Saya memang bukan penggemar maupun pembenci Roy Kiyoshi, anak indigo yang namanya melejit pasca mengisi sebuah variety show di stasiun televisi-yang berbicara perihal ilmu mistis lewat penerawangan mata dan pikirannya. Berniat merangkul sang penonton setia, kehadiran Roy Kiyoshi: The Untold Story adalah demi menghasilkan pundi finansial semata-yang semakin berpengaruh kala sang pemain utama baru saja merilis cerita novel kehidupannya.
Disutradarai oleh Jose Poernomo (Silam, Jailangkung, Reva: Guna Guna) yang turut menulis naskah bersama Aviv Elham (Tali Pocong Perawan, Jaga Pocong, Arwah Tumbal Nyai) *saya mulai mencium aroma kegagalan dari sini*, ceritanya merupakan semi-biografi dari sang tituler-yang kemudian memerankan tokoh versi alternatif.
Dikisahkan Roy (Roy Kiyoshi) baru saja kehilangan sang adik, Rani (Clarice Cutie) setelah ia berhasil menyelematkan nyawa seorang anak dari genggaman iblis bernama Banaspati. Pasca kejadian tersebut, Roy terpuruk, mengasingkan diri di sebuah pulau dekat pantai sembari bertemankan dengan alkohol yang rutin ia konsumsi. Di sisi lain, hadir Sheila (Angel Karamoy) pekerja LSM sekaligus lulusan psikologi strata dua, mencoba mencari kebenaran terkait hilangnya anak-anak secara misterius-sembari melancarkan misi personal atas pencarian jawaban sang adik yang juga menjadi korban Banaspati.
Mudah untuk mengetahu bahwa nantinya kedua karakter tersebut akan saling bekerjasama menghabisi Banaspati, sebelum membahasanya lebih lanjut, saya akan mengutarakan pandangan saya mengenai karakterisasi tokoh Sheila yang jauh dari kesan mantan mahasiswa dengan segala tingkah dan sikap disiplinnya. Saya akui kegiatan nekat Sheila dipicu atas keinginan menyelesaikan masalah, namun naskahnya sendiri salah kaprah, dalam beberapa adegan Sheila bak terlihat sebagai pengutil-alih-alih sosok yang menjunjung tinggi aturan dalam kedisiplinan.
Dangkal. Demikian karakterisasi yang turut menerpa sang karakter titulernya sendiri, sepanjang durasi Roy tak diberikan beban tersendiri selain senantiasa menampilkan wajah datar sedikit sempoyongan yang mengindikasikan ia pecandu alkohol. Saya meragukan kredibilitas seorang Roy Kiyoshi dalam berakting, yang bahkan untuk mengucapakan barisan dialog terdengar natural pun ia tak mampu, padahal kehadirannya jelas membutuhkan sebuah koneksi atas terciptanya simpati dari penonton yang sukar sekali diberikan.
Seolah belum cukup, saya pun menanyakan kehadiram dan keputusan Tante Riska (Olga Lydia) yang melaporkan kasus kehilangan Rani kepada pihaka polisi, disamping ia meyakini bahwa Rani diculik oleh Banaspati. Kekeliruan ini menandakan bahwa penulisnya kurang peka terhadap penguasan materi cerita yang sebatas menulis tanpa benar yakin terhadap apa yang hendak ditulis. Singkatnya, mereka kebingungan bagaimana menambahkan penceritaan.
Berbicara mengenai barisan teror, saya mengapresiasi naskahnya yang menjauhkan filmnya tersusun atas kompilasi jumpscare semata-yang kemudian disusul oleh tata rias makhluknya yang cukup kreatif, membedakan sosok Bansapati dengan sosok makhluk yang kerap menguasai genre horor dengan memadukan unsur budaya Jepang (sarat akan penampilan prajurit Yoshimitsu lengkap dengan Kabuto khas-nya) dengan sosok sesuai legenda Nusantara yang mengatakan bahwa Banaspati adalah iblis penguasa api.
Selebihnya? Tak ada yang patut untuk diapresiasi kembali. Roy Kiyoshi: The Untold Story adalah sebuah bentuk kemalasan dalam bercerita pula eksekusi yang kerap tak memperhatikan timing-selain membawa setumpuk tanya menganga terkait penerapannya. Memasuki 15 menit terakhir durasi, naskahnya masih bergulat dengan pondasi-yang tersaji asal jadi sebelum mencapai konklusi yang memasang metode kebut tinggi.
Konklusinya seperti yang telah kita bayangkan, di mana Roy berhadapan dengan Banaspati setelah memilih menghadapi (dalam fase serba instan). Dari sini potensi dalam menampilkan sebuah pertarungan sengit hadir, namun Jose enggan untuk menjamah dan kukuh terhadap ideologi menciptakan pertarungan khas film animasi fantasi, namun , pasca ia memilih untuk mengakhiri semuanya dengan sebuah deus-ex-machina, Roy Kiyoshi: The Untold Story berada di titik terendah miliknya.
SCORE : 1/5
0 Komentar