Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

BETAAL (2020)

Menyadur salah satu dongeng tradisional India Vikram-Betaal, Betaal adalah proyek ambisius di mana horor bukan satu-satunya jualan utama dalam mengerakan cerita, turut dimasukan pula kritisi akan budaya kapitalis-yang hanya dijadikan sebatas pernak-pernik belaka kala filmnya kerap kebingungan menyalin setumpuk ide potensial berupa unsur mitos dan klenik masyarakat Hindu India (dalam konteks ini Vetala).


Dibuka lewat sebuah jurnal yang kemudian disusul oleh sebuah ritual masyarakat Adivasi, Betaal seharusnya tampil menjanjikan. Plot utamanya sendiri mengenai pasukan militer bernama Baaz Squad yang menjalankan tugas dengan mengambil alih sebuah desa bernama Campa-yang diduga kuat masyarakatnya terdiri dari golongan pemberontak Naxal. Dibawah tanggung jawab Komandan Tyagi (Suchitra Pillai) dan dalam pimpinan Komandan Vikram Sirohi (Vineet Kumar Singh), pasukan uni elit ini mengalami tekanan kala sebuah terowongan bekas persembunyian British East Indian Company dibuka kembali.


Ancaman tersebut datang dari makhluk berwujud pasukan redcoat-zombie yang menuruti perintah pemimpin mereka, Kolonel Lynedoch (Richard Dillane). Disutradarai oleh Patric Graham (Ghoul, Leila) yang juga turut menulis naskahnya bersamai Suhani Kanwar (Swim Team, Leila, Lipstick Under My Burkha), Betaal banyak meminjam formula generik film zombie dengan sentuhan The Descent (2005) dan mengabaikan esensi mitos utamanya yang urung terjelaskan. Kita hanya mengenal Betaal sebagai sebuah kutukan, tak lebih dari itu.


Pun, dalam eksekusinya, series yang terdiri dari 4 episode (masing-masing berdurasi 45 menit) kekurangan amunisi dalam menampilkan formula zombie-flick yang kebanyakan tampil malu-malu. Kentara di episode pertama dan kedua hal tersebut minim dieksplorasi dan memilih mengedepankan study charachter sarat repetisi, yang mana elemen tersebut diisi oleh penguluran kebenaran demi menciptakan sebuah kejutan.


Menginjak episode 3, Betaal mulai berani menumpahkan darah berlebih-yang berarti masih menampilkan kematian karakter secara off-screen dengan tambahan aksi-reaksi instan yang cukup mengasyikan. Kredit lebih patut diberikan kepada Manjiri Pupala yang berperan sebagai Puniya, wanita asal desa Campa dengan segala pengetahuannya terhadap kutukan Betaal. Dijadikan sebagai karakter kompas moral, Puniya justru mewakili karakter sarat unsur pemberdayaan wanita, karakter yang rela menggorok leher sang suami demi mengurangi infeksi zombie.


Selain Puniya, hadir pula DC Ahluwalia (Aahana Kumra) yang mewakili kekuatan wanita, secara fisik ia memiliki bekas luka di pipinya dan secara mental, keberaniannya mengalahkan nyawa yang bahkan ia punya. Puniya dan Ahluwalia adalah dua karakter wanita yang semestinya berada di series yang lebih baik ketimbang harus berkutat di alam zombie sarat kebingungan pembuatnya-yang tak hanya mengenyahkan logika dalam pembuatannya, turut menampilkan kebodohan yang membuat karakternya terasa semakin dangkal.


Memang, karakter yang kuat bukan ciri utama sebuah series yang sebatas menciptakan kesenangan dan hiburan. Namun, Betaal engan disebut bodoh dan ingin terlihat pintar dengan segala keterbatasannya. Momen yang seharusnya tampil sebagai sorotan utama terlemahkan oleh penyutradaraan sederhana-yang ingin menyimpan semuanya di penutup cerita. Singkatnya, Betaal kurang panas bagi cerita yang sedari awal sudah memanas.


Walaupun demikian, pemakaian tata kamera hasil tangkapan Tanay Satam (Made in Heaven, 99 Songs, 24: India) cukup variatif, menerapkan shaky cam serta tak ragu menempatkan kameranya tampil statis. Sayang, elemen teknis menawan ini urung dibarengi penceritaan mumpuni, yang sebatas menjadikan salah satu karakter sebagai incaran tanpa adanya sebuah pembangunan kompleks nan memadai.


Penutup yang seharusnya menjadi puncak keberhasilan, terhalang sebuah penerapan yang sepenuhnya mengandalkan simplifikasi di mana satu kejadian menyelesaikan permasalahan. Sementara clue untuk season 2 ditampilkan, Betaal kembali menapaki teritori baru-yang seharusnya dapat menjadi sebuah pembuktian baru.


SCORE : 2.5/5

Posting Komentar

0 Komentar