Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

TEMAN TAPI MENIKAH 2 (2020)

Kehadiran Teman tapi Menikah 2 bukan semata-mata memanfaatkan kesuksesan film pertamanya yang dicintai oleh penonton pula kritikus secara bersamaan. Lebih dari itu, adaptasi jilid kedua dari novel berjudul sama karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion ini membawa pemahaman penting seputar edukasi pasca pernikahan lewat media hiburan yang efektif pula efisien. Teman tapi Menikah 2 jelas lebih penting kehadirannya dibanding film bertema romansa kebanyakan yang meminjam cerita hasil muatan Wattpad yang kerap berujung salah kaprah dalam meromantisasi naskah.


Jelas perbedaan signifikan terkait pergantian pemain sulit untuk dihindarkan, namun, kehadiran Mawar de Jongh yang menggantikan Vaneesha Prescilla sebagai Uca alias Ayudia tak seburuk apa yang diharapkan. Baik Vaneesha maupun Ayudia punya persona masing-masing yang sulit ditandingi-meski dalam konteks lebih dewasa ini, Mawar adalah pilihan yang tepat untuk memerankannya. Adipati Dolken masihlah Ditto dengan segala tingkah polah konyol-sedikit romantis miliknya, keduanya lantas menghasilkan sebuah chemistry "gemas-gemas manja" yang membuat saya gregetan (in a good way) dibuatnya.


Melanjutkan kisah film pertamanya, Ayu dan Ditto yang baru saja menikah mulai belajar membangun sebuah rumah tangga yang mereka idam-idamkan, termasuk merencanakan sebuah perjalanan keliling dunia ditengah masa bulan madunya. Sayang, rencana tersebut mengalami hambatan kala Ayu yang baru saja menikah mulai positif hamil. Dari sini beragam kendala pula permasalahan menerpa rumah tangga mereka, terutama perubahan sikap Ayu akibat hormon yang kerap membuatnya marah-marah.


Akibatnya, Ditto dibuat tak mengerti pula pusing-yang sesekali menuntut Ayu untuk mengikuti kata hati dengan membuatnya mudah malah menjadikan bumerang dalam hubungan keduanya. Dari sini, naskah hasil tulisan Johanna Wattimena (Teman tapi Menikah, Sin, The Way I Love You) menjadikan permasalahan sebagai sebuah ajang yang nantinya membentuk sebuah pelajaran terkait menjalani hubungan yang sebenarnya, yang didalamnya terdapat muatan penting untuk disimak, salah satunya terkait perubahan sikap pada fase kehamilan-yang banyak mewakili penontonnya, sekaligus memberikan sebuah pencerahan terhadapnya.


Pemaparannya jelas sama menyenangkan seperti film sebelumnya-meski kekurangan minor dapat gampang ditemukan. Salah satunya ialah kurangnya sebuah pemahaman bagi Ditto yang kerap "lolos" dari permasalahan-ketimbang memberikannya sebuah pelajaran. Ini mungkin tak menjadi sebuah permasalahn besar, kala Teman tapi Menikah 2 memilih jalur ringan-yang bukan haram hukumnya untuk diterapkan. Hasilnya adalah sebuah sajian yang kerap mengundang gelak tawa berlebihan-meski sesekali, senyum simpul bertindak.


Seperti yang telah saya singgung, Teman tapi Menikah 2 menempuh jalur dewasa-yang kemudian membawa sebuah edukasi terhadap dedikasi seorang Rako Prijanto dalam membungkus persoalan-yang tak ragu membicarakan masalah seputar pendidikan seks tanpa terkesan tanggung. Kehadirannya jelas menguatkan adegan yang kemudian disusul sebuah kepentingan dalam hal pemaparan.


Jika dalam film pertama warna kekuning-kuningan memberikan sebuah ciri khas tersendiri, dalam sekuelnya, warna kehijau-hijuauan diterapkan-yang kemudian membawa sebuah ketenangan. Entah itu dalam bentuk hamparan padi maupun pemilihan color grading miliknya.


Memasuki konklusi, Rako kemudian menerapkan sebuah romantisasi atas emosi lewat jalan penyelesaian yang menghadirkan sebuah kebahagiaan pula kesakralan prosesi melahirkan dengan mantra Tvameta Mata sebagai makna penjelasan sebenarnya. Teman tapi Menikah 2 adalah tontonan ringan yang menghadirkan sebuah kebahagiaan, mengajak penontonnya tertawa dalam rangka merayakan bagian kehidupan ditengah semesta yang kemudian menghadirkan sekala sebagai alasan pula jawaban.


SCORE : 4/5

Posting Komentar

0 Komentar