Tab

Ticker

6/recent/ticker-posts

THE COURIER (2019)

The Courier garapan sutradara Zackary Adler adalah kompilasi atas apa yang kita saksikan dari sebuah film aksi. Karakter antagonis yang gemar menipu, ceklis. Twist, ceklis. Karakter utama yang terdesak, ceklis. Protagonis yang menahan luka dengan barang seadanya (ex: solatif), ceklis. Motivasi karakter utama berdasar atas kejadian masa lalu, ceklis. Sejenak, tak ada yang benar-benar baru dari sebuah film yang mengisahkan tentang seorang kurir-yang secara tak sengaja terlibat dalam sebuah situasi meregang nyawa sekaligus menyelamatkan nyawa.



Ezekiel Mannings (Gary Oldman) adalah pemipin organisasi kejahatan yang tak segan menghilangkan nyawa, ia menyewa seorang kurir (Olga Kurylenko) untuk mengantarkan sebuah paket-yang ternyata adalah bom berisi sianida-yang ditujukan untuk membunuh Nick (Amit Shah), saksi kunci kejahatan Ezekiel.


Naskah yang dikerjakan secara keroyokan oleh Zackary Adler, James Edward Barker, Andy Conway dan Nicky Tate sangatlah tipis. Seperti yang terlihat dalam trailer-nya, tak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa sang kurir dijebak oleh sang pemesan-yang kemudian berujung pada sebuah usaha menyelamatkan nyawa.


Seperti yang telah saya singgung sedari awal, praktis, The Courier sepenuhnya mengandalkan pada sajian aksi yang harus diakui masih mampu merenggut atensi. Namun, pasca sebuah gelaran laga tangan kosong hingga desingan peluru dalam upaya melakukan baku tembak yang tampil dalam oktan tinggi-pernah kita saksikan sebelumnya-The Courier terlihat sangat kerdil.


Pun, dalam eksekusinya, gelaran aksi yang dibungkus dalam one-place-show-sebuah basemen, The Courier menerapkan aksi "kucing-tikus" yang bisa saja tampil efektif andai Adler jeli memainkan timing. Mudah untuk menduga kapan seorang karakter akan melakukan perlawan-yang mana bukan sebuah alasan andai sang sutradara menekankan sebuah urgensi lebih. The Courier kehilangan sebuah kepedulian-yang seharusnya menjadi sebuah kebutuhan.


Dalam menghadirkan twist, sukar untuk terkejut terhadap apa yang dihasilkan pasca sang pelaku utama sudah sedari awal dikenalkan. The Courier mungkin bisa terlepas dari problema andai sedari awal ditekankan straightforward formula tanpa harus dijejali sebuah kelokan yang nihil sebuah kejutan. Pun, rasanya tak perlu aktor sekaliber Gary Oldman untuk memerankan seorang villain yang sebatas setor tampilan tanpa unjuk kemampuan. Talenta luar biasa sang aktor jelas tersia-siakan.


Beruntung, sebagai seorang femme fatale, Olga Kurylenko setidaknya mampu mengembam tugas dengan baik dan bijak, dengan setelan ketat pula motor hitam pekat, sang aktris jelas butuh film yang lebih dari pada ini. Sementara pemilihan Amit Shah sebagai seorang saksi terasa canggung kala dirinya dituntut melontarkan sebuah komedi-yang mana menciptakan sebuah kesan cukup cringey bersama Kurylenko-yang jelas lebih mumpuni.


Sebagai sebuah hiburan, The Courier setidaknya dapat dinikmati andai anda tak peduli dengan naskah yang rapi pula eksekusi yang lebih mumpuni. Kesalahan fatal dalam The Courier adalah naskahnya yang terlampau berambisi, menciptakan sebuah lubang logika yang mestinya dapat diakali dan dimengerti andai sedari awal niatan tampil "biasa" ditekankan. The Courier adalah sajian aksi biasa yang ingin terlihat luar biasa tanpa pernah memperhatikan skema penulisan, sebatas mengulang, tanpa ada niatan untuk tampil gemilang.


SCORE : 2/5

Posting Komentar

0 Komentar