Adaptasi film Perancis berjudul Beautiful Lies (2010), Shimla Mirchi-yang menandai kembalinya Ramesh Sippy ke bangku sutradara pasca terakhir menyutradarai Zamana Deewana (1995) bermain lewat drama-romansa sederhana yang berpotensi menghasilkan sebuah hiburan ringan pelepas tawa terkendala perihal naskah yang amat menyepelekan beragam persoalan dan meleburkan potensi yang seharusnya ditampilkan. Singkatnya, Shimla Mirchi terlalu usang untuk diterapkan di masa kini.
Mengalami penundaan rilis semenjak syuting dilakukan pada tahun 2015, Shimla Mirchi terjangkit virus film yang mengalami penundaan dan kerap memiliki kualitas diluar harapan. Latar Shimla yang digunakan sebagai arena cerita pun urung dieksploitasi, selain hanya untuk sesekali dijadikan tempat di mana para karakternya bersama dalam sebuah sekuen lagu yang hanya tampil sesaat.
Kisahnya sendiri mengetengahkan tentang Avinash (Rajkummar Rao) yang tengah berlibur bersama keluarga di Shimla. Ketika hendak pulang dari liburannya, Avinash seketika berhenti kala melihat seorang wanita yang berlari menggunakan saree. Bisa ditebak, Avinash jatuh cinta dengan wanita yang baru saja ia lihat dan memutuskan untuk tinggal di Shimla sementara.
Belakangan di ketahui bahwa wanita tersebut bernama Naina (Rakul Preet Singh), pemilik kafe kopi yang tengah mencari karyawan untuk tokonya. Demi mengejar cintanya, Avinash rela menjadi karyawan-meski hanya di bayar tak seberapa besar. Shimla Mirchi kembali mendeskripsikan bahwa ketika seseorang jatuh cinta, apa saja bisa dilakukan demi hanya untuk merasakan dan kemudian mendapatkannya.
Sayang, Avinash adalah tipikal pria yang sulit mengungkapkan rasa ketika dihadapkan dengan wanita. Ide baru hadir kala seorang teman menyarankan Avinash untuk mengungkapkan perasaan lewat sepucuk surat guna menyampaikan rasa cintanya. Di sini konflik utamanya hadir, kala surat cinta yang ditulis oleh Avinash untuk Naina mendarat di tangan sang ibu, Rukmini (Hema Malini) ketika Naina rupanya mempunyai maksud baru.
Rukmini sendiri ditinggal oleh sang suami, Tilak (Kanwaljit Singh) yang memilih untuk menikah lagi dengan gadis yang lebih muda-sementara Rukmini masih terjebak dengan rasa cinta. Itulah alasan mengapa ia enggan menandatangani surat cerat yang diajukan sang suami kepadanya.
Selain sebagai adaptasi, Shimla Mirchi pun meminjam ide dasar dari legenda Cyrano de Bergerac, di mana sebuah surat yang kemudian diteruskan ke orang lain membuat sebuah komplikasi tersendiri. Ketika formula ini digunakan, Shimla Mirchi sempat menyulut ketertarikan tersendiri-semenjak Rukmini mengisi dan jatuh cinta dengan surat yang ia anggap bersal dari si pengagum rahasia. Hema Malini yang terakhir bermain dengan Sippy dalam Sholay (1975) kembali menampilkan performa megabintang miliknya kala ia berhasil "bermain centil" layaknya kawula muda yang baru merasakan cinta.
Momen tersebut memang berhasil menarik perhatian, di tengah naskah buatan sang sutradara bersama Kausar Munir, Vipul Binjola (Singh Is King, Oh, My God!!, F.A.L.T.U) dan Rishi Virmani (Singh Is King, Oh, My God!!, Ki & Ka) yang kurang memberikan sorotan. Andai seluruh durasi diisi oleh momen tersebut pun saya takkan keberatan ketimbang sebatas dijadikan momen sambil lalu-yang tak pernah saya harapkan akan tampil begitu.
Setelahnya, Shimla Mirchi kehilangan ketertarikan tersendiri kala fokus cerita yang semula menampilkan romansa bertolak belakang mulai perlahan berjalan sepihak. Dan, ketika filmnya mulai menapaki konklusi, Shimla Mirchi mulai melakukan penguluran kala momen seperti ini banyak kita saksikan di FTV. Di saat film Bollywood arus utama mulai menampilkan sebuah progres yang luar biasa, Shimla Mirchi adalah pengecualian. Kemunduran ditampilkan lewat sebuah penyelesaian sarat simplifikasi yang mestinya dapat diakali.
SCORE : 2.5/5
0 Komentar