebuah ketertarikan tersendiri.


Belakangan diketahui bahwa pria yang hendak dieksekusi bernama Hanif (Karan Kapadia). Setelah dirinya tertabrak mobil, pihak medis menemukan bom bunuh diri terpasang dalam dada-yang sumbunya terhubung ke jantung dan menjalar ke pergerakan darah. Untuk itu, pihak rumah sakit menghubungi SS Dewan (Sunny Deol), anggota ATS (Anti-Terrorism Squad) guna menindaklanjuti kasus ini.


Menandai debut perdana Behzad Khambata (sebelumnya adalah asisten sutradara untuk film One Night Stand, OMG: Oh My God!, Boss) sebagai sutradara sekaligus penulis naskah bersama Pranav Adrash, Blank adalah sajian formulaik di mana rentetan aksi dan strategi akan mengisi-demi menambal durasi. Namun, itu bukan sebuah permasalahan-selama ditangani dengan sebagaimana mestinya, hasilnya adalah sebuah sajian yang cukup intens dalam meramu ketegangan, itu terbukti di sebuah sekuen pembuka-yang menyiratkan sebuah perkara di tengah kejadian-yang hendak ditelusuri kebenarannya.


Di samping kisah utama, Blank menyambungkan benang merah dengan kisah mengenai Farooq (Boloram Das), salah satu teroris (diantara 24 teroris lain) yang menjadi buruan Rohit (Karanvir Sharma) dan Husna (Ishita Dutta). Farooq dan mujahid lainnya (tentu kalimat ini adalah hasil dari pemahaman salah kaprah) adalah murid dari Maqsood (Jameel Khan), pemimpin kelompok teroris Tehreer Al-Hind yang mencanangkan pemboman 24 tempat di India.


Kedua guliran cerita tersebut sejatinya membentuk sebuah kesatuan yang utuh dan saling menguatkan-meski di lain kesempatan timbul secercah pertanyaan-yang saya yakin adalah bentuk kesengajaan para pembuat demi membuka sebuah kejutan di akhir cerita. Blank sebagai sajian straight-forward dirasa berjalan baik, meski untuk urusan thought-provoking sejatinya urung berjalan lancar dan berkutat pada permainan mencurangi sistem-seperti film serupa lainnya.


Guliran aksinya mampu memuaskan mata dengan bantuan pergerakan kamera lincah hasil bidikan R. Dee (yang juga melakoni debut perdana sebagai seorang sinematografer) yang menyulut sebuah ketegangan-meski di beberapa titik penting (menjelang klimaks), kentara terlihat perpindahan kasar. Namun, ini adalah perihal pengalaman-yang nantinya memberikan sebuah pelajaran. Sisanya, tak ada yang patut untuk dipermasalahkan-mengingat ini adalah karya dari seorang debutan.


Turut melakoni peran perdana adalah Karan Kapadia (keponakan Dimple Kapadia), yang sebagai debutan, memberikan performa tak mengecewakan dan patut untuk diperhitungkan. Namun, ini adalah film milik Sunny Deol yang berperan sebagai pihak berwenang dan jauh dari penokohan tak rasional. Karanvir Sharma tampil berkharisma, sementara Ishita Dutta termakan peran yang sengaja dihemat-demi menghasilkan gebrakan-yang sejatinya urung sepenuhnya berdampak.


Kendala untuk Blank menjadi tontonan diatas rata-rata dari sub-genrenya ialah pemakaian unsur flashback yang kian direpetisi-demi menghadirkan sebuah kejutan tersendiri-yang bukan masalah andai dihilangkan sekalipun. Akibatnya, penonton terasa disuapi oleh informasi yang jelas dapat mereka petik sendiri, dan ini menghalangi sebuah koneksi yang harusnya terpatri.


Mengenai konklusi, Blank sejatinya tampil cukup rapi-walaupun setelah melakukan aksi banting setir (baca: membuka twist). Mode autopilot yang dilakukan memang mengurangi sebuah kepentingan akan asas yang semula diterapkan-meski di lain kesempatan terdapat sebuah jalan yang membuka peluang kemungkinan-yang bisa dibenarkan. Alhasil, apa yang telah Blank lakukan tak sepenuhnya kosong, pun, sulit untuk sepenuhnya mengisi bagian kosong yang seharusnya diisi.


SCORE : 3/5

Posting Komentar

0 Komentar